Jalan tol pertama di Kalimantan menghubungkan Balikpapan dan Samarinda. Kehadiran jalan tol sepanjang 97,99 kilometer ini diharapkan bisa memunculkan titik-titik pertumbuhan ekonomi baru di Kalimantan.
Oleh
Nina Susilo
·4 menit baca
BALIKPAPAN, KOMPAS — Presiden Joko Widodo meresmikan ruas Jalan Tol Balikpapan-Samarinda. Kehadiran jalan tol pertama di Kalimantan ini diharapkan bisa mengungkit pertumbuhan di Kalimantan Timur.
Presiden Joko Widodo meresmikan seksi 1 dan seksi 5 dari ruas Jalan Tol Balikpapan-Samarinda di Gerbang Tol Manggar, Selasa (24/8/2021) sore. Kedua seksi ini melengkapi tiga seksi ruas tol lainnya yang sudah lebih dulu beroperasi sejak pertengahan Desember 2019.
”Ini momen bersejarah karena ini tol pertama di Pulau Kalimantan dan kita ingin pembangunan infrastruktur tidak hanya terpusat di Jawa atau Sumatera, tapi merata ke pulau-pulau lain,” tutur Presiden Jokowi.
Jalan tol ini diharapkan mampu mendorong terciptanya titik-titik pertumbuhan ekonomi baru. Sebab, jalan tol dinilai mampu memperlancar jalur logistik serta membuat biaya logistik lebih efisien. Dengan demikian, komoditas-komoditas produk Kalimantan Timur (Kaltim) bisa semakin bersaing, termasuk produk-prouk yang akan diekspor.
”(Produk-produk ekspor Kaltim) ini akan memiliki daya saing tinggi dan menjadikan ekonomi di Kaltim semakin efisien dan kompetitif,” ujar Presiden.
Keberadaan jalan tol ini memangkas durasi perjalanan Balikpapan-Samarinda yang biasanya berkisar 2,5 sampai 3,5 jam. Kini, perjalanan bisa ditempuh dalam 1,5-2,5 jam.
Salah seorang pengemudi, Amir, menyampaikan rasa senangnya dengan keberadaan Jalan Tol Samarinda-Balikpapan. Sebab, waktu tempuh bisa dipersingkat selama 1,5 jam.
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono dalam laporannya kepada Presiden menjelaskan bahwa dari tiga seksi yang sudah diresmikan, lalu lintas harian (LHR) berkisar 4.000 kendaraan dan bisa mencapai 5.000 kendaraan di akhir pekan. Setelah ruas tol sepenuhnya tersambung, diharapkan LHR mencapai 11.000 kendaraan per hari.
Setelah diresmikan, sejak Selasa (24/8/2021) pukul 14.00, jalan tol ini dibuka secara gratis selama dua pekan.
Jalan Tol Balikpapan-Samarinda sepanjang 97,99 km dibagi dalam lima seksi. Seksi 1 Balikpapan-Samboja sepanjang 22,03 km, sedangkan Seksi 2 Samboja-Muara Jawa (30,98 km), Seksi 3 Muara Jawa-Palaran (17,3 km), dan Seksi 4 Palaran-Samarinda (16,59 km). Adapun Seksi 5 Sepinggan-Balikpapan sepanjang 11,09 km.
Seksi 2 sampai 4 sepanjang 64,87 km sudah rampung dan dioperasikan pada pertengahan Desember 2019. Sejak 14 Juni 2020, jalan itu mulai bertarif Rp 1.280 per kilometer.
Jalan Tol Balikpapan-Samarinda yang dibangun sejak 2010 dan dimulai pemerintah daerah ini memiliki empat gerbang tol, yakni GT Manggar, GT Karang Joang, GT Samboja, dan GT Palaran.
Gerbang Tol Manggar terkoneksi dengan Jalan Mulawarman, akses terdekat dengan Bandara Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan, Balikpapan. GT Karang Joang terkoneksi dengan Jalan Nasional Soekarno-Hatta Km 13 dan merupakan akses menuju Pelabuhan Terminal Peti Kemas Kariangau.
Jalan tol juga dilengkapi area istirahat tipe A yang dibangun di Km 37 arah Balikpapan dan Km 36 arah Samarinda. Area istirahat ini dikelola anak usaha Jasa Marga, PT Jasamarga Related Business.
Ganti rugi
Kendati jalan tol telah diresmikan, Kompas mencatat masalah pembayaran ganti rugi kepada warga yang belum rampung serta kekhawatiran menurunnya daya dukung lingkungan yang bisa terjadi akibat pembukaan lahan dilakukan terburu-buru.
Setidaknya, 57 keluarga belum mendapatkan ganti rugi atas lahan yang mereka garap dan kini sudah menjadi pintu gerbang tol Balikpapan-Samarinda di Samboja. Total lahan warga yang belum mendapat gati rugi sekitar 35 hektar di Kelurahan Sungai Merdeka, Kutai Kertanegara.
Adapun kekhawatiran kerusakan lingkungan disebabkan rencana menghubungkan Jalan Tol Balikpapan-Samarinda dengan ibu kota negara baru di sekitar Kelurahan Pemaluan, Kecamatan Sepaku, Penajam Paser Utara. Jalur ini akan beririsan dengan banyak lahan milik warga dan Taman Hutan Rakyat Bukit Soeharto. Padahal, Tahura Bukit Soeharto berfungsi sebagai kawasan konservasi, penelitian, pembibitan, wisata, dan pendidikan. Selain itu, Tahura Bukit Soeharto juga bukan tempat berpindah satwa endemik dan dilindungi.
Dalam kunjungan kerja ke Kalimantan Timur ini, Presiden menggunakan Pesawat Kepresidenan Indonesia-1 atau BBJ 737-800 dari Pangkalan TNI AU Halim Perdanakusuma, Jakarta.
Presiden didampingi Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjono, dan Kepala Polri Jenderal (Pol) Listyo Sigit Prabowo.
Selain meresmikan Jalan Tol Balikpapan-Samarinda, agenda kunjungan kerja pertama ini diawali dengan peninjauan vaksinasi di SMP Negeri 22 Kota Samarinda, pengarahan kepada Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) se-Provinsi Kalimantan Timur, dan peninjauan vaksinasi Covid-19 di Balikpapan Sport and Convention Center.
Sore hari, Presiden kembali ke Jakarta melalui Bandar Udara Internasional Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan, Kota Balikpapan.