Soekarno-Hatta Naik Peringkat di Daftar Bandara Terbaik Dunia
Bandar Udara Soekarno-Hatta kembali naik peringkat sebagai salah satu bandara terbaik di dunia. Kenaikan satu peringkat tahun ini perlu ditingkatkan dengan berbagai pembenahan di situasi yang masih menantang saat ini.
JAKARTA, KOMPAS — Bandar Udara Soekarno-Hatta kembali naik peringkat sebagai salah satu bandara terbaik di dunia menurut Skytrax. Selain posisinya naik di daftar peringkat, bandara di Cengkareng, Tangerang, ini juga menjadi salah satu yang terbaik di Asia di kategori staf bandara.
Penghargaan Bandara Terbaik Dunia 2021 yang diumumkan Skytrax tersebut diperoleh PT Angkasa Pura II (Persero) di Jakarta, Sabtu (7/8/2021). Skytrax World Airport Awards 2021 merupakan ajang kelas dunia yang memberikan penghargaan berdasarkan survei dengan responden berasal lebih dari 100 negara.
Pada tahun 2017, Bandara Soekarno-Hatta masih berada di peringkat ke-44. Lalu pada tahun 2018, peringkatnya sempat turun menjadi di posisi ke-45. Namun, tahun 2019, peringkatnya naik ke posisi 40 dan tahun 2020 kembali naik ke peringkat ke-35. Di tengah pandemi Covid-19, peringkat Bandara Soekarno-Hatta tahun ini kembali naik ke posisi ke-34.
”Dengan banyak bandara di seluruh dunia yang mengalami penurunan 70-80 persen dalam jumlah penumpang selama periode survei ini, kami menganggap penghargaan tahun 2021 harus mencerminkan kondisi ini. Sementara, banyak pelanggan memilih bandara favorit mereka tanpa berkunjung ke lokasi itu pada tahun lalu. Kami memiliki respons survei yang sangat besar untuk bandara tempat pengguna bepergian selama Covid-19,” kata Edward Plaisted dari Skytrax.
Skytrax menilai, 18 bulan terakhir telah menjadi periode paling menantang dan sulit secara finansial bagi industri transportasi udara dunia. Meskipun jumlah pelanggan berkurang, bandara menginvestasikan sumber daya cukup besar dalam menciptakan lingkungan perjalanan yang paling aman bagi pelanggan selama pandemi. Dampak Covid-19 pada perjalanan udara lebih berdampak pada beberapa wilayah dan bandara itu sendiri.
Survei pelanggan bandara tahunan untuk Passengers Choice Awards berlangsung pada Agustus 2020-Juli 2021. Banyak wisatawan memilih bandara favorit/terbaik mereka berdasarkan pengalaman perjalanan pra-pandemi, sementara pelanggan lain menunjukkan pengalaman bandara yang menangani antisipasi Covid-19 selama masa 12 bulan.
Simak juga : Sunyi di Bandara Soekarno-Hatta
Hal ini dinilai memberikan platform yang menarik untuk menyertakan Penghargaan Bandara Covid-19 2021 sebagai tambahan penghargaan. Ini secara khusus mengakui upaya yang dilakukan oleh pengelola bandara untuk meningkatkan standar kesehatan, kebersihan, dan keselamatan selama Covid-19.
Penghargaan unggulan untuk The World’s Best Airport 2021 ditentukan oleh analisis yang cermat terhadap pemilihan suara pelanggan (voting) dan jumlah penumpang aktual yang bepergian melalui bandara-bandara yang paling banyak dinominasikan.
Sepuluh bandara terbaik hasil penilaian Skytrax ditempati oleh pertama Bandara Doha Hamad (Qatar), lalu disusul Tokyo Haneda (Jepang), Singapore Changi (Singapura), Seoul Incheon (Korea Selatan), Tokyo Narita (Jepang), Muenchen (Jerman), Zurich (Switzerland), London Heathrow (UK), Kansai (Jepang), dan Hong Kong.
Presiden Direktur PT Angkasa Pura II (Persero) Muhammad Awaluddin mengatakan, Bandara Soekarno-Hatta mencatatkan empat pencapaian pada ajang tahunan ini.
Pencapaian pertama adalah peringkat Bandara Soekarno-Hatta membaik dalam daftar bandara terbaik dunia atau Top 100 World’s Best Airport. Tahun 2021, Bandara Soekarno-Hatta berada di peringkat ke-34 dunia atau naik dari posisi 35 pada 2020.
”Transformasi digital telah diikuti dengan diterapkannya state of the art technology melalui berbagai produk layanan berbasis digital. Transformasi ini menghadirkan airport digital journey experience bagi penumpang pesawat. Sejumlah produk layanan berbasis digital yang dihadirkan, antara lain iMATE Lounge, aplikasi travelin, digital airport hotel, hingga juga fasilitas Skytrain,” jelas Awaluddin.
Pencapaian kedua, Bandara Soekarno-Hatta juga meraih penghargaan The 2021 Covid-19 Airport Excellence Awards sebagai bandara yang mampu menerapkan protokol kesehatan terbaik, protokol higienis terbaik, dan protokol keamanan terbaik di tengah pandemi Covid-19.
Skytrax menyatakan penghargaan ini diberikan untuk mengapreasiasi bandara yang mampu memberikan standar tertinggi di dunia terkait sistem kebersihan, menjaga jarak sosial, dan langkah-langkah keamanan lain untuk melindungi pelanggan dari Covid-19.
