Hasil Investigasi Internal BRI Life, Data 25.000 Pemegang Polis Syariah Bocor
Diperkirakan data BRILife yang bocor terkait dengan 25.000 pemegang polis syariah individu, bukan dua juta nasabah seperti dikabarkan sebelumnya. Data ini tidak berkaitan dengan data nasabah grup BRI lainnya.
Oleh
Benediktus Krisna Yogatama dan Kurnia Yunita Rahayu
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Berdasarkan hasil investigasi oleh tim internal BRI Life, data nasabah yang bocor terkait dengan 25.000 pemegang polis BRILife Syariah, bukan 2 juta seperti kabar yang beredar di media sosial sejak Selasa (27/7/2021). Selain itu, data BRI Grup lainnya juga dinyatakan aman, tidak ikut bocor.
Kepala Divisi Sekretariat Perusahaan BRI Life Ade Ahmad Nasution menjelaskan, seusai mendengar informasi bocornya data nasabah BRILife, pihaknya bergerak cepat dengan melakukan investigasi maraton.
”BRILife telah bergerak cepat melakukan investigasi internal atas kejadian dimaksud, dan ditemukan bukti bahwa pelaku kejahatan cyber melakukan intrusi ke dalam sistem BRILife Syariah yang merupakan stand alone system dan terpisah dari core system BRILife,” ujar Ade dalam keterangannya, Rabu (28/7/2021) malam.
Ia menjelaskan, terdapat tiga temuan dari hasil investigasi itu. Yang pertama, jumlah data nasabah yang bocor tidak lebih dari 25.000, bukan 2 juta seperti yang sempat beredar. ”Pada sistem tersebut terdapat tidak lebih dari 25.000 pemegang polis syariah individu. Data tersebut tidak berkaitan dengan data BRILife maupun BRI Group lainnya,” ujar Ade.
Pada sistem tersebut terdapat tidak lebih dari 25.000 pemegang polis syariah individu. Data tersebut tidak berkaitan dengan data BRILife maupun BRI Group lainnya.
Poin kedua, pihaknya menegaskan, kejadian itu tidak memberikan dampak pada data nasabah grup BRI lainnya. ”Tidak ada lateral action terhadap portofolio yang lain karena sistem ini stand alone,” ujar Ade.
Adapun poin ketiga, disampaikan Ade, link situs forum jual beli itu sudah tidak dapat ditemukan lagi.
Terlepas dari hasil investigasi, Ade menegaskan, pihaknya memastikan data pemegang polis tidak berubah dengan data awal yang ada di sistem. Selanjutnya, BRILife akan berkoordinasi dengan pemegang polis syariah untuk memastikan layanan kepada pemegang polis tetap dapat dilakukan sesuai dengan manfaat polisnya.
”Apabila pemegang polis membutuhkan penjelasan lebih lanjut atau membutuhkan bantuan, dapat segera menghubungi layanan resmi kami melalui call center di nomor 1500087, Whatsapp Corporate 0811-935-0087, atau e-mailcs@brilife.co.id,” ujar Ade.
Penegakan hukum
Saat ini, BRI Life berkoordinasi dengan pihak terkait, seperti Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Kementerian Komunikasi dan Informatika, untuk merespons kebocoran data tersebut. Terkait penegakan hukum, pihaknya berkoordinasi dengan Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri dan Badan Sandi dan Siber Negara (BSSN).
Kepala Badan Reserse Kriminal Polri Komisaris Jenderal Agus Andrianto membenarkan, pihaknya tengah menyelidiki dugaan kebocoran data di BRI Life. Penyelidikan ini dilakukan oleh Direktorat Tindak Pidana Ekonomi Khusus.
Sementara itu, Direktur Tindak Pidana Ekonomi Khusus Bareskrim Polri Brigadir Jenderal (Pol) Helmy Santika mengatakan, informasi dugaan kebocoran data itu sedang didalami. Peristiwa kebocoran data belum bisa disimpulkan.
Sebelumnya viral di media sosial informasi peretasan dan bocornya data nasabah BRI Life yang terungkap sejak Selasa (27/7/2021). Akun Twitter @UnderTheBreach milik Alon Gal, petinggi perusahaan keamanan siber Hudson Rock, mencuit telah terjadi kebocoran besar pada BRI Life.
Data yang diretas dikabarkan akun tersebut mencapai 2 juta klien, 463.000 dokumen, dan dijual seharga 7.000 dollar AS atau sekitar Rp 101 juta (dengan kurs Rp 14.428 per dollar AS). Akun itu juga mengunggah foto kartu tanda penduduk (KTP) nasabah.