Chandra Asri dan Sinar Mas Dorong Penggunaan Aspal Plastik
PT Chandra Asri Petrochemical Tbk terus mendorong inisiatif penggunaan aspal plastik di Indonesia, terutama di industri properti. Jalan sejauh 15 kilometer di kawasan BSD City kini mulai dilapisi dengan aspal tersebut.
Oleh
Stefanus Osa Triyatna
·3 menit baca
TANGERANG, KOMPAS — PT Chandra Asri Petrochemical Tbk bersama Sinar Mas Land terus mendorong inisiatif penggunaan aspal plastik di Indonesia, terutama di industri properti. Sejak 2018, hampir ratusan ton sampah plastik diolah menjadi aspal plastik yang digunakan untuk pelapis jalan sepanjang hampir 50 kilometer.
Vice President of Corporate Relations and Sustainability Chandra Asri Petrochemical Edi Rivai dalam konferensi pers kerja sama Chandra Asri dan Sinar Mas Land, Selasa (24/8/2021), mengatakan, rantai produksi dari sampah plastik hingga menjadi aspal melibatkan banyak pemangku kepentingan, termasuk Asosiasi Daur Ulang Sampah Plastik Indonesia (ADUPI). Setiap 1 kilometer jalan yang menggunakan aspal plastik membutuhkan 1,6 ton plastik atau 1,2 juta kantong plastik.
Sejak 2018, penggunaan aspal sampah plastik ini tidak hanya digunakan untuk pelapis jalan di pabrik Chandra Asri, tetapi juga di jalan alternatif Cileungsi, Bogor, sejauh 1,3 kilometer, ruas jalan Cilegon sejauh 19,17 kilometer, ruas jalan di Kota Tegal sejauh 0,16 kilometer, Universitas Dian Nuswantoro di Semarang sejauh 960 meter, Kudus sejauh 13,96 kilometer, dan di Universitas Indonesia sejauh 0,07 kilometer.
”Sejalan dengan prinsip kami sebagai mitra pertumbuhan, kerja sama dengan Sinar Mas Land menjadi bukti upaya kami untuk terus mencari solusi berkelanjutan atas permasalahan sampah, khususnya sampah plastik di Indonesia. Kami percaya, permasalahan sampah plastik dapat ditangani dengan partisipasi berbagai pemangku kepentingan,” kata Edi.
Setiap 1 kilometer jalan yang menggunakan aspal plastik membutuhkan 1,6 ton plastik atau 1,2 juta kantong plastik.
Sementara itu, Circular Economy Specialist Chandra Asri Nicko Setyabudi menjelaskan, aspal plastik sebenarnya merupakan program yang diinisiasi Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) tahun 2017. Sampah plastik memiliki nilai ekonomi yang sangat rendah. Namun, Chandra Asri melihat program ini sangat prospektif.
Dari hasil riset, aspal dengan campuran sampah plastik tersebut memiliki peningkatan daya tahan jalan hingga 40 persen, termasuk ketahanan terhadap air dan keretakan. Tentunya, kata Nicko, ada bonus ekonomi karena sampah plastik sebetulnya sudah ada yang mengelola, yaitu pemulung dan pelaku daur ulang yang menjadi bagian rantai pasok.
Dalam program ini, Sinar Mas Land dan Chandra Asri juga bekerja sama dengan ADUPI untuk penyediaan bahan daur ulang sampah plastik kresek. Model yang digunakan mengandung plastik (cacahan kantong plastik/HDPE) sehingga menghasilkan campuran aspal yang memiliki sifat tahan terhadap deformasi (perubahan bentuk akibat suhu) dan lebih baik dalam ketahanan.
Gabriel Andari Kristanto, dosen Fakultas Teknik Universitas Indonesia, menjelaskan, penggunaan aspal sampah plastik yang dilakukan Chandra Asri dan Sinar Mas Land merupakan salah satu aplikasi dari konsep ekonomi sirkular. Dalam kegiatan ini, sampah plastik di-upcycle menjadi campuran aspal sehingga memiliki nilai ekonomi yang lebih tinggi.
Model yang digunakan mengandung plastik (cacahan kantong plastik/HDPE) sehingga menghasilkan campuran aspal yang memiliki sifat tahan terhadap deformasi (perubahan bentuk akibat suhu) dan lebih baik dalam ketahanan.
”Tidak hanya itu, sampah plastik juga menjadi materi dengan daya guna baru yang dapat dinikmati masyarakat. Hal ini tidak hanya menguntungkan secara bisnis, tetapi juga masyarakat dan lingkungan,” kata Andari.
Andari pun mendefinisikan ekonomi sirkular yang terdapat pada aspal sampah plastik, antara lain menghilangkan limbah dan pencemaran. ”Selain itu, terjadi regenerasi sistem alam. Tidak ada dalam konsep sampah di alam, bahkan daun yang jatuh di hutan pun akan bermanfaat untuk menyuburkan tanah. Dengan mengembalikannya ke alam, kita meningkatkan kualitas sumber daya yang ada,” ujarnya.
Ignesjz Kemalawarta, Head of Corporate Governance and Sustainability Sinar Mas Land, mengatakan, ”Kami prihatin sekali karena selama ini Indonesia dikenal sebagai produsen plastik paling wahid di dunia. Tentu, kita perlu usaha bersama dengan seumlah pihak untuk bisa mengurangi penggunaan plastik yang ada di masyarakat.”