Uji coba sudah berjalan dan pelan-pelan mulai diperlonggar dan diperluas. Dengan pilihan frasa ”uji coba”, masyarakat pelan-pelan digiring menuju normal baru di tengah masih garangnya virus korana baru varian Delta.
Oleh
Hendriyo Widi
·5 menit baca
Pemerintah tengah menggiring masyarakat menuju normal baru era vaksinasi. Tentu saja hal itu tetap dikombinasikan dengan penerapan protokol kesehatan ketat dan 3T atau tes Covid-19, penelusuran kontak erat, dan perawatan-pengobatan yang terpapar Covid-19. Benarkah sudah siap dan berbasis vaksinasi?
Di tengah pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) level 4, 3, dan 2 di Jawa dan Bali, pemerintah tengah menguji coba membuka pusat perbelanjaan dan industri berbasis ekspor dengan kapasitas penuh (100 persen). Saat ini, uji coba pembukaan mal sudah memasuki tahap kedua pada 17-23 Agustus 2021 dari semula di empat daerah diperluas menjadi 20 daerah.
Syarat utamanya masih sama, yaitu pekerja dan pengunjung mal harus sudah divaksin dan menunjukkan sertifikat vaksinasi digital. Jika belum divaksin, mereka harus menunjukkan hasil tes antigen 1 x 24 jam dan tes reaksi rantai polimerase (PCR) 2 x 24 jam. Sementara syarat lainnya sudah dilonggarkan, seperti kapasitas pengunjung ditambah dari semula 25 persen menjadi 50 persen dan makan di tempat diperkenankan selama 30 menit dengan kapasitas dua orang per meja.
Berbarengan dengan itu, industri berorientasi ekspor dan domestik mulai beroperasi dengan tenaga kerja 100 persen yang dibagi dalam dua sif. Uji coba itu dilakukan di 268 perusahaan di Jawa Barat, Banten, DKI Jakarta, DI Yogyakarta, Jawa Timur, dan Jawa Tengah, dengan total pekerja sebanyak 458.505 orang.
Bedanya dengan uji coba pembukaan di mal, pembukaan industri hanya mensyaratkan penerapan disiplin protokol kesehatan yang ketat. Vaksinasi tidak menjadi syarat. Dari total pekerja yang mengikuti uji coba tersebut, baru 66.342 pekerja (14,79 persen) yang sudah divaksin dosis pertama dan kedua. Adapun yang sudah divaksin dosis pertama dan tengah menunggu dosis kedua tercatat sebanyak 310.760 orang atau 69,28 persen.
Sebelumnya, dalam Dialog Ekonomi ”Kinerja Ekonomi Triwulan II-2021” yang digelar Kementerian Perdagangan secara virtual pada 5 Agustus 2021, Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Arsjad Rasjid menyatakan, untuk menggerakkan ekonomi tanpa mengabaikan penanganan Covid-19, pemerintah perlu membuka penuh industri-industri esensial, terutama industri yang berorientasi ekspor. Namun, mereka harus menerapkan sejumlah syarat, yaitu disiplin protokol kesehatan di lingkungan kerja dan telah memvaksinasi semua karyawan (Kompas, 6 Agustus 2021).
Jika masih banyak pekerja yang masih belum divaksinasi, lalu apa bedanya dengan penerapan normal baru pada 2020 yang berbasis protokol kesehatan? Selain itu, Indonesia saat ini juga masih bergelut menekan laju gelombang kedua Covid-19 yang disebabkan merebaknya virus korona baru varian Delta. Varian baru virus itu memiliki tingkat penularan yang jauh lebih tinggi dari virus sebelumnya.
Tidak mengherankan jika Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi mengatakan, Indonesia tetap berhati-hati terhadap penularan virus itu dengan menerapkan pembatasan mobilitas, disiplin protokol kesehatan, dan mempercepat vaksinasi. Ia juga menyebutkan, pada 4 Agustus 2021, kasus Covid-19 global telah mencapai angka 200 juta. Penyebarannya terjadi dua kali lebih cepat dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Dunia hanya memerlukan waktu enam bulan untuk mencapai 100 juta kedua, sementara 100 juta kasus pertama memerlukan waktu lebih dari setahun (Kompas, 20 Agustus 2021).
