Bkraf Kota Denpasar bersama Kepeng.io, Minggu (22/8/2021), mengenalkan Baliola.com, lokapasar aset ”non-fungible token” (NFT). Lokapasar membuka peluang seniman dan kreator di Bali memonetisasi aset digital.
Oleh
COKORDA YUDISTIRA M PUTRA
·4 menit baca
DENPASAR, KOMPAS — Badan Kreatif Kota Denpasar bersama pengembang aset digital Kepeng.io meluncurkan versi alfa lokapasar Baliola.com, laman pemasaran non-fungible token. Kehadiran platform lokapasar aset digital dengan teknologi blockchain itu ditujukan membuka peluang bagi seniman dan kreator di Bali memonetisasi aneka produk kreatif mereka secara global.
Peluncuran versi alfa lokapasar Baliola.com digelar secara hibrida, yakni secara di dalam jaringan maupun secara di luar jaringan, dari Gedung Dharma Negara Alaya-DNA Art and Creative Hub Kota Denpasar, Minggu (22/8/2021).
Pihak pengembang Kepeng.io dan Bkraf Kota Denpasar berharap platform lokapasar (marketplace) Baliola.com menjadi wadah seniman, kreator, dan insan kreatif di Bali untuk menampilkan dan memasarkan produk dan karya kreatif mereka kepada masyarakat, termasuk pasar internasional.
Kepala Pelaksana Harian Badan Kreatif (Bkraf) Kota Denpasar I Putu Yuliartha mengatakan, lokapasar Baliola.com adalah bentuk usaha rintisan (start up) yang diinkubasi Bkraf Kota Denpasar di DNA Creative Hub Kota Denpasar. Dalam sambutannya, Yuliartha mengatakan, perkembangan teknologi digital merambah juga ke pemasaran secara digital.
Dalam situasi pandemi Covid-19, menurut Yuliartha, diperlukan terobosan inovatif dan kreatif untuk mendukung pemulihan ekonomi Bali, termasuk pula mendukung seniman Bali agar tetap kreatif dan berkarya.
”Kami di Bkraf Kota Denpasar berupaya mencari sumber daya pendukung para kreator, salah satunya melalui teknologi berbasis blockchain,” kata Yuliartha menjelang acara peluncuran versi alfa Baliola.com di Gedung Dharma Negara Alaya Kota Denpasar, Minggu.
Laman pemasaran non-fungible token (NFT) dengan teknologi penyimpanan data digital (blockchain) menjadi alternatif yang menjanjikan monetisasi karya kreatif atau produk seni seniman dan kreator Bali, baik berupa aset karya yang dapat diukur secara fisik (tangible) maupun proses kreatif atau aset tak berwujud (intangible). Kehadiran Baliola.com juga diharapkan memberikan kesempatan bagi masyarakat internasional yang merindukan Bali dan ingin mendapatkan produk kreatif Bali, tetapi tidak dapat mengunjungi Bali akibat kondisi pandemi Covid-19.
Chief Executive Officer (CEO) Kepeng.io I Gede Putu Rahman Desyanta mengatakan, laman Baliola.com tidak hanya mengakomodasi konten dari seniman atau kreator, tetapi juga dari kalangan pemerintah. Desyanta mengatakan, peluncuran versi alfa dari NFT Baliola.com bertujuan sebagai rangkaian pengujian proses validasi seniman dan kreator serta penampilan produk yang ditawarkan.
”Validasi ini bertujuan memverifikasi karya seniman, memvalidasi seniman yang masuk memahami mekanisme NFT,” kata Desyanta di Gedung DNA Kota Denpasar, Minggu. Pada tahap awal ini, menurut Desyanta, proses validasi itu juga dilaksanakan secara langsung.
Ketergantungan pariwisata
Adapun dalam sambutannya menjelang peluncuran Baliola.com, Yuliartha juga menyatakan, pandemi Covid-19 juga berdampak terjadinya perubahan dalam kehidupan. Aktivitas pariwisata yang menjadi andalan Bali mengalami tekanan selama pandemi Covid-19. Kondisi itu berdampak pula terhadap kehidupan masyarakat Bali.
”Kami juga meyakini pariwisata tetap dan tidak bisa diabaikan. Leisure tetap menjadi kebutuhan,” kata Yuliartha. ”Namun, ada perubahan-perubahan. Hal itu yang perlu diantisipasi dan dipersiapkan,” ujar Yuliartha.
Adapun Desyanta menyatakan, kehadiran laman pemasaran berbasis teknologi digital yang dikembangkan di Bali menjadi upaya mengantisipasi perubahan yang sedang berlangsung secara global. Desyanta mengungkapkan, Bali sejatinya merupakan lokapasar global yang sudah dikenal khalayak internasional.
”Sebelum pandemi, orang datang ke Bali untuk menjual atau membeli produk di Bali. Sejak teknologi digital semakin berkembang, pasar juga masuk ke ranah digital,” kata Desyanta. ”Dahulu Bali menyapa dunia melalui wisatawan yang datang ke Bali. Dalam kondisi pandemi sekarang, Bali harus tetap menyapa dunia dengan menghadirkan pengalaman Bali kepada masyarakat dunia,” ujar Desyanta.
Ditemui di Gedung DNA Kota Denpasar, Ketua Umum BPD Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Bali Agus Pande Widura mengatakan, situasi pandemi Covid-19 memberikan tantangan berat terhadap Bali. Ekonomi daerah Bali mengalami kontraksi serius akibat tekanan pandemi Covid-19. ”Ekonomi Bali mengalami pukulan berat. Salah satunya karena Bali tergantung pariwisata,” kata Agus Pande.
Kami juga meyakini pariwisata tetap dan tidak bisa diabaikan. Leisure tetap menjadi kebutuhan.
Agus Pande mengatakan, terobosan-terobosan yang dilakukan pemerintah selama pandemi, termasuk pihak Pemerintah Kota Denpasar melalui inovasi pemasaran secara digital, perlu didorong dan didukung.
”Catatannya, pariwisata Bali dikenal bukan hanya dari penjualan produk pariwisata, melainkan juga karena pengalaman dan interaksi langsung dengan wisatawan,” kata Agus Pande. ”Kami memohon dan mendorong pemerintah agar segera membuka Bali. Pembukaan Bali ini juga sebagai bentuk uji coba kesiapan Bali menerima pasar wisatawan internasional,” tutur Agus Pande.