Masuki Normal Baru, Industri Otomotif Ubah Strategi
Sejak munculnya Covid-19, industri otomotif mengakselerasi penerapan digitalisasi pada proses produksi sebagai upaya bertahan di tengah pandemi. Ketidakpastian normal baru mendorong industri untuk menyesuaikan strategi.
Oleh
Agnes Theodora
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Penerapan normal baru di tengah perkembangan pandemi Covid-19 yang penuh ketidakpastian mendorong pelaku industri otomotif menyesuaikan strategi usahanya. Digitalisasi industri, seperti penggunaan mesin dan robot pada beberapa proses produksi, pun mulai dijadikan solusi untuk mempertahankan operasional di tengah pembatasan.
Marketing Division Head PT Isuzu Motor Indonesia Attias Asril mengatakan, keputusan pemerintah membuka kembali kegiatan ekonomi setelah pengetatan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) pada periode Juli-Agustus 2021, akan membantu mendongkrak kembali kinerja industri otomotif yang sempat menurun selama PPKM.
Data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia mencatat penurunan penjualan kendaraan pada kurun Juli-Agustus 2021. Padahal, sebelumnya, berkat penerapan relaksasi pajak penjualan atas barang mewah ditanggung pemerintah (PPnBM DTP) 100 persen untuk pembelian mobil baru yang dimulai Maret 2021, penjualan kendaraan sempat naik mencapai 72.000-78.000 unit per bulan. Namun, setelah penerapan PPKM, penjualan turun kembali menjadi 60.000 unit per bulan.
”PPKM berpengaruh terhadap penjualan, khususnya kendaraan komersial (commercial vehicle/CV). Begitu kegiatan bisnis menurun, itu langsung berdampak pada kebutuhan akan kendaraan CV,” kata Attias dalam sesi workshop wartawan industri yang diadakan PT Astra International Tbk secara daring, Jumat (27/8/2021).
Meski sudah ada pelonggaran, Attias mengatakan, pelaku usaha tetap bersiap dengan kondisi yang penuh ketidakpastian. ”Kami harus bersiap menghadapi Covid-19 sebagai endemik. Di kemudian hari akan banyak buka-tutup pembatasan. PPKM dilonggarkan, lalu diperketat lagi, dan seterusnya. Kami prediksi situasi ini akan berlangsung sampai tahun 2022-2023,” katanya.
Industri otomotif pun melakukan sejumlah penyesuaian. PT Isuzu Motor Indonesia menyiapkan empat strategi untuk menghadapi kondisi normal baru. Pertama, menggeser penetrasi pasar ke segmen yang sedang bertumbuh di tengah pandemi, seperti logistik.
Kedua, mengelola sumber daya manusia dengan hati-hati. Pekerja yang harus bekerja ke lapangan harus dipastikan terlindungi. Penerapan protokol kesehatan (prokes) yang jauh lebih ketat di lingkungan perusahaan menjadi hal yang tidak bisa ditawar karena tanpa prokes ketat, selain membahayakan pekerja, juga bisa merugikan perusahaan.
Ketiga, meningkatkan kualitas jasa after sales atau layanan setelah pembelian. Keempat, sejalan dengan peralihan industri otomotif ke Industri 4.0, perusahaan juga mulai menerapkan digitalisasi dari proses awal sampai akhir produksi. ”Kalau mau lebih cepat dan maju, mau tidak mau harus melakukan digitalisasi,” kata Attias.
Tenaga robotik
Marketing Director dan Corporate Planning and Communications Director PT Astra Daihatsu Motor (ADM) Amelia Tjandra mengatakan, pihaknya mulai melakukan digitalisasi pada sistem kontrol. Selain sebagai bagian dari beradaptasi di masa pandemi, juga persiapan memasuki Industri 4.0. Proses digitalisasi ini dimulai pada 2020 ketika pandemi baru terjadi dan terus berlanjut sampai tahun ini.
Amelia mengatakan, seluruh operasional industri di PT ADM kini dikontrol oleh sistem digital, mulai dari sistem pemesanan (order and receiving system), gudang atau tempat penyimpanan pintar (smart warehousing), sampai penggunaan sistem GPS (global positioning system) untuk melacak pengiriman dan pengantaran.
”Kami juga sudah memperluas penggunaan robot, terutama untuk proses welding (pengelasan) kendaraan di titik-titik yang sangat sulit dan butuh akurasi tinggi. Ini sudah diterapkan hingga 90 persen sehingga termasuk pemakaian robot yang terbesar di industri otomotif dalam negeri,” kata Amelia.
Robot juga digunakan pada proses aplikasi sealer (perapat) di badan kendaraan. ”Kalau menggunakan tenaga manusia, sealer terkadang bisa kebanyakan atau kekurangan, tergantung suasana hati atau kondisi yang bertugas. Namun, kalau dengan robot, sealer bisa diberikan tepat dan merata,” ujarnya.
Perpanjangan diskon pajak
Sepanjang tahun ini, kinerja industri otomotif terbantu oleh kebijakan diskon PPnBM DTP 100 persen yang diterapkan pemerintah sejak Maret 2021 dan berakhir pada Agustus 2021.
Gaikindo mencatat, produksi mobil pada periode Januari-Juli 2021 mencapai 588.881 unit atau naik 49,4 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Sementara penjualan dari pabrik ke dealer (wholesale) mencapai 460.105 unit atau naik 40,8 persen dibandingkan tahun lalu.
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan, dirinya telah menandatangani usulan perpanjangan relaksasi PPnBM DTP 100 persen. Pemberian diskon itu disebutnya sangat membantu mendongkrak produksi dan penjualan mobil selama pandemi, serta memberi efek beruntun pada sektor industri lainnya yang tergabung dalam rantai pasok otomotif.
”Saya sudah tanda tangani surat kepada Menteri Keuangan untuk mengusulkan perpanjangan karena itu berkaitan dengan industri pendukung otomotif di belakangnya yang banyak sekali,” kata Agus.
Sebelumnya, pelaku otomotif yang tergabung dalam Gaikindo sempat meminta perpanjangan diskon PPnBM DTP 100 persen. Ketua I Gaikindo Jongkie Sugiarto mengatakan, insentif tersebut berhasil mendongkrak utilitas industri otomotif dan penjualan mobil baru di tengah pandemi. Akibatnya, sektor otomotif bisa mempertahankan pekerja dan menghindari pemutusan hubungan kerja sepanjang pandemi (Kompas, 20/8/2021).