Pada 4 Agustus 2021, kasus Covid-19 global telah mencapai angka 200 juta. Penyebarannya terjadi dua kali lebih cepat dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Pemerintah memang mengklaim kasus Covid-19 telah turun. Namun sebenarnya angka positivity rate (perbandingan antara jumlah kasus positif Covid-19 dan jumlah tes yang dilakukan) masih tinggi. Apabila positivity rate suatu daerah semakin tinggi, kondisi pandemi di daerah tersebut memburuk. Risiko orang terpapar dan laju penyebaran juga masih tinggi. Apalagi di kawasan-kawasan yang berpotensi menimbulkan kerumunan, terutama di kawasan industri.
Berdasarkan data Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 per 21 Agustus 2021, secara nasional, terdapat 16.744 kasus positif Covid-19 baru dan 1.361 orang meninggal akibat Covid-19. Dengan begitu, total kasus positif Covid-19 dan orang yang meninggal sejak kasus pertama masing-masing bertambah menjadi 3.967.048 kasus dan 125.342 kasus.
Adapun angka positivity rate hariannya sebesar 14,40 persen dan positivity rate mingguan (15-21 Agustus 2021) sebesar 19,45 persen. Angka tersebut masih jauh dari standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang menetapkan ambang batas minimal angka positivity rate kurang dari 5 persen untuk melonggarkan pembatasan.
Namun, mau bagaimana lagi? Pemerintah sudah menentukan pilihan untuk membawa masyarakat memasuki normal baru dengan menggelar uji coba itu. Dengan harapan, baik pengelola mal, industri, maupun pekerjanya, bisa semakin berdisiplin menerapkan protokol kesehatan sehingga pemulihan ekonomi dan penanganan pandemi bisa berjalan beriringan.
Pemerintah tentu telah mempertimbangkan segala risiko dan konsekuensinya secara matang dan terukur. Salah satunya juga mempertimbangkan kondisi ekonomi masyarakat, terutama kelas bawah.
Selama lebih dari 1,5 tahun pandemi Covid-19 berjalan, penghasilan mereka tergerus akibat sepinya usaha, dirumahkan, bahkan diberhentikan dari tempat kerja. Pembatasan aktivitas yang berulang kali terjadi dan diperpanjang semakin memperburuk pundi-pundi ekonomi mereka.
Hal ini tidak terlepas dari besarnya jumlah penduduk yang bergantung pada penghasilan harian, baik sebagai pekerja formal maupun informal. BPS mencatat, jumlah penduduk yang bekerja pada Agustus 2020 sebanyak 128,45 juta orang dari 138,22 juta angkatan kerja.
Dari jumlah itu, 77,67 juta orang atau 60,47 persen adalah pekerja informal berpenghasilan tidak tetap, baik di sektor pertanian maupun nonpertanian. Adapun sebanyak 17,48 juta orang adalah pekerja formal di sektor manufaktur yang sebagian besar bekerja dengan upah harian.
Uji coba sudah berjalan dan pelan-pelan mulai diperlonggar dan diperluas. Dengan pilihan frasa ”uji coba”, masyarakat pelan-pelan digiring menuju normal baru di tengah masih garangnya virus korana baru varian Delta. Sejumlah ekonom dan epidemolog sudah mengingatkan agar pemerintah belajar dari penerapan normal baru berbasis protokol kesehatan tahun lalu.
Uji coba sudah berjalan dan pelan-pelan mulai diperlonggar dan diperluas. Dengan pilihan frasa ”uji coba”, masyarakat pelan-pelan digiring menuju normal baru di tengah masih garangnya virus korana baru varian Delta.
Ketika ekonomi dan kesehatan berjalan beriringan dan ”gas dan rem” jadi pilihan, pemulihan ekonomi dan penanganan pandemi diperkirakan berlangsung lama. Kurva pertumbuhan ekonomi diperkirakan akan berbentuk W dan kurva kasus Covid-19 akan berpola peaks and valley. Sekali lagi, ini sudah menjadi pilihan memerintah.