Sinar Mas Gandeng KBRI Singapura dan Temasek Donasi 1.000 Konsentrator Oksigen
Kebutuhan oksigen menjadi faktor krusial di tengah lonjakan jumlah pasien Covid-19. Sinar Mas bekerja sama dengan Temasek Foundation dan Kedutaan Besar RI untuk Singapura mendatangkan 1.000 konsentrator oksigen.
JAKARTA, KOMPAS — Kebutuhan oksigen menjadi faktor krusial di tengah lonjakan jumlah pasien yang terpapar Covid-19 di Indonesia. Sinar Mas bekerja sama dengan Temasek Foundation dan Kedutaan Besar Republik Indonesia untuk Singapura mendatangkan 1.000 konsentrator oksigen.
Bantuan tersebut ditujukan kepada Kementerian Kesehatan RI untuk didistribusikan ke rumah sakit dan fasilitas kesehatan di seluruh Indonesia. Sebelumnya, Sinar Mas juga telah mendonasikan lebih dari 1.200 ton oksigen yang disalurkan setiap bulan untuk memenuhi kebutuhan oksigen pasien Covid-19 di sejumlah daerah Indonesia.
Managing Director Sinar Mas Saleh Husin, di Jakarta, Rabu (14/7/2021), mengatakan, ”Solidaritas antar-negara dan sesama entitas bisnis melatarbelakangi donasi konsentrator oksigen yang kami lakukan melalui Yayasan Temasek, tentunya dengan dukungan kedutaan besar kita di Singapura. Kami mengharapkan, inisiatif ini dapat membantu bangsa Indonesia menghadapi lonjakan angka Covid-19, sekaligus menggugah perusahaan lain untuk turut bergabung memberikan bantuan.”
Konsentrator oksigen adalah peralatan yang digunakan untuk memproduksi oksigen murni dari udara bebas yang dapat didistribusikan langsung kepada penggunanya, dalam hal ini para pasien Covid-19.
Sebelumnya, Sinar Mas juga telah mendonasikan lebih dari 1.200 ton oksigen yang disalurkan setiap bulan untuk memenuhi kebutuhan oksigen pasien Covid-19 di sejumlah daerah Indonesia.
Baca juga: Impor Jadi Strategi Atasi Masalah Pasokan Oksigen
Sebelumnya, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi IX DPR yang dilaporkan Kantor Berita Antara, Selasa (13/7/2021), menyampaikan adanya kesediaan sejumlah negara dan perusahaan swasta untuk membantu Indonesia dalam memenuhi kebutuhan prasarana vital penanganan pasien Covid-19 di rumah sakit.
”Nomor satu oksigen. Ada yang pakai tabung, ada yang sudah terinstalasi dengan ranjang atau memakai alat yang namanyakonsentrator oksigen,” kata Budi.
Budi melaporkan, jumlah kebutuhan tabung oksigen di Indonesia mencapai 60.000-70.000 unit. Jumlah tersebut sudah termasuk okupansi lonjakan pasien yang mencapai 30-60 persen dari total kapasitas rumah sakit.
Pengadaan tabung oksigen yang selama ini digunakan di rumah sakit dinilai tergolong sulit. Karena itu, penggunaan konsentrator oksigendipandang sebagai solusi karena kepraktisannya dalam menghasilkan oksigen.
Dinilai belum cukup
Menurut Saleh, Sinar Mas memang telah melakukan berbagai upaya untuk berkontribusi dalam penanganan pandemi Covid-19. Namun, itu semua dinilai belum cukup. Semua elemen masyarakat diajak untuk bersama-sama membantu upaya pemerintah menangani pandemi.
”Kita perlu kebersamaan, bersatu menekan penyebaran Covid-19, dan tak lupa mendoakan sahabat, dan rekan kita yang sedang berjuang melawan sakit,” ujar Saleh.
Pengadaan tabung oksigen yang selama ini digunakan di rumah sakit dinilai tergolong sulit. Karena itu, penggunaan konsentrator oksigendipandang sebagai solusi karena kepraktisannya dalam menghasilkan oksigen.
Baca juga: Pasokan Oksigen Medis Ditambah lewat Berbagai Jalur
Jennie Chua, Pimpinan Yayasan Temasek International, menyebutkan, kemunculan virus jenis baru Covid-19 lebih cepat menular. Untuk itu, diperlukan kerja sama dan dukungan cepat semua pihak, baik di Indonesia maupun Singapura, dalam mengatasi wabah virus ini. Sejak awal, pihaknya telah bekerjasama untuk menyalurkan berbagai macam bantuan penanganan Covid-19 di Indonesia bersama-sama dengan KBRI Singapura.
