UMKM Kepri Bidik Singapura Jadi Penghubung ke Pasar Dunia
Pemerintah menyelenggarakan pameran produk UMKM di Singapura pada 23-29 Agustus 2021. Hal itu diharapkan bisa mendorong pelaku UMKM di Kepri agar berani membidik Singapura sebagai batu loncatan ke pasar dunia.
Oleh
PANDU WIYOGA
·3 menit baca
BATAM, KOMPAS — Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau dan Bank Indonesia menyelenggarakan pameran produk usaha mikro, kecil, dan menengah atau UMKM di Singapura pada 23-29 Agustus 2021. Hal itu diharapkan mendorong pelaku UMKM di Kepri agar berani memasarkan produk di Singapura sebagai batu loncatan ke pasar dunia.
Gubernur Kepri Ansar Ahmad, Senin (23/8/2021), mengatakan, Kepri memiliki keunggulan geografis karena terletak di jalur perdagangan tersibuk, Selat Malaka. Selain itu, Kepri juga sangat dekat, secara geografis maupun kultural, dengan Singapura yang selama ini dikenal sebagai salah satu simpul perdagangan dunia.
Oleh karena itu, Ansar mendorong pelaku UMKM Kepri segera berbenah agar bisa bersaing memasarkan produk sampai ke luar negeri. Ia berjanji pendampingan bagi pelaku UMKM juga akan ditingkatkan untuk membantu mereka mengelola usaha dengan lebih baik. Ini supaya mereka dapat melahirkan produk dengan daya saing yang mumpuni.
Pemprov Kepri menggandeng Bank Indonesia untuk menggelar Gebyar Melayu Pesisir (GMP) Seri 2. Dalam acara itu, sejumlah produk UMKM unggulan diboyong ke Suntec City Mall, Singapura, untuk dipamerkan. Selain itu, pemerintah juga mengadakan pelatihan dan pencocokan bisnis serta pembiayaan bagi pelaku UMKM.
Pembukaan acara GMP Seri 2 dihadiri secara virtual oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno, Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Teten Masduki, Deputi Gubernur BI Doni P Juwono, dan Duta Besar RI untuk Singapura Suryopratomo.
Suryopratomo mengatakan, Singapura adalah pintu masuk yang sangat menjanjikan ke pasar global. Singapura juga merupakan mitra dagang strategis untuk Kepri. Sepanjang Januari-Juli 2021, nilai ekspor nonmigas Kepri ke Singapura mencapai 3,7 juta dollar AS atau 41,30 persen dari total nilai ekspor nonmigas provinsi itu.
Bagi warga Singapura, Kepri merupakan daerah yang penting. Sebelum pandemi Covid-19, Batam dan Bintan adalah obat kangen bagi diaspora Indonesia yang berada di Singapura. Dua pulau itu juga menjadi tujuan utama bagi warga Singapura yang ingin berlibur dalam waktu singkat.
Sebagai wilayah perbatasan, perekonomian Kepri memang sangat bergantung kepada situasi di negeri tetanga. Salah satu yang sangat terasa adalah pembatasan perjalanan antarnegara yang akhirnya membuat sektor pariwisata mati suri. Lumpuhnya sektor pariwisata selama pandemi memberi dampak besar terhadap perekonomian Kepri.
”Di tengah pembatasan perjalanan lintas negara yang masih berlangsung ini, membawa Kepri ke Singapura melalui produk-produk UMKM merupakan ide yang tepat,” kata Suryopratomo.
Secara terpisah, Teten Masduki berharap pameran produk UMKM di Singapura bisa menjadi langkah awal yang membantu pelaku UMKM Kepri memasuki pasar internasional. Hal itu juga diharapkan menjadi momentum bangkitnya geliat promosi yang mendorong keberlanjutan dan perluasan produk Indonesia ke pasar global.
Adapun Sandiaga Uno memberikan apresiasi kepada Pemprov Kepri dan Kantor Perwilan Bank Indonesia di Kepri yang mampu bersiasat membantu pembinaan pelaku UMKM di tengah pandemi yang penuh tantangan. ”Sikap adaptif, inovatif, dan kolaboratif semacam ini sangat diperlukan dalam upaya pemulihan ekonomi nasional,” ucapnya.