PT Bukalapak.com Tbk memiliki pekerjaan rumah memperbaiki kinerja agar tidak terus merugi. Bukalapak juga perlu menciptakan solusi inovatif agar bisa bersaing dengan pemain sejenis.
Oleh
MEDIANA & JOICE TAURIS SANTI
·5 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Dengan mencatatkan saham di Bursa Efek Indonesia, PT Bukalapak.com Tbk dituntut punya strategi bisnis yang matang agar mampu bersaing di pasar perdagangan secara elektronik atau e-dagang yang kompetitif. Sebagai perusahaan publik, tata kelola usaha pun mesti diperbaiki dengan menjunjung tinggi transparansi dan akuntabilitas.
Memulai debut pertamanya di Bursa Efek Indonesia (BEI), saham PT Bukalapak.com Tbk (Bukalapak.com) langsung naik 24,71 persen hanya beberapa menit setelah pasar saham dibuka pada Jumat (8/6/2021) dari harga awal Rp 850. Permintaan yang masuk mencapai 20 juta lot pada harga Rp 1.060 per saham. Pada penutupan pasar, harga jual per lembar saham tertinggi dari Bukalapak.com yaitu Rp 1.060. Volume perdagangannya mencapai 524.138.200.
Jumlah saham yang dicatatkan sebanyak 103.062.019.354, terdiri dari 77.296.514.554 saham pendiri dan 25.765.504.800 saham penawaran umum. Dana yang dihimpun sebanyak Rp 22 triliun, terbesar sepanjang sejarah bursa Indonesia. Lebih besar jika dibandingkan dengan rekor sebelumnya, yaitu penawaran saham PT Adaro Energy yang sebesar Rp 12,25 triliun pada tahun 2008. Kapitalisasi Bukalapak mencapai Rp 109 triliun melewati kapitalisasi Unilever Tbk yang sebesar Rp 106,6 triliun.
Analis Succor Sekuritas, Paulus Jimmy, berpendapat, salah satu kekuatan Bukalapak.com adalah keberhasilannya mencari ceruk pangsa pasar pada entitas anak usaha yang bernama PT Buka Mitra Indonesia. Ini diharapkan akan menciptakan pembeda dari sesama perusahaan e-dagang sejenis, seperti Tokopedia dan Shopee, dan akan menghindarkan Bukalapak.com dari ”perang” subsidi.
”Selain itu, keberadaan PT Buka Mitra Indonesia sudah kokoh terutama di kota-kota kecil,” katanya.
PT Buka Mitra Indonesia telah memiliki sekitar 6,9 juta mitra warung ritel. Dia menilai, dengan jumlah mitra sebanyak itu, Bukalapak.com dapat menjadi pemain terbesar di segmen layanan daring ke luring ataupun sebaliknya (online to offline/offline to online) di Indonesia.
Pangsa pasar bisnis lokapasar/laman pemasaran Bukalapak.com memiliki pangsa pasar 14-16 persen di kota-kota besar. Mengutip prospektus penawaran saham perdana (IPO) Bukalapak.com, bisnis lokapasar/laman pemasaran fokus kepada konsumen di kabupaten/kota non-tier satu dan mass market di kabupaten/kota tier satu.
Adapun bisnis PT Buka Mitra Indonesia mempunyai pangsa pasar 35-40 persen atau lebih besar dibandingkan perusahaan teknologi yang juga bergerak di layanan sejenis. Pada 1 Januari 2017, jumlah mitra warung hanya 2.870 dan terus naik hingga menjadi 6,9 juta warung per 31 Desember 2020. Bisnis anak usaha ini dianggap menjanjikan.
Sementara itu, analis Indosurya Bersinar Sekuritas, William Surya, mengatakan, para investor ritel perlu mengingat tantangan teknologi. Pada jangka panjang, biaya teknologi akan menjadi semakin murah dan bisa jadi ketergantungan produsen atau penjual pada lokapasar akan berkurang.
Perusahaan e-dagang semestinya perlu merambah ke penyediaan solusi data dan perangkat lunak lainnya. Inovasi seperti ini tidak membutuhkan belanja modal besar, tetapi akan banyak dicari.
