Dapat Suntikan Rp 500 Miliar, Aruna Perluas Jangkau Nelayan
Aruna berencana menggunakan dana suntikan 35 juta dollar AS dari investor untuk memperluas jangkauan ke nelayan, mengembangkan teknologi secara lebih masif, serta menambah jumlah tim dan membuka peluang kerja baru.
Oleh
Mukhamad Kurniawan
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Usaha rintisan teknologi perikanan asal Indonesia, Aruna, mendapat suntikan 35 juta dollar AS atau sekitar Rp 500 miliar dari investor yang dipimpin Prosus dan East Ventures. Aruna akan menggunakannya untuk merangkul lebih banyak nelayan, mengembangkan teknologi secara lebih masif, serta menambah jumlah tim dan membuka peluang kerja baru.
Chief Sustainability Officer Aruna Utari Octavianty menyatakan, pendanaan itu bisa berkontribusi terhadap pemulihan ekonomi di pesisir, khususnya masyarakat nelayan yang terdampak pandemi Covid-19. Selain beberapa hal di atas, dana akan digunakan untuk menjalankan inisiatif-inisiatif yang fokus pada isu keberlanjutan.
Aruna merupakan usaha rintisan teknologi yang menyediakan platform untuk memudahkan nelayan menjual hasil tangkapannya ke pasar global dan domestik. Solusi itu diharapkan mengurangi kesenjangan antara harga beli di konsumen akhir dan harga jual di tingkat nelayan kecil.
Selama ini, akses nelayan ke pasar relatif terbatas. Rantai pasok pun panjang, Akibatnya, nelayan kecil terpaksa menjual hasil tangkapannya dengan harga rendah. Situasi itu berdampak pada kesejahteraan nelayan.
Menurut Utari, saat ini Aruna telah membangun lebih dari 40 pusat komunitas nelayan yang tersebar di 13 provinsi. Mayoritas berada di desa pesisir yang belum terjangkau perusahaan perikanan sejenis. Selain menampung hasil tangkapan nelayan, Aruna membuka lapangan pekerjaan bagi para wanita di pesisir untuk mengolah hasil tangkapan tersebut.
”Kami sudah bekerja dengan berbagai pihak di ekosistem perikanan nasional untuk mendorong pertumbuhan perikanan yang lebih masif, seperti dengan industri pengolahan ikan, perusahaan distribusi dan logistik, untuk menghasilkan produk yang berkualitas dan dapat bersaing di pasar global dan domestik,” kata Utari dalam keterangannya, Senin (9/8/2021).
Dengan pendanaan tersebut, Aruna berharap dapat memperluas dampak ekonomi dan sosial di berbagai wilayah pesisir Indonesia. Aruna menyatakan membuka ruang kerja sama dengan pelaku industri guna mewujudkan misi menjadikan laut sebagai sumber kehidupan yang baik untuk semua.
Dengan luas laut mencakup 2/3 wilayah, pengembangan sektor kelautan dan perikanan di Indonesia dinilai cukup prospektif. Menurut Utari, Aruna berkomitmen meningkatkan taraf hidup nelayan dengan mendorong praktik perdagangan ikan yang adil dan bertanggung jawab bagi keberlanjutan industri perikanan dalam jangka panjang.
Sebagaimana sektor lain, perikanan terdampak segenap pembatasan akibat pandemi Covid-19. Namun, permintaan ikan justru tumbuh. Data Kementerian Kelautan dan Perikanan menyebutkan, pada tahun 2020, ekspor produk perikanan Indonesia justru meningkat dibandingkan tahun 2019.
Peningkatan ekspor produk perikanan terjadi meskipun serapan ikan hasil tangkapan nelayan sempat anjlok di awal pandemi karena hambatan logistik. Sepanjang tahun lalu, ekspor perikanan Indonesia mencapai 1,262 juta ton atau senilai 5,203 miliar dollar AS. Volume itu meningkat 6,6 persen dibandingkan tahun 2019, sementara nilainya tumbuh 5,4 persen.