logo Kompas.id
EkonomiDilema Bulog Jembatani Hulu...
Iklan

Dilema Bulog Jembatani Hulu dan Hilir

Anjloknya harga gabah di tingkat petani dan penggilingan dua tahun terakhir mengindikasikan terganggunya fungsi stabilisasi. Namun, sebagai stabilisator, Bulog menghadapi dilema. Sektor hulu dan hilir jadi tidak padu.

Oleh
M Paschalia Judith J/M Kurniawan
· 5 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/0JE9_Ht-kwaZLaVy5EToir8s_gk=/1024x575/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2021%2F01%2Fcd494770-02f1-41c8-a1c0-d51fb7244da3_jpg.jpg
KOMPAS/DIONISIUS REYNALDO TRIWIBOWO

Seorang petani di Desa Belanti Siam, Kabupaten Pulang Pisau, Kalimantan Tengah, Jumat (29/1/2021), duduk di atas karung-karung gabah kering hasil panen di lokasi ”food estate”. Hasil panen kali ini jauh dari harapan petani.

Sejak April 2020 hingga Juli 2021, kasus harga gabah di tingkat petani di bawah harga pembelian pemerintah cenderung merangkak naik. Situasi ini menjadi penanda baru lemahnya instrumen stabilisasi harga yang krusial untuk memastikan insentif bagi seluruh pelaku usaha di industri perberasan nasional.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat rentetan kasus harga gabah kering panen (GKP) di bawah standar harga pembelian pemerintah (HPP) sejak April 2020. Kasus biasanya terjadi pada panen raya musim tanam rendeng, yakni selama kurun Februari-Juni, ketika siklus produksi gabah mencapai puncaknya.

Editor:
Mukhamad Kurniawan
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000