Penyaluran kredit konsolidasi Bank Mandiri pada semester I-2021 tumbuh signifikan. Pertumbuhan tersebut didorong terutama oleh kinerja anak-anak perusahaan.
Oleh
Benediktus Krisna Yogatama
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Penyaluran kredit konsolidasi Bank Mandiri pada semester I-2021 tumbuh signifikan. Pertumbuhan tersebut didorong terutama oleh kinerja anak-anak perusahaan.
Posisi (outstanding) kredit konsolidasi Bank Mandiri per akhir semester pertama tahun ini mencapai Rp 1.014,3 triliun, tumbuh 16,37 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
Dari jumlah itu, posisi kredit dan pembiayaan anak-anak usaha Bank Mandiri mencapai Rp 209,1 triliun, tumbuh 79,02 persen secara tahunan. Kredit anak-anak usaha Bank Mandiri itu setara dengan 20,6 persen dari total kredit konsolidasi Bank Mandiri. Adapun anak-anak usaha Bank Mandiri, antara lain, Bank Syariah Indonesia (BSI), Mandiri Tunas Finance (MTF), dan Mandiri Utama Finance (MUF).
”Melejitnya pertumbuhan kredit anak-anak usaha Bank Mandiri salah satunya tidak lepas dari pembentukan Bank Syariah Indonesia yang sudah masuk pencatatan keuangan konsolidasi kami,” ujar Direktur Utama Bank Mandiri Darmawan Junaidi dalam konferensi pers virtual paparan kinerja semester I-2021, Kamis (29/7/2021).
BSI pada semester pertama tahun ini menyalurkan pembiayaan Rp 161,5 triliun atau meningkat 11,7 persen secara tahunan. MTF mencatat pertumbuhan pembiayaan 4,2 persen secara tahunan menjadi Rp 9,2 triliun dan pembiayaan MUF tumbuh 105 persen menjadi Rp 4,7 triliun.
Adapun total kredit Bank Mandiri tanpa anak usaha tercatat Rp 805,2 triliun atau 79,38 persen dari total kredit konsolidasi Bank Mandiri. Kredit Bank Mandiri tumbuh 6,67 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
Pertumbuhan itu ditopang dari segmen wholesale yang bertumbuh 7,13 persen secara tahunan pada angka Rp 534,2 triliun. Segmen lainnya, yakni ritel, mencatat pertumbuhan 5,77 persen menjadi Rp 271 triliun.
“Penyaluran kredit kami banyak fokus pada sektor yang masih bertumbuh seperti telekomunikasi dan pertanian,” ujar Darmawan.
Pertumbuhan kredit ini juga sejalan dengan terjaganya kualitas kredit. Kredit berperfoma buruk Bank Mandiri pada semester pertama tahun ini berada pada level 3,08 persen, membaik dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu yang sebesar 3,28 persen.
Kinerja pertumbuhan kredit itu menopang bisnis Bank Mandiri sehingga pada semester pertama tahun ini berhasil mencatatkan laba bersih Rp 12,5 triliun atau naik 21,45 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
Intermediasi membaik
Pada kesempatan terpisah, Deputi Komisioner Hubungan Masyarakat dan Logistik Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Anto Prabowo menjelaskan, pada semester pertama tahun ini, sektor jasa keuangan tetap stabil, salah satunya tecermin dari membaiknya intermediasi perbankan.
Kredit perbankan per Juni 2021 meningkat Rp 67,39 triliun dibandingkan dengan Juni 2020 atau tumbuh 0,59 persen. Sementara dana pihak ketiga (DPK) mencatat pertumbuhan 11,28 persen secara tahunan.
Meski pertumbuhan kredit belum secepat pertumbuhan DPK, ini adalah kali pertama dalam delapan bulan terakhir pertumbuhan kredit kembali ke jalur pertumbuhan positif. Ini menandakan intermedia menunjukkan pemulihan walau perlahan.
”Ini meneruskan tren perbaikan selama empat bulan terakhir seiring berjalannya stimulus pemerintah, OJK, dan otoritas terkait lainnya,” ujar Anto.