Penyaluran kredit mikro menjadi penopang pertumbuhan bisnis PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI.
Oleh
Benediktus Krisna Yogatama
·3 menit baca
DOKUMENTASI BRI
Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Sunarso
JAKARTA, KOMPAS — Penyaluran kredit ke segmen usaha mikro masih menjadi fokus dan penopang pertumbuhan bisnis PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI. Pada semester pertama tahun ini, penyaluran kredit BRI ke segmen usaha mikro bertumbuh 17 persen secara tahunan.
Kredit mikro BRI per semester I-2021 mencapai Rp 366,56 triliun, bertumbuh 17 persen secara tahunan dari posisi Rp 313,41 triliun. Kredit mikro itu setara dengan 39,44 persen dari total penyaluran kredit BRI.
”Di tengah pandemi dan kondisi bisnis yang sedang tidak normal, BRI tetap setia fokus pada penyaluran kredit mikro,” ujar Direktur Utama BRI Sunarso pada konferensi pers virtual paparan kinerja semester I-2021 BRI, Jumat (6/8/2021).
Pertumbuhan penyaluran kredit mikro masuk dalam kategori kredit UMKM. Pertumbuhan kredit mikro itu mendorong pertumbuhan kredit UMKM secara keseluruhan sebesar 3,31 persen secara tahunan, yang pada semester pertama sebesar Rp 749,33 triliun. Porsi kredit mikro pada segmen kredit UMKM tercatat sebesar 48,91 persen.
Kompas
Kinerja penyaluran kredit BRI pada semester pertama 2021.
Adapun kredit UMKM setara dengan 80,62 persen dari total kredit BRI. Sementara sisanya 19,38 persen berasal dari kredit korporasi sebesar Rp 180,07 triliun.
Lonjakan pertumbuhan kredit mikro itu menutupi kinerja penyaluran kredit segmen lainnya yang mengalami penurunan. Penyaluran kredit korporasi mengalami penurunan 8,9 persen secara tahunan dan penyaluran kredit segmen kecil & menengah menurun 12,58 persen.
Meski demikian, secara keseluruhan penyaluran kredit BRI pada semester pertama tahun ini masih bertumbuh 0,69 persen secara tahunan sebesar Rp 929,40 triliun.
Sunarso menjelaskan, BRI juga menjaga kualitas kredit dengan mencatat penyaluran kredit berperforma buruk (non-performing loan/NPL) di angka 3,30 persen. Pihaknya juga melakukan pencadangan atau NPL coverage sebesar 254,84 persen.
Dari sisi liabilitas, Sunarso menjelaskan, BRI mampu mencatat pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) sebesar 2,23 persen pada angka Rp 1.096,45 triliun.
Dari kinerja itu, BRI mencatat laba bersih sebesar Rp 12,54 triliun atau bertumbuh 22,93 persen secara tahunan. Aset perseroan pada semester pertama juga tumbuh 4,55 persen menjadi Rp 1.450,91 triliun.
Target bisnis
Direktur Keuangan BRI Viviana Dyah Ayu Retno menjelaskan, tahun ini pihaknya menargetkan pertumbuhan kredit pada kisaran 6-7 persen. ”Meski ada PPKM (pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat) merespons lonjakan kasus Covid-19, kami yakin masih ada ruang pertumbuhan kredit,” ujarnya.
KOMPAS/JUMARTO YULIANUS
Pengunjung melihat produk makanan dalam kegiatan Sharia Fair melalui pameran UMKM dan Pondok Pesantren di Atrium Duta Mall, Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Jumat (23/7/2021).
Hal senada dikemukakan Direktur Bisnis Mikro BRI Supari. Ia mengatakan, berdasarkan informasi dari karyawan BRI di lapangan, PPKM darurat yang diberlakukan 3-20 Juli sempat menghambat usaha mikro. Namun, seiring penurunan level PPKM di sejumlah kota/kabupaten, ini memberi kelonggaran bagi usaha mikro untuk bisa berjalan.
Sunarso menjelaskan, sesuai fokus bisnisnya, BRI akan tetap fokus memberikan pembiayaan ke sektor mikro dan UMKM. Ia menyebutkan, perusahaan punya aspirasi untuk meningkatkan porsi penyaluran kredit mikro sebesar 45 persen pada 2025 dari posisi saat ini 39,44 persen. Adapun pihaknya juga ingin meningkatkan porsi penyaluran kredit UMKM pada 2025 menjadi 85 persen dari posisi saat ini 80,62 persen.