PT Bank Syariah Indonesia Tbk atau BSI akan mengakselerasi pertumbuhan jumlah nasabah, salah satunya dengan menyasar kalangan milenial. BSI mengembangkan teknologi dan layanan digital untuk menarik kaum muda.
Oleh
Benediktus Krisna Yogatama
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — PT Bank Syariah Indonesia Tbk atau BSI akan mengakselerasi pertumbuhan jumlah nasabah, salah satunya dengan menyasar kalangan milenial. BSI mengembangkan teknologi dan layanan digital untuk menarik kaum muda.
Direktur Utama BSI Hery Gunardi menjelaskan, pihaknya menargetkan penambahan jumlah nasabah sekitar 1 juta-1,5 juta per tahun. Adapun jumlah nasabah BSI saat ini sekitar 15 juta rekening, baik perorangan maupun perusahaan.
”Kami mencoba menarik kalangan milenial. Ini seiring dengan meningkatnya keinginan hijrah dan tren gaya hidup Muslim,” ujar Hery saat melakukan pertemuan virtual dengan kelompok Kompas Gramedia, Selasa (3/8/2021).
Menurut Hery, pihaknya akan menawarkan pengalaman perbankan digital melalui aplikasi BSI Mobile. Salah satu inovasi terbaru dari aplikasi BSI Mobile ialah fitur terbaru Know Your Customer-Biometric.
Melalui fitur biometrik, calon nasabah BSI kini dapat membuka rekening secara daring tanpa perlu datang ke kantor cabang. Biometrik menjadi salah satu verifikator pembukaan rekening online melalui verifikasi foto wajah yang terintegrasi dengan data kependudukan dari Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil.
”Pengalaman perbankan digital ini diharapkan akan menarik nasabah milenial yang dekat dengan layanan digital,” ujar Hery.
Selain itu, BSI juga bersinergi dengan induk-induknya, yakni PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, dan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk untuk mengakusisi nasabah baru.
”Misalkan nasabah mereka mau melakukan transaksi perbankan yang berhubungan dengan spiritual, seperti zakat, infak, bisa diarahkan untuk pembukaan rekening BSI,” ujar Hery.
Menurut Hery, seiring dengan meningkatnya tren gaya hidup Muslim, banyak masyarakat yang ingin beralih pada layanan perbankan syariah. Pertumbuhan akan semakin pesat apabila kepercayaan masyarakat semakin besar terhadap perbankan syariah.
Karena itu, BSI berkomitmen menjadi bank syariah yang modern, memiliki layanan digital yang lengkap dan kompetitif. ”Kami juga ingin menjadi perbankan yang inklusif bagi semua kalangan nasabah,” ujar Hery.
Hery menambahkan, potensi pertambahan jumlah nasabah masih sangat besar mengingat Indonesia adalah negara dengan penduduk Muslim terbesar di dunia. Selain itu, pangsa pasar perbankan syariah terhadap total industri perbankan nasional juga masih relatif kecil.
Mengutip data Islamic Finance Development Report 2020, aset industri perbankan syariah Indonesia sebesar 38 miliar dollar AS (setara Rp 551 triliun), menempatkan Indonesia pada peringkat ke-10 negara dengan perbankan syariah terbesar dunia. Dari jumlah aset itu, sekitar 44,88 persen berasal dari BSI.
Sementara itu, di peringkat ke-1 ada Iran dengan total aset perbankan syariah mencapai 641 miliar dollar AS (Rp 9.294 triliun) yang berasal dari 41 entitas keuangan syariah. Menyusul di peringkat ke-2 dan ke-3 adaalah Saudi Arabia dan Malaysia.
Asuransi syariah
Tumbuhnya minat masyarakat untuk menggunakan layanan keuangan syariah juga terjadi di sektor asuransi. Unit Usaha Syariah Allianz Life Indonesia mencatat pendapatan premi bruto sebesar Rp 1,5 triliun pada 2020, tumbuh 22 persen dibandingkan dengan tahun 2019.
”Kinerja positif itu berlanjut pada triwulan pertama tahun ini dengan pertumbuhan sebesar 17,5 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu,” ujar pimpinan Unit Usaha Syariah Allianz Life Indonesia, Yoga Prasetyo, pada acara ”Mengenal Wakaf pada Manfaat Asuransi Syariah”, Selasa.
Menurut Yoga, pihaknya terus berupaya mengembangkan bisnis, salah satunya dengan menambahkan fitur layanan keuangan wakaf pada produk asuransi jiwa syariah. Allianz Life Syariah telah meluncurkan fitur wakaf pada produk asuransi jiwa unit link AlliSya Protection Plus sejak 2019.