Kapal penumpang KMP Tirus Meranti jenis ro-ro 300 GT, secara resmi, Selasa (10/8/2021), diluncurkan untuk melayani penyeberangan lintas Pecah Buyung-Alai, Kabupaten Meranti, Provinsi Riau.
Oleh
Stefanus Osa Triyatna
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Kapal penumpang KMP Tirus Meranti jenis ro-ro 300 GT, secara resmi, Selasa (10/8/2021), diluncurkan untuk melayani penyeberangan lintas Pecah Buyung-Alai, Kabupaten Meranti, Provinsi Riau.
Direktur Jenderal Perhubungan Darat Budi Setiyadi, yang didampingi Direktur Transportasi Sungai, Danau, dan Penyeberangan (TSDP) Cucu Mulyana, di Tanjung Balai Karimun, Riau, mengatakan, Kementerian Perhubungan menyampaikan apresiasi sebesar-besarnya kepada Direksi dan segenap karyawan di PT Multi Ocean Shipyard yang telah mendapatkan kepercayaan pemerintah untuk melaksanakan pembangunan kapal penyeberangan penumpang ro-ro 300 GT lintas Pecah Buyung-Alai Insit.
”Selamat, karena telah menyelesaikan pembangunan kapal ini sesuai spesifikasi teknis yang ditentukan sehingga performa dan stabilitas kapal saat beroperasi nanti bisa maksimal sesuai dengan yang telah direncanakan dan diharapkan,” kata Budi.
Adapun spesifikasi KMP Tirus Meranti, yakni panjang keseluruhan 39,38 meter, lebar 11 meter, tinggi 3,30 meter, kecepatan 10 knot, muatan penumpang 180 orang, muatan kendaraan 21 unit sedan (MPV), 12 truk ukuran sedang, dan 7 unit truk ukuran besar.
Dengan spesifikasi dan kapasitas angkut yang telah ditetapkan oleh Satker Direktorat Transportasi Sungai Danau dan Penyeberangan, kapal ini diharapkan dapat memperlancar transportasi dan meningkatkan konektivitas di wilayah Kabupaten Meranti, Provinsi Riau. Selesainya pembangunan kapal penyeberangan ini juga diharapkan mampu meningkatkan perekonomian masyarakat.
”Peluncuran kapal merupakan hal penting dari bagian pembangunan kapal, karena pada saat itulah untuk pertama kalinya sebuah kapal akan mengapung di air. Momen peluncuran kapal ini pun akan dicatat sebagai tanggal dimulainya perhitungan yang terkait dengan docking periodik kapal tersebut,” papar Budi.
Direktur Transportasi Sungai, Danau, dan Penyeberangan Cucu Mulyana menambahkan, pada tahun anggaran 2021 ini, Ditjen Perhubungan Darat melalui Satker Direktorat Transportasi Sungai Danau dan Penyeberangan melaksanakan pembangunan kapal penyeberangan sebanyak lima kapal penyeberangan, termasuk KMP Tirus Meranti.
”Pembangunan kapal–kapal tersebut merupakan perwujudan komitmen pemerintah untuk selalu memberikan kemudahan aksesibilitas bagi pelaksanaan pembangunan daerah, terutama di wilayah-wilayah yang terpencil,” kata Cucu.
Hal ini pun disebut sebagai misi Ditjen Perhubungan Darat untuk menciptakan sistem pelayanan transportasi darat yang aman, selamat, dan mampu menjangkau masyarakat dan wilayah Indonesia.
Pembangunan kapal ini tidak hanya dikerjakan oleh jajaran PT Multi Ocean Shipyard, tetapi juga mendapatkan pendampingan konsultan pengawas PT Refindo Ewimora.
”Saya ingin menyampaikan apresiasi yang setinggi-tingginya atas prestasi, kerja keras, keseriusan, dan komitmen yang telah ditunjukkan oleh PT Multi Ocean Shipyard,” ujar Cucu.
Kehadiran KMP Tirus Meranti ini perlu dimanfaatkan secara optimal agar semaksimal mungkin berfungsi melayani masyarakat di Kabupaten Meranti.
Program tol laut
Secara terpisah, Direktorat Jenderal Perhubungan Laut melalui KSOP Kelas II Jayapura terus melakukan pendampingan teknis pelaksanaan Program Tol Laut dan Multimoda di Provinsi Papua. Hal ini pun dilakukan untuk meningkatkan perekonomian melalui sektor logistik di Papua.
Kepala KSOP Kelas II Jayapura Taher Laitupa mengatakan, sebagai rangkaian teknis pelaksanaan distribusi logistik melalui Program Tol Laut dan Multimoda di Kabupaten Nduga, pihaknya berkoordinasi langsung maupun pertemuan secara virtual yang dihadiri oleh pemerintah daerah dan pemangku kepentingan terkait lainnya.
”Agenda rapat membahas gerakan aksi tindak lanjut Program Strategis Nasional Tol Laut Lintas Papua yang telah diprogramkan dan berjalan pada Trayek 2021 dan Percepatan Pembangunan Kabupaten Nduga,” jelas Taher.
Turut hadir Kasie Lalu Lintas Angkutan Laut dan Usaha Kepelabuhanan KSOP Jayapura Willem Thobias Fofid, Akademisi Universitas Cenderawasih Jhon Mandosir, dan Habelino Sawaki selaku alumnus Universitas Pertahanan serta Arriela Yoteni, Diplomat Muda Kementerian Luar Negeri.
Agenda tersebut, di antaranya, proses distribusi logistik beras dari Merauke ke Nduga dan para pengungsi di Wamena Jayawijaya, proses pengiriman bahan pembangunan sarana ibadat gereja oleh Pemerintah Kabupaten Nduga dari Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya-Pomako Mimika-Mumugu/Batas Batu Nduga.
Taher menjelaskan, saat ini Bupati Nduga Wentius Nimiangge terus meningkatkan pembangunan fisik maupun pemberdayaan masyarakat lokal dalam keikutsertaan pembangunan dan pendidikan sumber daya manusia Nduga. Kepala daerah terus berkordinasi bersama Kementerian/Lembaga Teknis, salah satunya Kementerian Perhubungan.
Tentunya, Program Tol Laut Lintas Papua dan juga multimoda yang telah berjalan selama ini harus dapat dikembangkan dan digunakan oleh masyarakat di kabupaten-kabupaten di wilayah pegunungan, seperti Kabupaten Nduga, Kabupaten Jayawijaya, dan Kabupaten Puncak, serta kabupaten lainnya di daerah pesisir, seperti Kabupaten Merauke, Mimika, Fakfak, Supiori, Sarmi, dan Jayapura.
Pada kesempatan yang sama, KSOP Kelas II Jayapura memfasilitasi Tokoh Muda Papua untuk berdiskusi dan audiensi bersama Ketua STIP Amiruddin di Jakarta, dalam rangka penerimaan calon taruna/taruni dari daerah Papua dan Papua Barat. Juga, peluang beasiswa yang akan diberikan bagi putra dan putri Papua pada Sekolah Kedinasan Pelayaran STIP Jakarta.
Laus Rumayom, akademisi Universitas Cenderawasih yang sebelumnya bertugas sebagai Tenaga Ahli Madya Kedeputian V Kantor Staf Kepresidenan, mengatakan, ”Disuksi ini menjadi dasar penting, mengingat sektor perdagangan pasifik semakin meningkat dan diperlukan SDM untuk mewujudkan visi Indonesia Poros Maritim Dunia, khususnya di Indonesia Timur.”