“Yayasan Temasek dan KBRI Singapura bersama dengan Kementerian Luar Negeri Singapura memfasilitasi kerjasama dan kolaborasi berbagai pihak, baik di Indonesia dan Singapura, dalam membantu Indonesia mengatasi pandemi,” ucap Jennie.
Apresiasi dan dukungan nyata juga diberikan KBRI Singapura terhadap semua pihak yang turut serta membantu donasi konsentrator oksigenke Indonesia. Duta Besar RI untuk Singapura, Suryopratomo, menyatakan, peran perusahaan swasta di Indonesia dan Singapura dalam menggalang donasi ini merupakan wujud hubungan persahabatan yang baik antara kedua negara.
“Singapura menunjukkan sebagai sahabat sejati bagi Indonesia. Bukan hanya pemerintah Singapura yang begitu cepat memberikan bantuan, melainkan juga perusahaan serta masyarakat Singapura,” kata Suryopratomo.
Vaksinasi pelaut
Sementara itu, DPP Indonesian National Shipowners’ Association (INSA) terus mendorong program vaksinasi pelaut dilakukan di pelabuhan-pelabuhan di Indonesia. Sejak dimulai program vaksinasi, DPP INSA mengusulkan agar pelaut menjadi kelompok pekerja yang mendapat prioritas menerima vaksin. Hal ini mengingat pelaut berada di garda depan dalam kelancaran logistik nasional.
Apalagi International Maritime Organization (IMO) juga menetapkan pekerja maritim sebagai keyworkers. Mereka yang berperan menjamin ketersediaan barang, termasuk alat kesehatan dan obat-obatan selama pandemi ini, di seluruh Indonesia.
Ketua Umum INSA Carmelita Hartoto di Jakarta, Rabu (14/7/2021), mengatakan, sejak awal terjadinya pandemi Covid-19, DPP INSA menaruh perhatian serius terhadap kesehatan dan keselamatan pekerja, khususnya para pelaut di atas kapal. Karena itu, peran pelaut ini terbilang sangat besar.
”Kami sejak awal menaruh perhatian serius terhadap keselamatan mereka dan berusaha agar pelaut ini bisa mendapatkan vaksin secepatnya di seluruh Indonesia,” kata Carmelita.
Ketua SDM Bidang Pelaut DPP INSA Capt Johan Novitrian mengatakan, sejak Maret 2020, DPP INSA selalu mengingatkan mengenai bahaya Covid-19 dan perlunya penanganan yang tepat dalam kegiatan kerja di perusahaan pelayaran, serta pengoperasian kapal-kapal anggota INSA.
Awal 2021, DPP INSA melakukan pendekatan melalui Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia untuk melaksanakan program vaksinasi mandiri bagi perusahaan pelayaran anggota INSA. INSA juga terlibat aktif dalam program vaksinasi mitra kerja Kementerian Perhubungan yang dilaksanakan pada Maret dan April 2021.
”Memang ada tantangan dalam pendataan pelaut penerima vaksin ini, di mana domisili pelaut, jenis kapal yang menjadi tempat kerja dan jadwal istirahat pelaut berbeda satu sama lain,” kata Johan.
Dia menilai, cukup kompleks bila pelaut disatukan dalam waktu yang sama untuk mengikuti program ini. Namun, pihaknya akan terus berkoordinasi dengan pemerintah agar semua pelaut dapat menerima vaksin dalam segala kesempatan.
Perjuangan INSA pun direspons positif oleh pemerintah dengan dilaksanakannya Program Vaksinasi untuk 10.000 pelaut dan pekerja pelayaran di Terminal Penumpang Nusantara, Tanjung Priok, Jakarta Utara. Berdasarkan hasil rekapitulasi data dari Balai Kesehatan Kerja Pelayaran, per 23 Juni 2021, tercatat sudah 11.042 pelaut telah divaksin di Pelabuhan Tanjung Priok dan Sunda Kelapa.
”Kami berterima kasih atas kepada pemerintah, terlebih kepada INSA yang telah mengupayakan sejak awal agar pelaut mendapat vaksinasi secepatnya,” kata Capt Muhammad Syamsudin, Nakhoda Kapal Crewboat Pan Marine 9, yang telah divaksin.
Baca juga: Mengantisipasi Kelangkaan Oksigen Medis