Pemulihan di Semester I-2021 Dorong Realisasi Kredit Usaha Rakyat
Realisasi penyaluran kredit usaha rakyat (KUR) sepanjang semester I-2021 mencapai Rp 143,14 triliun. Naik dibandingkan semester I-2020 yang Rp 76,2 triliun. Pemulihan ekonomi dinilai menopang kenaikan tersebut.
Oleh
M Paschalia Judith J
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pemerintah menyebut realisasi penyaluran kredit usaha rakyat sepanjang semester I-2021 mencapai Rp 143,14 triliun. Angka itu mencapai 56,58 persen target tahun 2021 dan jauh lebih tinggi dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu yang tercatat Rp 76,2 triliun.
Selain aktivitas perekonomian yang semakin pulih, kenaikan realisasi penyaluran kredit usaha rakyat (KUR) semester I-2021 dinilai turut ditopang oleh bunga yang relatif rendah, yakni 3 persen. Dari sisi jumlah debitur KUR, pemerintah mencatat penambahan, yakni dari 2,2 juta debitur pada semester I-2020 menjadi 3,87 juta debitur pada semester I-2021.
Khusus di sektor pertanian, realisasi penyaluran KUR juga naik. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, dalam telekonferensi pers, Senin (26/7/2021), menyebutkan, realisasi penyaluran KUR sektor pertanian sejak awal Januari 2021 hingga 25 Juni 2021 telah mencapai Rp 42,7 triliun. Angka itu 61 persen dari target sepanjang 2021 yang berkisar Rp 70 triliun. ”Realisasi (penyaluran KUR di sektor pertanian selama semester I-2021) lebih tinggi 29,8 persen dibandingkan dengan periode sama tahun lalu,” ujarnya.
Realisasi penyaluran KUR di sektor pertanian tersebar di perkebunan kelapa sawit Rp 9,5 triliun, padi Rp 7,8 triliun, hortikultura Rp 5,2 triliun, pengembangbiakan sapi Rp 3,9 triliun, pengembangbiakan domba dan kambing Rp 3,5 triliun, palawija Rp 2,7 triliun, penanaman campuran Rp 2,6 triliun, pembibitan Rp 1,1 triliun, serta lainnya Rp 5,5 triliun.
Adapun target KUR untuk subsektor pangan Rp 26,8 triliun, hortikultura Rp 7,84 triliun, perkebunan Rp 20,3 triliun, dan peternakan Rp 15,1 triliun. Menurut Airlangga, petani dapat menggunakan KUR untuk membeli pupuk, sarana produksi pertanian, serta pengolahan pascapanen, seperti investasi mesin penggilingan padi.
Selain itu, KUR juga dapat dimanfaatkan untuk kemitraan antara kelompok tani dan badan usaha milik desa, aplikasi digital, serta pihak penyerap (offtaker).
Airlangga menambahkan, sesuai arahan Presiden Joko Widodo, ekosistem di sektor pertanian perlu didalami, termasuk sisi permintaannya. Jadi, upaya mendorongnya tidak semata soal pembiayaan. Selain itu, usaha membangun pertanian perlu ditempuh dengan memperkuat koperasi petani atau korporatisasi petani.
Terkait dengan koperasi dan korporatisasi petani, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan, pihaknya tengah membahasnya dengan Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah. Koperasi dan korporatisasi petani akan meliputi pascapanen, industri, dan lokapasar. ”Kami berkonsolidasi untuk mengefektifkan KUR dari hulu hingga pasarnya,” katanya.
Sementara itu, Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir mengatakan, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, dan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk akan mendukung penyaluran KUR di sektor padi, jagung, sawit, tebu, jeruk, tanaman hias, kopi, dan porang. Terkait sektor pertanian, pihaknya telah menyalurkan pinjaman berupa 6.150 unit mesin penggilingan padi dengan total nilai Rp 2,7 triliun.
Realisasi penyaluran KUR secara keseluruhan (sektor) telah mencapai Rp 143,14 triliun pada semester I-2021 atau 56,58 persen dari target tahun 2021. KUR tersebut telah menjangkau 3,87 juta debitur dengan rasio kredit macet (non-performing loan/NPL) mencapai 0,88 persen.
Pada periode yang sama tahun lalu, realisasi penyaluran KUR mencapai Rp 76,2 triliun dengan 2,2 juta debitur dan NPL 1,18 persen. Nilai realisasi semester I-2020 setara dengan 40,1 persen dari target penyaluran sepanjang tahun 2020.
SEVP Micro & Consumer Finance PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Josephus Koernianto Triprakoso berpendapat, Bank Mandiri akan memfokuskan penyaluran KUR pada sektor pertanian, perkebunan, peternakan dan perikanan. ”Sektor-sektor tersebut masih memiliki potensi penyaluran KUR yang relatif besar karena menunjang ketahanan pangan dalam negeri serta berprospek baik karena tidak terdampak pandemi Covid-19 secara signifikan,” katanya melalui siaran pers, Jumat (23/7/2021).
Sepanjang semester I-2021, Bank Mandiri menyalurkan KUR ke sektor produksi yang meliputi subsektor pertanian, perikanan, industri pengolahan, jasa produksi dan turunannya sebanyak Rp 11,42 triliun. Angka itu setara dengan 58,03 persen dari total penyaluran KUR Bank Mandiri yang sebesar Rp 19,68 triliun ke 200.339 debitor.
Angka NPL KUR Bank Mandiri pada periode tersebut mencapai 0,45 persen. Menurut Josephus, pemerintah telah menyetujui permohonan penambahan kuota KUR sepanjang 2021 yang sebelumnya sebesar Rp 31 triliun menjadi Rp 35 triliun.