Hotel dan Kafe di Lombok Gagas Kolaborasi Usaha Hadapi Pandemi
Kolaborasi usaha dinilai menjadi salah satu strategi menghadapi dampak pandemi. Hal itu juga yang dilakukan Sheraton Senggigi Beach Resort, Lombok Barat, yang berkolaborasi dengan Kinta Coffee Mataram.
Oleh
ISMAIL ZAKARIA
·3 menit baca
MATARAM, KOMPAS —Merebaknya pandemi berdampak pada berbagai industri di Lombok, Nusa Tenggara Barat, termasuk perhotelan serta makanan dan minuman. Menghadapi kondisi itu, dua industri tersebut mulai menggagas kolaborasi agar roda bisnis mereka tetap berjalan selama masa pandemi.
Kolaborasi itu yang kini juga dilakukan oleh Sheraton Senggigi Beach Resort, salah satu hotel di kawasan Senggigi Lombok Barat, dengan Kinta Coffee, sebuah toko kopi di Kota Mataram.
Director of Food and Beverages Sheraton Senggigi Beach Resort Sebastian Suanda, di Senggigi, Rabu (25/8/2021), mengatakan, pada masa pandemi, perubahan begitu cepat terjadi sehingga berpikir kreatif dan inovatif menjadi sangat penting.
”Berdasarkan hal itu, kami berusaha untuk membuka diri guna mengambil peluang yang ada. Salah satunya adalah berkolaborasi dengan Kinta Coffee,” kata Sebastian.
Sebastian mengatakan, bisnis tidak hanya berbicara keuntungan atau profil saja. Tetapi, juga menyesuaikan pola pikir dan memperluas jaringan. Oleh karena itu, kolaborasi menjadi salah satu elemen penting dalam berbisnis.
”Kolaborasi diharapkan untuk dapat memberikan dampak positif bagi bisnis itu sendiri. Terutama di tengah situasi yang kurang kondusif seperti saat ini,” kata Sebastian.
Menurut Sebastian, lewat kolaborasi tersebut, tidak hanya Sheraton Senggigi, tetapi Kinta Coffee juga bisa mendapat manfaat. Baik dalam meningkatkan keuntungan maupun melebarkan kesempatan bisnis.
Kolaborasi diharapkan untuk dapat memberikan dampak positif bagi bisnis itu sendiri. Terutama di tengah situasi yang kurang kondusif seperti saat ini. (Sebastian Suanda)
Sebastian menambahkan, pemilihan Kinta Coffee juga sejalan dengan visi dan misi Sheraton Hotels dan Resorts, yakni sebagai tempat berkumpul atau sebagai entitas yang berusaha menyatukan orang-orang dengan semangat yang sama dalam sebuah komunitas.
Penanggung jawab Kinta Coffee, Yusak Cahya Setiawan, mengatakan, sebagai wirausaha muda, pihaknya tertantang untuk tidak mudah menyerah menghadapi masa pandemi yang terjadi.
Oleh karena itu, menurut Yusak, kolaborasi menjadi cermin kekuatan anak muda yang harus berinovasi dan mampu menciptakan ide-ide kreatif di Kota Mataram. ”Kolaborasi Kinta dengan Sheraton adalah solusi bagi pelaku usaha di masa (pandemi) seperti sekarang,” kata Yusak.
Bentuk
Sebastian menambahkan, kolaborasi dengan Kinta Coffee akan berlangsung dari Agustus hingga pertengahan September. Tetapi, tetap ada kemungkinan untuk diperpanjang.
Dalam kolaborasi tersebut, Sheraton Senggigi menghadirkan beberapa menu pilihan yang dinilai cocok dinikmati dengan beragam kopi di Kinta. Sejak dibuka tahun 2020, Kinta yang berlokasi di Jalan Langko Mataram menawarkan pilihan kopi klasik hingga kopi andalan mereka.
Menurut Sebastian, menu yang ditawarkan tersebut, seperti kue kering (croissant) dengan isian salmon hingga ayam. Selain itu ada juga Tom Yum, ricebowl ayam dan daging, serta chicken waffle.
Menurut Sebastian, hidangan-hidangan tersebut tersedia pada Selasa hingga Sabtu mulai dari pukul 11.00 hingga 20.00. Harganya mulai dari Rp 35.000 hingga Rp 75.000 per porsi. Pada jam tertentu, juga ada potongan harga untuk pengunjung.
Seperti diberitakan, pandemi yang telah berlangsung lebih dari satu tahun berdampak pada berbagai industri. Di Lombok, misalnya, industri pariwisata termasuk salah satu yang lesu karena sepinya wisatawan.
Dalam industri pariwisata itu, bisnis akomodasi serta makanan dan minuman terpuruk. Kondisi itu terpantau berlangsung di seluruh wilayah NTB, baik di Pulau Lombok maupun Pulau Sumbawa.
Saat itu, upaya menggairahan kembali sektor pariwisata terus dilakukan. Menurut Gubernur NTB Zulkieflimansyah, salah satu upaya yang dilakukan adalah mengendalikan Covid-19 dengan mempercepat vaksinasi.
Oleh karena itu, vaksinasi bagi masyarakat dan pelaku usaha jasa pariwisata di kawasan wisata semakin gencar dilakukan. Pada Sabtu (21/8/2021), misalnya, sekitar 3.000 warga dan pelaku pariwisata di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika divaksinasi.
Selain mempercepat terwujudnya zona hijau pariwisata di Mandalika, vaksinasi itu juga untuk mengejar pelaksanaan World Superbike pada 12-14 November 2021. Salah satu ajang internasional itu juga diharapkan bisa menggairahkan kembali sektor pariwisata NTB.