Jalan Tol Udara untuk Helikopter Kawasan Mandalika Diresmikan
Selain akses darat, jalur udara juga disiapkan untuk mendukung berbagai kegiatan di KEK Mandalika, Lombok. Oleh karena itu, ITDC bersama AirNav Indonesia meresmikan jalur tol udara Helikopter dari dan menuju Mandalika.
Oleh
ISMAIL ZAKARIA
·3 menit baca
MATARAM, KOMPAS — PT Pengembangan Pariwisata Indonesia dan Perusahaan Umum Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia meresmikan pembukaan jalan tol udara untuk helikopter dari dan menuju kawasan Mandalika. Pembukaan jalan tol udara itu untuk mendukung pelaksanaan ajang internasional di Mandalika seperti World Superbike 2021 dan MotoGP 2022.
Managing Director The Mandalika Bram Subiandoro melalui siaran resminya Sabtu (17/7/2021) mengatakan, peresmian jalan tol udara dilakukan oleh PT Pengembangan Pariwisata Indonesia (ITDC) bersama Perusahaan Umum Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia (AirNav Indonesia) di Gedung Balawista, Kuta Beach Park, Mandalika, Kamis (15/7/2021).
Peresmian ditandai dengan penandatanganan berita acara komitmen oleh Bram Subiandoro dengan General Manager AirNav Indonesia Cabang Lombok Buyung Prastiyono.
Menurut Bram, jalan tol udara yang diresmikan merupakan jalur penerbangan helikopter dari berbagai lokasi di Pulau Lombok menuju kawasan Mandalika dan sebaliknya. Termasuk rute Bandara Lomobk ke kawasan Mandalika.
Bram menambahkan, jalan tol udara ini tertuang pada publikasi informasi aeronautika (aeronautical information publication/AIP amandement) yang membahas mengenai prosedur helikopter di Pulau Lombok. Salah satunya mengenai rute udara Bandara Lombok-Mandalika dan sebaliknya.
AirNav Indonesia bersama Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara juga akan melakukan pengawasan lalu lintas di jalan tol udara tersebut. (Bram Subiandoro)
Penggunaan jalan tol udara ini dilengkapi beberapa fasilitas. Seperti penyesuaian tempat peralatan pendaratan pesawat, prosedur-prosedur navigasi seperti memandu pendaratan pesawat berbasis alat navigasi penerbangan di darat, dan memandu pendaratan pesawat berbasis satelit.
Selain itu, ada juga dukungan radio operator dari personel Air Traffic Controller (ATC) bersertifikasi internasional yang akan menginformasikan ketinggian helikopter dan lalu lintas di udara.
”AirNav Indonesia bersama Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara juga akan melakukan pengawasan lalu lintas di jalan tol udara tersebut. Salah satunya adalah memantau kemungkinan bahaya yang terjadi saat ajang balap motor internasional berlangsung,” kata Bram.
Bram yakin rute helikopter yang dinavigasikan oleh AirNav Indonesia ini akan menjadi akses yang mempermudah berbagai hal. Dengan demikian, Baik kebutuhan persiapan maupun penyelenggaraan ajang internasional di Mandalika sehingga berjalan lancar dan sukses.
”Salah satunya adalah mempercepat akses bagi tim medis demi keselamatan dan kecepatan penanganan pembalap jika terjadi kecelakaan saat balapan,” kata Bram.
Seperti diberitakan, pelaksanaan ajang MotoGP semula dijadwalkan dilaksanakan pada akhir 2021. Akan tetapi, merebaknya pandemi Covid-19 yang hingga saat ini belum terkendali, membuat Dorna, selaku penyelenggara dan Federasi Sepeda Motor Internasional, menunda ajang ini ke Maret 2022.
Jalan multifungsi
Oleh karena itu, percepatan pembangunan Jalan Kawasan Khusus (JKK) atau jalan multifungsi, termasuk di dalamnya Sirkuit MotoGP Mandalika, terus didorong. Hingga saat ini, pembangunannya telah mencapai hampir 80 persen.
Buyung menambahkan, sebelum peresmian, mereka telah mendapatkan izin dari Direktorat Jenderal Perhubungan Udara dan telah dipublikasikan secara internasional bahwa jalur penerbangan ini akan efektif sejak diresmikan.
Menurut dia, ketinggian jalan tol udara ini telah ditentukan setinggi 500 kaki di atas permukaan laut.
”Kami menjamin ketinggian ini aman karena kami telah melakukan beberapa analisa dan kajian yang akurat untuk mempertimbangkan keselamatan penerbangan agar dapat berjalan dengan lancar saat helikopter mengudara di jalan tol tersebut,” kata Buyung.
Buyung mengatakan, analisis dan kajian yang dilaksanakan oleh AirNav Indonesia tersebut, antara lain, rute jalan tol udara tersebut telah bebas dari kendala di darat, tidak ada populasi burung dalam jumlah masif yang membahayakan helikopter, dan tidak ada fenomena cuaca yang ekstrem.
Selain itu, sudah ada masukan dari pilot berpengalaman yang telah melangsungkan penerbangan secara visual pada rute tersebut, dan separasi antarpesawat terpenuhi dengan pergerakan pesawat yang lepas landas dan mendarat di Bandara Lombok.
Menurut Buyung, selain kajian-kajian di atas, rute helikopter tersebut juga telah diinformasikan ke Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) NTB. Dengan demikian, apabila terjadi kondisi darurat, bisa dilaksanakan pencarian dan pertolongan (SAR) yang cepat sesuai dengan prosedur standar operasi yang ditetapkan.