Wapres Amin: Hijrah, Momentum Transformasi Menuju Kemandirian Bangsa
Indonesia merupakan negara dengan penduduk Muslim terbesar di dunia. Karena itu, pemerintah mendukung berbagai upaya untuk menjadikan Indonesia sebagai pusat ekonomi dan keuangan syariah dunia.
Oleh
Cyprianus Anto Saptowalyono
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Wakil Presiden Ma’ruf Amin menuturkan bahwa bagi umat Islam, peristiwa hijrah Nabi Muhammad SAW memiliki spirit penuh makna. Hijrah adalah momentum transformasi dan reformasi tatanan. Hijrah adalah momentum berpindahnya manusia menuju kondisi yang lebih baik.
Rasulullah SAW adalah sosok sentral dalam peristiwa hijrah. Melalui hijrah, Nabi Muhammad SAW memimpin umat menuju terciptanya sebuah tatanan masyarakat baru yang lebih baik, yang dilandasi dengan keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT.
”Semangat hijrah telah menginspirasi kita semua untuk bertransformasi menuju Indonesia maju yang kuat dan bermartabat. Kita harus berhijrah dari kemiskinan, kebodohan, dan keterbelakangan. Kita harus berhijrah dari ketergantungan terhadap produk-produk impor. Kita membangun kemandirian bangsa, berdikari di bidang ekonomi,” kata Wapres, Selasa (10/8/2021).
Wapres Amin menuturkan hal tersebut saat memberi sambutan dan membuka Festival Muharam 1443 Hijriah dan Peringatan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Ke-76 RI Tahun 2021 yang diselenggarakan Pemerintah Provinsi Sumatera Barat melalui konferensi video dari kediaman resmi Wapres di Jalan Diponegoro Nomor 2, Menteng, Jakarta Pusat.
Indonesia adalah negara dengan jumlah penduduk Muslim terbesar di dunia. Peluang pengembangan ekonomi syariah pun masih sangat besar. ”Sudah waktunya kita berada di depan menjadi pelopor penerapan ekonomi dan keuangan syariah yang tidak saja sesuai dengan aturan agama, tetapi juga berkeadilan, kompetitif, dan menguntungkan,” kata Wapres.
Pada Januari 2021 bangsa Indonesia meletakkan tonggak bersejarah bagi perkembangan ekonomi dan keuangan syariah. PT Bank Syariah Indonesia Tbk dibentuk dengan total aset sekitar Rp 240 triliun dan saat ini menjadi salah satu dari tujuh bank terbesar di Indonesia. Kawasan industri halal didirikan.
Gerakan Nasional Wakaf Uang pun diluncurkan yang diharapkan akan menjadi penggerak pengembangan ekosistem halal dan memperkuat rantai nilai halal. ”Alhamdulillah, pertumbuhan di sektor ekonomi syariah di negara kita semakin menjanjikan,” kata Wapres.
Berdasarkan data The State of Global Islamic Indicator Report2020-2021, Indonesia berhasil masuk dalam peringkat keempat. Indonesia naik kelas dari capaian tahun 2019 yang berada di peringkat kelima dan di peringkat ke-10 pada tahun 2018.
Terkait hal tersebut, Wapres meyakini upaya Pemerintah Provinsi Sumatera Barat untuk menggelorakan ekonomi dan keuangan syariah dalam Festival Muharam dan peringatan Hari Kemerdekaan sejalan dengan upaya pemerintah menjadikan Indonesia sebagai pusat ekonomi dan keuangan syariah dunia.
Modal kuat
Sumatera Barat memiliki modal yang kuat dalam memajukan ekonomi dan keuangan syariah. ”Kultur adat dan masyarakat yang agamis, yang mengacu kepada tigo tungku sajarangan, ’Adat basandi Syarak, Syarak basandi Kitabullah’ tentu akan menjadi pelecut bagi ’hijrah muamalah’ melalui pengembangan ekonomi dan keuangan syariah,” kata Wapres.
Konversi bank nagari menjadi bank syariah merupakan cita-cita dan keinginan masyarakat Sumatera Barat. Konversi bank nagari menjadi bank syariah juga sejalan dengan yang dilakukan pemerintah dalam bergerak bersama memajukan ekonomi dan keuangan syariah. Upaya dimaksud dilakukan melalui empat fokus, yakni pengembangan industri halal, penguatan keuangan syariah, pengembangan dana sosial syariah, serta pengembangan kewirausahaan syariah.
Gerakan Minangkabau Berwakaf, kata Wapres, dapat menjadi sarana pemberdayaan masyarakat Sumatera Barat dan membantu perekonomian kelompok masyarakat miskin. Masyarakat Sumatera Barat yang terkenal dengan para perantau yang sukses di sejumlah daerah dan luar negeri merupakan potensi yang harus diaktifkan dengan daerah dalam membangun nagari.
Salah satu gerakannya dapat diwujudkan dengan mengembangkan lebih luas lagi wakaf produktif. ”Untuk itu saya mengapresiasi inisiatif-inisiatif yang diambil pemerintah daerah dan masyarakat Sumatera Barat, baik dalam konversi bank nagari menjadi bank syariah dan pengembangan wakaf produktif,” kata Wapres.
Sebelumnya, Gubernur Sumatera Barat Mahyeldi Ansharullah mengatakan, di Sumbar ekonomi syariah dan masyarakat Minangkabau ibarat dua sisi mata uang yang tidak terpisahkan. Hal itu dicerminkan dari falsafah yang dipegang masyarakat Minang sejak dahulu, yaitu ”Adat basandi Syarak, Syarak basandi Kitabullah”. Hal ini dapat menjadi modal bagi keberhasilan pengembangan ekonomi syariah di Sumatera Barat dan Indonesia.
Mahyeldi menuturkan, kegiatan pengembangan ekonomi syariah di Sumatera Barat di antaranya melalui gerakan Minangkabau Berwakaf. ”Sebagaimana salah satu wujud nyata dukungan pemerintah daerah terhadap pemberdayaan ekonomi masyarakat melalui instrumen wakaf. Di mana Provinsi Sumatera Barat telah ditunjuk menjadi salah satu provinsi pilot project wakaf di tingkat nasional oleh Bapak Presiden RI,” katanya.
Menurut Mahyeldi, potensi wakaf yang dimiliki Sumatera Barat akan sangat bermanfaat untuk mendukung pergerakan perekonomian masyarakat. Perekonomian masyarakat tersebut baik di bidang pertanian, peternakan, pemberdayaan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), serta pariwisata.
Perkembangan ekonomi syariah secara global yang tumbuh dengan pesat sebagai dampak dari halal lifestyle, mulai makanan dan minuman halal, busana Muslim, wisata halal, kosmetik serta obat-obatan halal akan membuka peluang kegiatan ekonomi syariah secara meluas. ”Sumatera Barat memiliki seluruh potensi ini dan didukung oleh penduduk Sumatera Barat yang 95 persen lebih kurang adalah beragama Islam,” kata Mahyeldi.