Ketidakpastian Meningkat Kala Pandemi, Asuransi Jadi Solusi
Seiring dengan meningkatnya ketidakpastian ekonomi dan risiko kesehatan karena pandemi, masyarakat diajak untuk memiliki asuransi. Hal ini menjadi alternatif proteksi keuangan di kala pandemi.
Oleh
Benediktus Krisna Yogatama
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Menghadapi pandemi yang penuh ketidakpastian dan risiko, masyarakat dianjurkan untuk memiliki asuransi. Hal ini menjadi alternatif proteksi keuangan di kala pandemi.
Perencana keuangan dari Finansialku.com, Melvin Mumpuni, menjelaskan, penting bagi masyarakat untuk memiliki asuransi di kala pandemi. Dalam kondisi penuh ketidakpastian keberlangsungan pekerjaan dan risiko tertular penyakit, masyarakat perlu dukungan proteksi keuangan.
”Misalkan sakit dengan biaya besar, mau pakai uang siapa? Kalau tidak bekerja, lalu sakit, mau pakai uang siapa? Ini pentingnya alternatif keuangan yang bisa disediakan jasa asuransi,” ujar Melvin dalam acara konferensi pers dan bincang-bincang interaktif FWD Insurance, Rabu (28/7/2021).
Ia menjelaskan, dalam pandemi saat ini, bukan berarti penyakit hanya infeksi Covid-19. Namun, penyakit lainnya juga masih mengintai dan perlu diwaspadai masyarakat.
”Saya kira dalam kondisi saat ini, wajib untuk memiliki proteksi keuangan tambahan dengan mengambil asuransi,” ujar Melvin.
FWD Insurance Director, Chief of Proposition & Syariah, Ade Bungsu, menjelaskan, kondisi pandemi secara tidak langsung mendorong peningkatan kesadaran masyarakat untuk berasuransi. Kondisi penuh ketidakpastian ekonomi dan risiko kesehatan, mendorong masyarakat untuk mencari bantuan jasa keuangan, salah satunya asuransi.
Hal ini tecermin dari bertambahnya nasabah perorangan. Mengutip data Asoasiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI), pada triwulan pertama tahun ini jumlah nasabah perorangan meningkat 460.000 orang atau bertumbuh 2,7 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
”Tren asuransi kesehatan ikut meningkat seiring dengan meningkatnya kesadaran masyarakat akan proteksi keuangan,” ujar Ade.
Pada kesempatan yang lain, Country Chair Million Dollar Round Table (MDRT) Miliana Marten dalam konferensi pers virtual MDRT Day Indonesia, Rabu, mengatakan, risiko yang dihadapi oleh masyarakat saat ini terus meningkat ketika banyak yang mengalami sakit dan harus dirawat di rumah sakit. Kondisi ini adalah momentum bagi agen asuransi jiwa utuk masuk menawarkan solusi, menjelaskan pentingnya proteksi kesehatan, dan proteksi lainnya.
”Pandemi Covid-19 ini sebenarnya mendorong awareness masyarakat bahwa asuransi itu penting. Dan, kita bersyukur karena masyarakat mulai sadar akan pentingnya asuransi,” kata Miliana.
MDRT adalah wadah agen asurnasi jiwa dengan performa luar biasa. Adapun untuk menjadi anggota MDRT, seorang agen asuransi perlu mendapatkan akumulasi premi dalam tahun pertama atau first year premium credit (FYPC) sebesar Rp 483.333.800.
Di hadapan agen asuransi yang hadir secara daring, Miliana memberikan tips dan strategi bagi para agen agar tetap bertahan dan produktif. Pertama adalah memanfaatkan teknologi untuk mengatasi pembatasan perjumpaan fisik. Apalagi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah memberikan kelonggaran dalam hal penjualan produk secara digital.
Kedua, agen asuransi jiwa harus memahami apa yang dibutuhkan oleh masyarakat.