Pemerintah Apresiasi Penutupan Tiga Kluster Produk Impor di Lazada
Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah terus mendorong penutupan keran impor beberapa kluster produk di ranah e-dagang demi menyelamatkan UMKM lokal.
Oleh
Stefanus Osa Triyatna
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah terus mendorong pembatasan keran impor di ranah e-dagang demi menyelamatkan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) lokal. Sasaran pembatasan ini adalah akses tiga kluster impor produk tekstil dan mode, produk kuliner, serta kerajinan karena diyakini dapat dipenuhi oleh UMKM lokal.
Langkah penutupan kali ini dilakukan dengan menggandeng lokapasar (marketplace) Lazada. Sebelumnya, langkah strategis itu dilakukan dengan mendorong Shopee yang membatasi 13 kategori produk luar negeri. Pembatasan masuknya pedagang cross border diyakini akan membuka peluang besar bagi pemasaran produk UMKM Indonesia.
Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki, dalam konferensi pers ”Penutupan Akses Impor Melalui Gerakan Akselerasi Karya Rakyat (AKAR) Indonesia” secara daring, di Jakarta, Selasa (3/8/2021), mengatakan, ”Langkah (penutupan) ini lebih dilakukan untuk melindungi UKM, bukan untuk melawan praktik perdagangan.”
Transformasi digital dan aspek perdagangan melalui sistem elektronik (PMSE) menjadi salah satu perhatian utama Presiden Joko Widodo. Presiden memiliki harapan agar infrastruktur internet yang telah dibangun dengan dana rakyat dapat memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi masyarakat Indonesia dan UMKM.
Sesuai harapan Presiden, Kemenkop dan UKM mempertajam kebijakan terkait PMSE dengan meminimalkan ancaman terhadap UMKM dan industri dalam negeri dari praktik perdagangan tidak sehat, mengutamakan produk dan pedagang dalam negeri, pengembangan akses usaha UMKM dengan ekonomi digital, serta perlindungan konsumen dari pedagang dan produk luar negeri.
”Terjadinya praktik perdagangan tidak sehat lewat sistem cross-border di platform e-commerce yang mengancam kelangsungan UMKM di dalam negeri menjadi perhatian utama. Ini ditugaskan kepada saya untuk diselesaikan agar tidak merugikan UMKM lokal,” kata Teten.
Head of Public Affairs and Public Policy Lazada Indonesia, Waizly Darwin, mengatakan, Lazada berkomitmen mendukung dan memberdayakan UMKM lokal Indonesia. Oleh karena itu, Lazada memantau, mengkaji ulang, serta memutakhirkan kebijakan di platform, khususnya untuk penjualan cross-border agar tetap relevan dan sesuai dengan kebijakan dan peraturan pemerintah.
”Penutupan akses impor di beberapa kluster besar ini hanyalah salah satu inisiatif yang telah kami lakukan secara berkala sepanjang pandemi demi melindungi UMKM Indonesia dan membantu mereka bertahan di situasi sulit ini,” kata Waizly.
Penutupan akses impor di beberapa kluster besar yang dilakukan Lazada sekaligus menjadi upaya perusahaan dalam mendukung program substitusi impor pemerintah. Langkah ini didasarkan atas pendekatan kluster industri yang cukup signifikan di Indonesia dan sejatinya bisa dipenuhi oleh pebisnis lokal.
Ketika ditanya nilai transaksi terhadap tiga kluster produk ini, Waizly tidak menyebutkan nilainya secara gamblang. ”Saya kira, besarannya telah dilihat sendiri oleh pemerintah,” ujar Waizly.
Ke depan, Lazada juga berkomitmen memberikan akses jejaring serta mentoring dan menggelar bimbingan teknis bagi para UMKM di Indonesia.
Apresiasi
Menkop UKM Teten Masduki memberikan apresiasi kepada Lazada yang berkomitmen menutup akses cross-border untuk sejumlah produk impor melalui Gerakan AKAR Indonesia. Langkah ini dinilai penting untuk mendorong UMKM lokal lebih bersemangat meningkatkan produksi dengan tetap menjaga kualitas.
”Dalam diskusi terdahulu, Chun Li selaku CEO Group Lazada telah menyampaikan komitmennya untuk menutup akses impor produk kluster industri tekstil dan mode, kuliner, serta kerajinan ke Indonesia. Saya mengapresiasi langkah yang diambil Lazada yang menunjukkan keberpihakan Lazada dalam mengembangkan UMKM Indonesia,” kata Teten.
Teten juga berharap langkah ini dapat terus menginspirasi semua stakeholder ekonomi digital di Indonesia agar dapat mengambil peran aktif dalam transformasi digital UMKM. Kemenkop dan UKM mendorong sektor swasta lainnya untuk bisa berkolaborasi secara dekat dengan pemerintah. Dengan begitu, diharapkan UMKM Indonesia bisa makin bertumbuh di ranah digital, dapat menjadi raja di negeri sendiri, serta kelak siap merajai pasar luar negeri.