Hal senada disampaikan oleh peneliti Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Media Wahyudi Askar. Perusahaan e-dagang semestinya perlu merambah ke penyediaan solusi data dan perangkat lunak lainnya. Inovasi seperti ini tidak membutuhkan belanja modal besar, tetapi akan banyak dicari.
”Selama pandemi Covid-19, transaksi jual beli barang/jasa di e-dagang tampaknya tumbuh pesat. Pertumbuhan yang diperoleh oleh perusahaan e-dagang kelihatannya besar. Namun, kami mengamati keadaan yang terjadi sebenarnya tidak sefantastis itu karena ada pembelian jenis barang yang beralih ke daring dan ada yang tidak demikian,” ujarnya.
Pengalaman perusahaan rintisan bidang teknologi konstruksi Kattera bisa dijadikan bahan pembelajaran. Dia menceritakan, Kattera mendapatkan pendanaan besar dan solusinya dianggap luar biasa oleh publik. Namun, Kattera hampir bangkrut karena tata kelola perusahaan buruk.
Dengan kata lain, dia berharap, publik–termasuk masyarakat umum–tidak larut dalam euforia percatatan saham Bukalapak.com di BEI. Bukalapak.com masih mempunyai pekerjaan rumah berbenah diri agar tidak terus merugi. Bukalapak.com juga harus memiliki strategi bisnis matang melahirkan inovasi-inovasi teknologi agar bisa berdaya saing.
Pencatatan saham Bukalapak.com di BEI menjadi sejarah bagi pasar modal Indonesia. Peristiwa ini juga bersejarah bagi bursa saham Asia karena baru pertama kali perusahaan teknologi bervaluasi 1 miliar dollar AS atau unicorn melantai di bursa efek di negara kawasan Asia.
Dalam konferensi pers usai seremoni pencatatan saham di BEI, Direktur Utama Bukalapak.com M Rahmat Kaimuddin mengatakan, perolehan dana dari IPO akan dipakai sebagai modal kerja bagi Bukalapak.com dan enam entitas anak usaha. Dia berharap, dengan pencatatan saham di BEI, semakin banyak investor, termasuk dari seluruh dunia, berinvestasi di Bukalapak.com. Dengan demikian, pihaknya bisa terus bertumbuh dan menciptakan inovasi solusi yang dibutuhkan oleh mitra usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) serta warung.
Bukalapak.com masih menderita rugi sekarang. Berdasarkan laporan keuangan yang dipaparkan dalam prospektus, total rugi komprehensif periode/tahun berjalan 2018 sebesar Rp 2,2 miliar, lalu tahun 2019 Rp 2,8 miliar, dan tahun 2020 Rp 1,3 miliar. Per Maret 2020, total rugi komprehensif periode/tahun berjalan mencapai Rp 383,9 juta. Adapun Per Maret 2021, total rugi komprehensif periode/tahun berjalan tercatat Rp 319,6 juta.
Karena masih merugi, pencatatan saham Bukalapak.com tidak dilakukan di papan utama, tetapi di papan pengembangan yang telah disediakan oleh BEI. Bukalapak.com tidak menyebut detail rencana ataupun target waktu kapan perusahaan mampu mencetak keuntungan.
Head of Global Banking for Southeast Asia and India UBS Nicolo Magni menyampaikan, pencatatan saham Bukalapak.com di BEI menjadi sejarah bagi pasar modal Indonesia. Peristiwa ini juga bersejarah bagi bursa saham Asia karena baru pertama kali perusahaan teknologi bervaluasi 1 miliar dollar AS atau unicorn melantai di bursa efek di negara kawasan Asia.
”Bukalapak.com meraih dukungan dari investor regional dan domestik. Kami memandangnya sebagai bukti bahwa Bukalapak telah mengantarkan mitra UMKM dan warung ke era digital baru,” ujarnya.
Nicolo juga menilai IPO Bukalapak.com berhasil menunjukkan ke mata global bahwa perusahaan-perusahaan teknologi Asia Tenggara dapat mencapai valuasi premium. Dia berharap semakin banyak perusahaan teknologi dari Indonesia ataupun Asia Tenggara mencatatkan saham di bursa efek regional.