Pengukuran dilakukan terhadap area papan petunjuk informasi Covid-19, kewajiban penggunaan masker, tersedianya hand sanitizer, penanda jaga jarak, kewajiban penerapan jaga jarak termasuk di area makan, prosedur kebersihan/higienis di protokol keamanan, jaga jarak di area keamanan atau imigrasi, kebersihan terminal dan kebersihan kamar kecil/toilet.
Baca juga : Bandara Soekarno-Hatta Didorong Jadi Bandara Terbaik
Pencapaian ketiga bagi Bandara Soekarno-Hatta adalah penghargaan Top 10 Best Airport Staff in Asia 2021. Penghargaan ini diberikan atas penilaian pelanggan terhadap kualitas pelayanan yang diberikan staf garda depan di bandara, mengukur sikap, keramahan, dan efisiensi. Staf garda depan termasuk di antaranya petugas layanan customer service atau konter informasi, staf imigrasi, staf keamanan, ritel, makanan dan minuman, dan staf lainnya yang berhubungan langsung dengan pelanggan.
”Tahun 2021, Bandara Soekarno-Hatta ternyata kembali meraih penghargaan Best Airport Staff in Asia, sebelumnya penghargaan ini diraih pada tahun 2019,” ujar Awaluddin.
Sementara pencapaian keempat bagi Bandara Soekarno-Hatta adalah berhasil berada di peringkat ke-6 terbaik dunia pada World’s Best Airport by Passenger Number 2021 kategori 20-25 juta penumpang per tahun. ”Kami berterima kasih kepada pelanggan atau penumpang pesawat yang menilai Soekarno-Hatta telah menerapkan protokol kesehatan dengan baik dan memperhatikan aspek higienis,” ujarnya.
Protokol kesehatan di Bandara Soekarno-Hatta juga diperkuat dengan dibukanya Airport Health Center yang menyediakan tes Covid-19 dan Pusat Vaksin bagi seluruh penumpang pesawat.
Selain itu, AP II juga menerapkan konsep Biosafety dan Biosecurity Management guna melindungi seluruh pekerja, pengunjung bandara, dan penumpang pesawat dari Covid-19.
Rhenald Kasali, Komisaris Utama AP II Tahun 2019, secara terpisah, mengatakan, sebenarnya dalam banyak hal Bandara Soekarno-Hatta sudah banyak mengalami kemajuan. Feedback system sudah baik. Kelengkapan keamanan, alat pemadam kebakaran, area pemberangkatan dan penjemputan, servis dan teknologi juga sudah baik.
”Hanya saja, kita ini dikelilingi bandara-bandara kelas dunia karena mereka sudah lama memosisikan bandaranya sebagai international hub dengan international player. Bahkan, manajemen mereka sudah banyak ditangani asing. Mereka juga sudah lebih dahulu membangun bandara logistik,” ujar Rhenald.
Menurut Rhenald, Bandara Soekarno-Hatta masih harus membereskan dan mengorkestrasikan para pemain logistik dengan menggunakan teknologi digital. Selain itu, ada rancangan yang kurang pas saat Terminal 3 dibangun, misalnya, pengaturan flow, kenyamanan pengguna, penempatan gerai pertokoan dan jenis-jenis usaha, UMKM, hiburan, dan lain-lain.
Rhenald meyakini, Bandara Soekarno-Hatta bisa lebih baik lagi asalkan manajemen bandara diberi kewenangan lebih untuk mengorkestrasi para pemangku (stakeholder) dengan service level agreement (SLA) internasional. Misalnya, layanan dari dokter dan pihak kesehatan yang diberikan perusahaan BUMN farmasi dan dinas kesehatan, imigrasi yang pintu elektroniknya perlu terus ditingkatkan dan dioperasikan dengan maksimal, etos kerja aparat penegak hukum (imigrasi, bea dan cukai, Kementerian Perhubungan, maskapai, polisi, ATC, Kementerian Ketenagakerjaan, para ajudan, dan sebagainya).
”Sekarang tinggal terus mengawal pelaksanaan SLA, meningkatkan integritas semua pihak, memberi keteladanan mulia dari direksi hingga komisaris, bahkan sampai para GM dan operator, meningkatkan teknologi surveilans yang mumpuni,” kata Rhenald.
Sementara itu, Ketua Bidang Advokasi dan Kemasyarakatan Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Djoko Setijowarno mengingatkan, penghargaan merupakan sebuah kebanggaan yang perlu dipertahankan dengan kerja keras dari tahun ke tahun agar peringkat bisa terus naik. Jangan sampai, terkait pandemi Covid-19, pemeriksaan tes kesehatan dipalsukan, seperti kejadian beberapa waktu lalu di bandara lain yang juga dikelola AP II.
”Dalam hal pelayanan di masa pandemi, saya masih melihat PT Kereta Api Indonesia lebih serius. Tidak ada salahnya BUMN lain meniru hal-hal baik yang dilakukan KAI. Dahulu, KAI saja belajar masalah keselamatan dengan Garuda. Sesama BUMN bisa saling belajar untuk menuju kemajuan bersama, bukan lagi saling berkompetisi, melainkan saling berkolaborasi untuk maju,” tegas Djoko.