Tren Rumah Pasca-pandemi Diprediksi Bakal Berkembang
Properti rumah tapak diprediksi terus bertahan di tengah berlanjutnya pandemi Covid-19. Model proyek rumah sehat dengan ventilasi yang baik mulai berkembang untuk menarik konsumen di tengah pandemi.
Oleh
BM Lukita Grahadyarini
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Perumahan kian beradaptasi dengan mengedepankan tren perumahan pasca-pandemi. Sementara itu, sektor perumahan tapak dan pergudangan diprediksi tetap bertahan di tengah berlanjutnya pandemi Covid-19.
Head of Research JLL Indonesia Yunus Karim mengemukakan, pandemi Covid-19 tidak menyurutkan penjualan perumahan tapak. Pengembang masih aktif mengembangkan proyek, terutama proyek di lahan luas atau township berskala besar.
Sebagian proyek perumahan bahkan mulai mengedepankan konsep rumah pintar dan ventilasi rumah yang lebih baik. Beberapa pengembang menawarkan produk tersebut sebagai bagian dari upaya pemasaran untuk menjadi nilai tambah yang menarik pembeli di kala pandemi.
”(Konsep) rumah pintar dan ventilasi rumah yang baik ini dikemas untuk menarik pembeli,” kata Yunus, dalam JLL Media Briefing, Kamis (22/7/2021).
Kisaran harga untuk produk-produk yang memiliki fitur tersebut bervariasi mengingat fitur ini dapat diaplikasikan ke berbagai tipe rumah yang disesuaikan dengan target pasar masing-masing. Akan tetapi, lanjut Yunus, sejauh ini faktor-faktor utama yang menjadi pertimbangan pembeli masih menitikberatkan pada keterjangkauan harga, lokasi dan aksesibilitas, serta reputasi pengembang.
Sebagian proyek perumahan bahkan mulai mengedepankan konsep rumah pintar dan ventilasi rumah yang lebih baik.
Yunus menambahkan, sektor perumahan tapak dan pergudangan masih memiliki permintaan yang cukup sehat. Selama semester I-2021, insentif fiskal dan pajak rumah di sektor perumahan menstimulus penjualan rumah karena pembeli bisa memanfaatkan kesempatan untuk mendapatkan harga rumah yang kompetitif.
”Insentif PPKM (pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat) berdampak positif terhadap pasar perumahan karena didominasi konsumen end user sehingga (konsumen) tetap aktif untuk memiliki atau membeli rumah sesuai kebutuhan,” ujar Yunus.
Pemerintah memperpanjang insentif perpajakan berupa pajak pertambahan nilai (PPN) yang ditanggung pemerintah hingga akhir 2021. Sebelumnya, dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 21 Tahun 2021, PPN yang ditanggung pemerintah hanya berlaku sampai Agustus 2021.
Insentif pembebasan PPN itu berlaku untuk harga rumah tapak ataupun rumah susun sampai Rp 2 miliar sebagai bagian program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN). Pemerintah juga memberikan pengurangan PPN sebesar 50 persen untuk harga rumah Rp 2 miliar-Rp 5 miliar dengan ketentuan maksimal satu unit rumah per orang dan tidak boleh dijual kembali dalam jangka waktu 1 tahun.
Selama semester I-2021, insentif fiskal dan pajak rumah di sektor perumahan menstimulus penjualan rumah karena pembeli bisa memanfaatkan kesempatan untuk mendapatkan harga rumah yang kompetitif.
Yunus mengemukakan, insentif PPKM tersebut berdampak pada rumah-rumah yang siap huni (ready stock). Properti dengan harga di bawah Rp 600 juta per unit mengalami peningkatan penjualan seiring dengan banyaknya pasokan rumah di segmen tersebut. Keterjangkauan harga rumah masih menjadi kunci penyerapan oleh konsumen penghuni langsung.
Yunus menilai, dampak pemberlakuan PPKM darurat terhadap konstruksi dan pasar perumahan baru akan terlihat mulai triwulan III-2021. Akan tetapi, insentif perumahan kemungkinan masih akan mendorong permintaan tetap stabil.
”Kita berharap permintaan tetap stabil dengan melihat dampak PPKM yang terjadi enam bulan lalu. Para pengembang yang punya stok akan dapat meningkatkan penjualan rumah mereka,” katanya.
Pola konsumen
Secara terpisah, Country Manager Rumah.com Marine Novita mengungkapkan, masa pandemi yang penuh tantangan mendorong masyarakat mengubah cara mengonsumsi dan mencari informasi termasuk di bidang properti. Konsumen lebih tertarik mencari informasi tentang properti secara daring dari rumah mereka yang nyaman. Pencarian melalui Rumah.com tumbuh dua kali lipat pada semester I-2021 dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Pengembang juga menyesuaikan perilaku daring konsumen dengan penyelenggaraan pameran properti virtual bertajuk ”Rumah.com & REI Property Expo” yang akan digelar tahun ini. Pameran itu bekerja sama dengan Real Estat Indonesia (REI).
Di tengah perpanjangan PPKM darurat, sektor properti perlu berperan dalam pemulihan ekonomi nasional. ”Industri properti kita memiliki dampak ganda terhadap 174 sektor lain dan 350 jenis industri terkait skala kecil,” ucap Marine dalam siaran pers.
Wakil Ketua Umum DPP REI Ikang Fawzi mengatakan, kemitraan REI dengan Rumah.com dapat membantu para pengembang mengubah cara para pencari rumah menemukan segala hal terkait dengan penawaran rumah.
”Kemitraan ini datang di saat yang tepat di mana pemerintah memutuskan untuk memperpanjang pembebasan PPN properti,” katanya.