Lima anak muda peraih Semangat Astra Terpadu Untuk (SATU) Indonesia Awards mampu membuktikan semangat gotong royong menguatkan sesama di tengah pandemi Covid-19
Oleh
Melati Mewangi/M Paschalia Judith J
·5 menit baca
Satu batang lidi tak mampu menyapu pagebluk. Namun, ketika lidi-lidi itu bergabung, sapuannya akan menguat. Mencontoh lidi, beragam gerakan anak muda saling bergandengan tangan dan bahu-membahu bertahan, bahkan berkarya, menghadapi pandemi.
Sepanjang pandemi di tahun 2020, Nurman Farieka Ramdhany, salah satu pendiri Hirka, merasa mampu menghadapi pandemi. Bisnisnya memproduksi sepatu berbahan baku kulit ceker ayam. ”Namun, pada Februari tahun ini, kami mulai merasakan tekanan pandemi. Kelas menengah yang biasanya menjadi target pasar kami melesu. Kami pun dilema, akan menyasar kelas atas atau bawah,” katanya saat dihubungi, Jumat (20/8/2021).
Demi mempertahankan timnya, dia membentuk terobosan berupa kolaborasi dengan KFC Indonesia, entitas bisnis yang juga bergerak di produk ayam. Tim produksi Hirka meramu produk anyar dalam kerja sama yang bertujuan memperkuat eksistensi jenama di kelompok pasar yang baru.
Kolaborasi ini selaras dengan semangat membawa manfaat yang dijunjung oleh Hirka. ”Semangat bermanfaat ini bisa diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari. Lewat produk sepatu ini, kami ingin menyuarakan, ceker ayam mampu memberi kehidupan pada ular dan buaya sekaligus berperan aktif dalam pelestarian alam. Produk kami hadir karena adanya isu perburuan reptil ilegal demi memenuhi permintaan bahan kulit eksotis,” tuturnya saat konferensi Kompasfest yang diadakan harian Kompas, Sabtu (21/8/2021).
Selama menjalankan aplikasi EndCorona yang diluncurkan sejak April 2020, Founder EndCorona Arya Ananda I Lukmana mengatakan telah bekerja sama dengan beragam pihak. ”Salah satunya dalam pembuatan animasi oleh tim yang andal,” ujarnya dalam kesempatan yang sama.
Berdasarkan pantauan di akun Instagram EndCorona, terdapat dua video hasil kolaborasi dengan Outrightcreative. Video animasi pertama berupa berjudul ”Teman Dekat Belum Tentu Sehat” yang dipublikasikan pada Februari 2021. Adapun video kedua berjudul ”Aku Siap Vaksin!” yang tayang sejak dua hari lalu.
Semangat gotong royong juga mengemuka kala Arya membentuk aplikasi EndCorona yang algoritmanya mampu menggolongkan pengguna berdasarkan risiko kerentanan terhadap Covid-19. Dia mengajak sejumlah kawan sefakultasnya, yakni Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (UI). Bukan hanya rekan dari rumpun keilmuan yang sama, dia juga menggandeng teman dari Fakultas Ilmu Komputer UI.
Pertanian bersinar
Di tengah tekanan pandemi, sektor pertanian tetap bersinar. Maya Stolastika B membuktikannya melalui permintaan rimpang dan sayuran organik yang meningkat hingga 200 persen selama pandemi. Buah manis ini tak lahir tiba-tiba. Ketekunannya berkecimpung di bidang pertanian organik sudah dilakukan sejak 2012. Minimnya regenerasi petani dari kalangan anak muda membuat Maya gelisah sehingga mengajak masyarakat sekitar untuk terjun ke pertanian organik.
Meski tak berlatar pendidikan pertanian, dia terusik karena melihat permasalahan klasik yang dihadapi para petani terus berulang. Misalnya, saat panen raya tiba, produk panen dibeli dengan harga rendah karena produksi melimpah. Tak seharusnya harga panen ditentukan tengkulak, petani harus memasarkan produk panennya langsung kepada konsumen.
Tak mudah untuk mengenalkan pertanian kepada kaum muda. Profesi petani dipandang kurang bergengsi karena penghasilan sedikit dan harus berkotor-kotor di lapangan. Perlahan tapi pasti, niat baiknya untuk menularkan pertanian organik mendapatkan tempat. Bahkan di tengah pandemi, antusiasme itu tak surut.
