Pasar Saham Indonesia Masih Positif di Mata Investor Asing
Rencana pemerintah menyiapkan peta jalan hidup berdampingan dengan Covid-19 dinilai akan diikuti peningkatan investasi bagi infrastruktur kesehatan. Investasi asing diperkirakan masih akan masuk pasar saham Indonesia.
Oleh
Joice Tauris Santi
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Arus dana investasi dari investor asing diperkirakan masih akan memasuki pasar saham Indonesia. Walaupun masih berada pada masa pandemi Covid-19, peluang pertumbuhan harga saham masih terbuka. Valuasi di bursa Indonesia masih menarik dibandingkan dengan bursa lain.
Wacana tentang hidup berdamai dengan Covid-19 juga memberikan peluang pada pembangunan infrastruktur kesehatan. Pemerintah saat ini sedang menyusun peta jalan untuk hidup berdampingan dengan Covid-19 sehingga kelak status Covid-19 akan berubah menjadi endemi.
Data Bursa Efek Indonesia menunjukkan, dalam satu pekan lalu investor asing membukukan pembelian bersih Rp 1,2 triliun. Sementara sepanjang tahun 2021 ini, total pembelian bersih investor asing Rp 18,19 triliun.
Rasio harga terhadap pendapatan (PER) di bursa Indonesia per akhir pekan lalu tercatat 11,9. Angka ini lebih rendah ketimbang bursa Singapura PER 20 atau Thailand dengan PER 24,7. PER menunjukkan perbandingan harga saham terhatap laba bersih. Semakin tinggi PER, berarti semakin mahal karena investor memerlukan waktu lebih panjang lagi untuk balik modal.
”Perkembangan Indeks Harga Saham Gabungan belum keluar dari rentang konsolidasi wajarnya, tetapi peluang kenaikan masih terlihat selama level support terdekat dapat dipertahankan. Selain itu, ditopang juga oleh masih tercatatnya capital inflow secara tahunan yang menunjukkan kepercayaan terhadap pasar modal Indonesia,” kata William Surya Wijaya, analis dan CEO PT Indosurya Bersinar Sekuritas akhir pekan ini.
Sepanjang pekan lalu, IHSG melemah 1,03 persen menjadi 6.139. Kapitalisasi pasar pun menguap sekitar Rp 80 triliun dalam satu pekan dari Rp 7.481 triliun menjadi Rp 7.400 triliun. Pelemahan saham beberapa bank kecil turut memberatkan indeks, seperti saham PT Bank Bisnis Internasional Tbk yang melemah 24,49 persen dan PT Bank MNC Internasional Tbk yang merosot 23,93 persen.
Penanganan Covid-19
Wacana untuk hidup berdampingan dengan Covid-19, menurut Makro Strategist and Equity Samuel Sekuritas Lionel Priyadi, justru membuka peluang baru. ”Kebijakan pemerintah untuk menyiapkan peta jalan hidup berdampingan dengan Covid-19 akan mengubah status wabah virus korona dari pandemi menjadi endemi. Kami memperkirakan perubahan ini akan diikuti dengan rencana peningkatan investasi bagi infrastruktur kesehatan, termasuk ketersediaan suplai obat dan vaksin,” demikian Lionel dalam risetnya.
Perubahan ini akan diikuti dengan rencana peningkatan investasi bagi infrastruktur kesehatan, termasuk ketersediaan suplai obat dan vaksin.
Sejak Covid-19 merebak, sebagian besar emiten pada sektor kesehatan membukukan kinerja, baik karena peningkatan permintaan terkait obat, layanan kesehatan, layanan laboratorium, dan sebagainya.
Emiten pengelola rumah sakit seperti PT Mitra Keluarga Karyasehat Tbk, PT Siloam Internationals Hospitals Tbk, dan PT Medikaloka Hermina Tbk membukukan kenaikan laba bersih luar biasa. Laba bersih Medikaloka Hermina melesat 422,55 persen dari tahun lalu menjadi Rp 544,65 miliar dari sebelumnya Rp 104,23 miliar. Sementara laba bersih Mitra Keluarga mencapai Rp 615,87 miliar, meningkat 113,30 persen dari perolehan tahun sebelumnya.