Pelaku UKM Kembali Dipaksa Beradaptasi Hadapi Gelombang Baru Pandemi
Gelombang baru pandemi Covid-19 yang dibarengi dengan kebijakan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat atau PPKM beberapa pekan ini kembali memperlambat laju ekonomi, terutama di skala usaha kecil dan menengah.
Oleh
Stefanus Osa Triyatna
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pelaku usaha sektor kecil dan menengah berupaya keras terus beradaptasi menghadapi pelemahan ekonomi akibat pandemi Covid-19 yang tak kunjung usai. Sektor yang sangat diandalkan selama resesi ini membutuhkan perlindungan, kemudahan, dan dukungan dari pemerintah.
Presiden Direktur Wismilak Foundation Ronald Walla mengatakan, di awal 2021 sesungguhnya para pelaku usaha kecil dan menengah (UKM) sudah beradaptasi dengan situasi normal baru akibat pandemi Covid-19 yang terjadi sejak Maret 2020 di Indonesia. Mereka sudah siap berlari kencang mengejar seluruh ketertinggalan pada 2020.
”Sayangnya, peningkatan penyebaran Covid-19 menyebabkan kondisi iklim usaha di Tanah Air tidak stabil. Mereka kembali dipaksa memutar otak untuk kembali bertahan dan beradaptasi,” kata Ronald dalam telekonferensi pers bertajuk ”Diplomat Success Challenge 12”, di Jakarta, Senin (26/7/2021).
Dukungan kepada pelaku UKM, imbuh Ronald, dipandang sangat penting dalam situasi sekarang ini. Untuk mendukung pemulihan, Wismilak Foundation kembali menggelar program Diplomat Success Challenge yang ke-12. Digelar sejak 2009, program ini berhasil menjaring lebih dari 60.000 proposal kewirausahaan dengan hibah usaha secara keseluruhan mencapai Rp 17 miliar.
Digelar sejak 2009, program ini berhasil menjaring lebih dari 60.000 proposal kewirausahaan dengan hibah usaha secara keseluruhan mencapai Rp 17 miliar.
Dalam kesempatan yang sama, Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengatakan, program kewirausahaan ini sangat baik untuk mendukung sistem wirausahawan muda Indonesia agar dapat beradaptasi dengan cepat, kreatif, dan bersemangat membuat inovasi baru di tengah pandemi Covid-19.
”Sektor UMKM dapat menjadi andalan bagi Indonesia untuk keluar dari resesi ekonomi. Karena itu, pemerintah memberikan perlindungan, kemudahan, dan pemberdayaan pada sektor UMKM,” ujar Teten.
Upaya pengembangan UMKM, imbuh Teten, tidak akan berhasil dengan baik apabila produk yang dihasilkan tidak memiliki akses pasar. Oleh karena itu, dengan mendorong penciptaan dan membeli produk dalam negeri. Hal itu menjadi bentuk nyata dukungan terhadap UMKM yang lebih luas bagi ekonomi nasional.
Teten menambahkan, target rasio kewirausahaan nasional tahun 2024 sebesar 3,95 persen, dengan pertumbuhan wirausaha baru sekitar 4 persen. Realisasinya, rasio kewirausahaan Indonesia saat ini baru 3,47 persen. Angka itu lebih rendah dibandingkan dengan Thailand yang sebesar 4,26 persen, Malaysia 4,74 persen, dan Singapura 8,76 persen. Pengembangan kapasitas sumber daya manusia dinilai menjadi faktor penting dalam mewujudkan target tersebut.
Target rasio kewirausahaan nasional tahun 2024 sebesar 3,95 persen, dengan pertumbuhan wirausaha baru sekitar 4 persen. Realisasinya, rasio kewirausahaan Indonesia saat ini baru 3,47 persen.
Inisiator program Diplomat Success Challenge 2021, Edric Chandra, mengatakan, beranjak dari dampak pandemi tahun 2020 yang berat, secara nyata cukup banyak tantangan dan pelajaran yang dapat dipetik untuk melaju lebih cepat di tahun 2021. Namun, beberapa pekan terakhir ini, Indonesia kembali dihantam gelombang baru pandemi yang kembali memperlambat ekonomi, terutama di skala kecil dan menengah.
”Tantangan semacam ini akan terus ada. Tidak hanya pandemi,” kata Edric.
Program Diplomat Success Challenge ke-12 mengajak wirausahawan muda lebih memiliki kekuatan dan tangguh, serta jeli melihat peluang. Program ini ingin mengambil peran sebagai pembangun ekosistem kewirausahaan di Indonesia. Melalui tema ”Raih Peluang Sekarang dan Bikin Gebrakan”, Diplomat Success Challenge menggandeng berbagai inkubator dan komunitas.
Pendaftaran keikutsertaan Diplomat Success Challenge dibuka sejak 19 Juli 2021 dan ditutup pada 19 Oktober 2021. Calon peserta dapat mendaftarkan ide bisnis melalui laman Diplomatsuccess.com. Tahapan penyaringan akan dilakukan untuk menentukan 1.000 proposal terbaik yang akan dirampingkan kembali. Sebanyak 300 peserta terbaik akan melanjutkan perjalanan seleksi nasional yang diselenggarakan di Surabaya, Jawa Timur, dan DKI Jakarta.