Indonesia Berangkatkan 49 Delegasi ke Gamescom 2021 dan Tokyo Game Show 2021
Promosi gim buatan pengembang nasional perlu lebih digencarkan di luar negeri. Dengan mengikuti kegiatan bertaraf internasional, Indonesia berharap dapat memperluas kerja sama bisnis dan pasar gim di pasar global.
Oleh
Mediana
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Indonesia memutuskan berpartisipasi dalam Devcom Developer Conference dan Tokyo Game Show 2021. Dengan mengikuti dua kegiatan gim berskala internasional itu, Indonesia berharap bisa memperluas pangsa pasar gim ke luar negeri.
Devcom Developer Conference merupakan pertemuan bisnis ke bisnis (B2B) Gamescom 2021 yang akan digelar di Jerman, 15 September 2021. Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif memfasilitasi 30 pelaku industri gim lokal di acara itu.
Sementara Tokyo Game Show 2021 akan digelar di Jepang pada 30 September-3 Oktober 2021 dan 19 delegasi Indonesia akan ambil bagian. Fasilitasi dua ajang itu merupakan bagian dari program Archipelageek yang dijalankan Pemerintah Indonesia sejak tahun 2017.
President Asosiasi Game Indonesia (AGI) Cipto Adiguno, saat menghadiri media briefing mingguan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) di Jakarta, Senin (16/8/2021), mengatakan, keikutsertaan di temu bisnis gim dapat menghasilkan kesepakatan kerja sama bisnis meski selama ini kesepakatan bisnis terjadi ketika Indonesia hadir di acara.
”Kegiatan internasional berdampak jangka panjang. Kesepakatan kerja sama bisnis bisa saja terjadi seusai acara sehingga tindak lanjut nilai kesepakatan tak dapat serta-merta. Namun, dari hasil fasilitasi kegiatan di bawah program Archipelageek, total nilai kesepakatan bisnis yang tercipta sejauh ini 1,75 juta dollar AS,” ujar Cipto. Hal itu menumbuhkan kepercayaan industri gim lokal.
Menurut Cipto, Gamescom 2021 di Jerman condong ke pasar gim untuk konsol dan komputer PC. Sementara Tokyo Game Show 2021 lebih condong ke pasar gim bergerak (mobile). Dengan mengikuti dua kegiatan internasional itu, industri gim Indonesia berharap bisa memperluas pangsa pasar gim di kategori segmen konsumen berbeda-beda.
Untuk gim mobile, laporan App Annie tahun 2021 menyebutkan, industri gim mobile diperkirakan menghasilkan lebih dari 120 miliar dollar AS. India disebut sebagai negara terbesar yang menyumbang jumlah unduh diikuti Amerika Serikat, Brasil, Indonesia, dan Rusia. Sepuluh tahun sebelumnya, Amerika Serikat menjadi pasar terbesar pertama gim mobile, kemudian diikuti China dan Inggris.
Dia mengakui, industri gim di Indonesia masih relatif baru. Perjalanan usia perkembangan industri ditaksir baru 15 tahun. Namun, dia optimistis kualitas produk gim Indonesia tidak kalah dengan negara lain.
”Tantangannya masih seputar memperbesar pangsa pasar produk gim Indonesia. Karya-karya gim buatan pengembang lokal, bahkan di pasar dalam negeri, masih kalah dimanfaatkan dibandingkan dengan buatan pengembang internasional,” ujarnya.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga S Uno menyampaikan, dari keseluruhan 16 subsektor ekonomi kreatif di Indonesia, subsektor aplikasi dan permainan pada tahun 2020 masih menempati posisi ketujuh sebagai subsektor penyumbang terbesar terhadap produk domestik bruto ekonomi kreatif Indonesia.
Dari total nilai produk domestik bruto ekonomi kreatif Rp 24,88 triliun rupiah, subsektor aplikasi dan permainan menyumbang 2,19 persen. ”Pertumbuhan industri aplikasi dan permainan mencapai 4,47 persen. Pertumbuhan ini termasuk tinggi, apalagi terjadinya saat pandemi Covid-19,” katanya.
Menurut Sandiaga, selain mengikuti kegiatan bertaraf internasional, upaya perluasan pangsa pasar produk gim lokal lainnya melalui aktivitas pariwisata. Kompetisi gim elektronik atau e-sport, seperti Piala Presiden, juga termasuk upaya lain yang pernah dilakukan tetapi sempat tertunda karena pandemi Covid-19.
Duta Besar Republik Indonesia untuk Republik Federal Jerman Arif Havas Oegroseno menilai, Gamescom 2021 mesti dipandang sebagai saluran mempromosikan produk gim Indonesia. Gamescom selalu menjadi kegiatan terbesar di seluruh Eropa. Pengembang gim lokal Indonesia perlu memanfaatkan acara ini seoptimal mungkin.
”Saya pikir narasi promosi produk teknologi Indonesia ke luar negeri jangan lagi membahas potensi unicorn (perusahaan teknologi bervaluasi satu miliar dollar AS). Bahas promosi hasil produk teknologi dari Indonesia, termasuk gim digital,” kata Havas. Menurut dia, dengan promosi produk teknologi, kesempatan memperluas pangsa pasar lebih nyata.