Bukukan Rp 1,48 Triliun, Laba BSI Naik 34,29 Persen
Selain membukukan laba bersih Rp 1,48 triliun pada semester I-2021, tumbuh 34,29 persen secara tahunan, Bank Syariah Indonesia mencatat pertumbuhan pengguna ”mobile banking” hingga mencapai 2,5 juta pengguna.
Oleh
Mukhamad Kurniawan
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — PT Bank Syariah Indonesia Tbk atau BSI membukukan laba bersih Rp 1,48 triliun sepanjang semester I-2021 atau naik 34,29 persen secara tahunan. Bank hasil merger tiga bank Syariah BUMN itu juga mencatat pertumbuhan pengguna mobile banking hingga mencapai 2,5 juta pengguna.
Pada semester I-2020, BSI mencatat perolehan laba bersih Rp 1,1 triliun. Menurut Direktur Utama BSI Hery Gunardi, kenaikan laba pada semester I tahun ini dipicu oleh pertumbuhan pembiayaan dan dana pihak ketiga (DPK) yang berkualitas sehingga biaya dana dapat ditekan. Hal itu mendorong kenaikan pendapatan margin dan bagi hasil yang tumbuh sekitar 12,71 persen secara tahunan.
”Guna meningkatkan kinerja, pada tahun ini BSI fokus untuk menjaga kualitas pembiayaan dan mengelola coverage ratio dengan tetap mendorong pertumbuhan bisnis yang sehat dan akselerasi kapasitas digital dan operasional,” kata Hery dalam keterangan tertulis, Sabtu (31/7/2021).
Dengan pertumbuhan laba tersebut, BSI dapat meningkatkan rasio profitabilitas. Hal itu ditandai dengan meningkatnya ROE (return on equity), pengembalian ekuitas, dari 11,69 persen per Juni 2020 menjadi 13,84 persen per Juni 2021.
Adapun untuk menjaga pertumbuhan ke depan, Hery mengatakan, BSI akan meningkatkan kapabilitas digital. Pasalnya, volume transaksi di kanal digital BSI tumbuh signifikan sepanjang triwulan II-2021.
Hingga Juni 2021, nilai transaksi kanal digital BSI mencapai Rp 95,13 triliun. Kontribusi terbesar berasal dari transaksi melalui layanan BSI Mobile yang naik 83,56 persen secara tahunan. Jika dirinci, sepanjang Januari-Juni 2021, volume transaksi di BSI Mobile mencapai Rp 41,99 triliun. Angka itu tumbuh 109,82 persen secara tahunan. Hal ini didorong oleh jumlah pengguna mobile banking yang menembus 2,5 juta pengguna.
Pembiayaan
Dari sisi bisnis, pada semester I-2021 bank syariah milik Himbara itu telah menyalurkan pembiayaan hingga Rp 161,5 triliun. Jumlah tersebut naik sekitar 11,73 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2020 yang Rp 144,5 triliun.
Porsi terbesar disumbangkan oleh segmen konsumer yang mencapai Rp 75 triliun atau setara 46,5 persen dari total pembiayaan. Adapun segmen korporasi Rp 36,7 triliun atau sekitar 22,8 persen. Kemudian segmen UMKM yang mencapai Rp 36,8 triliun setara 22,9 persen dan sisanya segmen komersial Rp 10 triliun atau sekitar 6,2 persen.
Pada paruh pertama tahun ini, BSI mampu menjaga kualitas pembiayaan yang positif. Hal itu sejalan dengan tren penurunan pembiayaan bermasalah atau non performing financing (NPF) gros dari 3,23 persen pada semester I-2020 menjadi 3,11 persen pada enam bulan pertama tahun ini.
Guna meningkatkan prinsip kehati-hatian, BSI mencadangkan cash coverage sebesar 144,07 pesen sampai semester I-2021. Sementara dari sisi liabilitas, penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) BSI sampai semester I-2021 mencapai Rp 216,36 triliun, naik 16,03 persen dibandingkan dengan periode yang sama pada 2020 yang sebesar Rp 186,49 triliun.
Pertumbuhan tersebut didominasi oleh peningkatan dana murah melalui layanan jasa keuangan giro dan tabungan yang sebesar 54,81 persen dari total DPK. Hal itu menurunkan biaya dana atau cost of fund dari 2,78 persen pada semester I-2020 menjadi 2,14 persen pada paruh pertama tahun ini.
Dengan kinerja tersebut, BSI mencatatkan total aset Rp 247,3 triliun hingga Juni 2021. Torehan itu naik sekitar 15,16 persen secara tahunan. Pada periode yang sama tahun lalu, total aset BSI mencapai Rp 214,7 triliun.
Sejumlah bank mencatatkan pertumbuhan pendapatan pada semester I-2021. PT Bank Tabungan Negara Tbk atau BTN, misalnya, membukukan laba bersih sebesar Rp 920 miliar atau tumbuh 19,87 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Penyaluran kredit pemilikan rumah (KPR) subsidi BTN pada periode itu mencapai Rp 126,2 triliun atau tumbuh 11,17 persen dibandingkan semester I-2020 yang Rp 113,6 triliun. Adapun penyaluran KPR rumah non-subsidi mencapai Rp 80,6 triliun atau tumbuh 0,9 persen secara tahunan.
Bank lain, yakni PT Bank BTPN Tbk, juga mencatatkan kinerja positif. Perusahaan mencetak laba bersih Rp 1,64 triliun atau tumbuh 46,4 persen secara tahunan.
Kinerja positif juga dicapai oleh grup usaha BTPN, yakni BTPN Syariah. Pada semester I-2021, BTPN Syariah membukukan laba Rp 769,94 miliar atau naik 89,32 persen dari periode yang sama tahun 2020. Laba itu ditopang oleh pertumbuhan pembiayaan dari Rp 8,74 triliun pada semester I-2020 menjadi Rp 10,04 triliun di semester I-2021.