Pada Maret 2020, kelompok tani Berdikari dibentuk setelah mendapatkan rangkaian pelatihan, yakni pemahaman pertanian organik, budidaya pertanian organik, penjaminan mutu organik, dan manajemen kebun. Seperti namanya, mereka berupaya berdiri di atas kaki sendiri di tengah badai pandemi. Ini merupakan pembentukan kelompok yang keempat.
Melalui Garden Fresh Market, hasil panen dipasarkan secara daring dan dikirim ke sejumlah daerah, antara lain Mojokerto, Malang, Gresik, Surabaya, Sidoarjo, Jakarta, dan Bali. Selama pandemi Covid-19, kegiatan edukasi pertanian organik juga diadakan untuk anak-anak SD di Kecamatan Pacet, Mojokerto. Selain mengenalkan dunia pertanian organik, kegiatan ini diharapkan bisa menginspirasi mereka agar kelak mau terjun ke dunia pertanian.
Di bidang pendidikan, Galih Suci Pratama hadir menginisiasi akun Youtube bernama Pembelajaran SD Kota Semarang pada pertengahan Juli 2020. Kanal ini lahir dari kegelisahannya pada sistem pengajaran di tengah pandemi yang membutuhkan percepatan sehingga materi yang disampaikan bisa diakses semua kalangan dan kapan pun.
Pandemi memberikan pembelajaran baru bagi dunia pendidikan untuk selalu adaptif. Melalui kanal tersebut, Galih mengajak ratusan guru di Kota Semarang untuk memproduksi video-video materi pembelajaran. Mereka juga mendapatkan rangkaian pelatihan sebelum memproduksi video, mulai dari pembuatan alur cerita, pemetaan kompetensi dasar, perekaman, hingga pengeditan video.
Setiap kecamatan memiliki perwakilan yang bertugas untuk membuat konten. Sebelum diunggah, video akan diperiksa oleh tim khusus untuk memastikan kualitas suara, gambar, dan tampilan sudah sesuai. Setidaknya ada 40 video pembelajaran yang diunggah per minggu.
Hingga saat ini, kanal Pembelajaran SD Kota Semarang telah mempunyai 60 ribu subcribers dan ditonton sebanyak 6,5 juta kali. Monetitasi yang didapat dipergunakan untuk pengembangan kompetensi guru (pembelian alat penunjang produksi video dan pelatihan) dan beasiswa kepada anak-anak yang terdampak bencana. Ke depan, Galih berharap semakin banyak sekolah dan guru yang termotivasi untuk mengelola kanal Youtube dan memproduksi video yang disesuaikan dengan karakter masing-masing daerah.
Pandemi Covid-19 tak menyurutkan semangat Mariana Yunita Hendriyani Opat untuk tetap berbagi informasi pendidikan seksual dan kesehatan reproduksi. Melalui Tenggara Youth Community (TYC), Mariana menggagas program Teman Bacarita (teman bercerita) pada Agustus 2021. Ada sekitar 33 orang dari total 90 pendaftar yang lolos seleksi untuk mengikuti pelatihan dan mentoring. Tujuannya, untuk meningkatkan kesadaran para remaja terhadap teknologi dengan membuat konten di media sosial Instagram dan Tiktok.
Di tengah keterbatasan ruang dan interaksi, media sosial menjadi alternatif pilihan untuk tetap bisa bernteraksi dan menyebarkan informasi di tengah pandemi. ”Langkah ini dilakukan agar mereka tetap produktif sekaligus menyebarkan konten positif,” ucap Mariana.
Sebelum pandemi, TYC rutin mengadakan program Bacarita Kespro ke berbagai desa di Nusa Tenggara Timur. Lebih dari 2.000 remaja dari 40 komunitas di NTT telah dijangkau. Akan tetapi, kegiatan tatap muka untuk sementara terhenti guna menghindari penularan Covid-19. Kegiatan edukasi dan dongeng tatap muka dialihkan melalui grup percakapan daring, pendamping desa, hingga Zoom.
Kelima anak muda peraih Semangat Astra Terpadu Untuk (SATU) Indonesia Awards itu mampu membuktikan semangat gotong royong yang menguatkan sesama. Semoga bara saling bergandengan tangan menjadi nyala harapan di tengah pandemi yang belum tampak ujungnya.