Penyertaan Modal Negara untuk Perkuat Ketahanan Pangan
”Holding” BUMN Kluster Pangan bisa membantu memberdayakan produsen pangan dan UMKM, turut menjaga pengendalian harga pangan, dan memenuhi kebutuhan pangan masyarakat dengan harga terjangkau.
Oleh
hendriyo widi
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Perusahaan induk atau holding BUMN Kluster Pangan mengusulkan dana penyertaan modal negara tahun anggaran 2022 sebesar Rp 1,2 triliun. Dana tersebut akan digunakan untuk memperkuat industri pangan dari hulu hingga hilir sekaligus peningkatan kesejahteraan petani, nelayan, peternak, dan pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah.
Perusahaan-perusahan pelat merah yang masuk dalam holding tersebut adalah PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero) atau RNI, PT Pertani (Persero), PT Sang Hyang Seri (Persero) atau SHS, PT Garam (Persero), PT Perikanan Nusantara (Persero) atau Perinus, Perum Perikanan Indonesia atau Perindo, PT Berdikari (Persero), PT Bhanda Ghara Reksa (Persero) atau BGR Logistics, dan PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (Persero) atau PPI. Badan-badan usaha berpelat merah itu akan ”dikomandani” PT RNI.
Ketua Holding BUMN Kluster Pangan sekaligus Direktur Utama PT RNI Arief Prasetyo Adi mengatakan, usulan penyertaan modal Rp 1,2 triliun untuk tahun depan tidak hanya untuk PT RNI. Dana tersebut juga akan digunakan BUMN lain dalam kluster pangan untuk pengembangan sektor pertanian, perdagangan, perikanan, peternakan, dan industri garam.
Tujuan utamanya adalah memperkuat ketahanan dan industri pangan nasional, serta meningkatkan inklusivitas dan kesejahteraan petani, nelayan, peternak, dan pelaku UMKM,” kata Arief ketika dihubungi di Jakarta, Senin (12/7/2021).
Arief mencontohkan, di sektor pertanian, termasuk perkebunan, BUMN Kluster Pangan akan melanjutkan peran sebagai offtaker atau pembeli siaga hasil panen dan produk petani. Tahun ini, PT RNI menjadi offtaker gula petani dengan membelinya Rp 10.500 per kilogram (kg) jika harga gula petani jatuh di bawah harga tersebut.
Tujuan utamanya adalah memperkuat ketahanan dan industri pangan nasional, serta meningkatkan inklusivitas dan kesejahteraan petani, nelayan, peternak, dan pelaku UMKM.
PT RNI juga bekerja sama dengan petani dan PT SHS memproduksi beras permintaan khusus dari PT Food Station Tjipinang Jaya. Beras yang diproduksi petani Sukamandi, Subang, Jawa Barat, sebanyak 4.000 ton ini telah dibeli Food Station dalam rangka menjaga stok pangan di DKI Jakarta.
”Di sektor peternakan, kami melalui Berdikari tengah merintis kerja sama dengan para peternak ayam mandiri dalam hal pengadaan pakan ternak. Kami akan menyerap jagung dari petani untuk memenuhi kebutuhan peternak ayam rakyat sekaligus mengendalikan harga jagung agar tidak lebih dari Rp 4.500 per kg,” katanya.
Adapun untuk UMKM yang bergerak di bidang kebutuhan pokok, lanjut Arief, PT PPI dan BGR Logistic akan meningkatkan jumlah warung rakyat dengan mengandeng mereka. Pada tahun lalu, jumlah warung rakyat ini sudah 60.000 warung. Pada 2022 dan 2023, jumlahnya ditargetkan bertambah menjadi 90.000 warung dan 120.000 warung.
Mereka akan mendapatkan pasokan barang dari BUMN Kluster Pangan dan bisa menjualnya secara luring dan daring. Penjualan daring ini bisa dilakukan dengan aplikasi yang telah dikembangkan oleh BGR Logistic.
”Intinya, kami membutuhkan dana PMN ini menopang strategi bisnis holding BUMN Kluster Pangan yang ditargetkan resmi berbadan hukum sebagai holding pada triwulan III-2021. Sebelumnya, kami mendapatkan pendanaan dari pinjaman perbankan dengan bunga yang cukup besar,” katanya.
Sementara itu, Peneliti Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Abra PG Talattov berpendapat, BUMN Kluster Pangan bergerak di sektor strategis yang dibutuhkan masyarakat dan produsen pangan, baik di tengah maupun pasca-pandemi Covid-19. Holding ini bisa membantu memberdayakan produsen pangan dan UMKM, turut menjaga pengendalian harga pangan, dan memenuhi kebutuhan pangan masyarakat dengan harga terjangkau.
BUMN Kluster pangan ini juga perlu menggandeng BUMD dan BUMDes untuk menggeliatkan ekonomi daerah.
Ke depan, BUMN Kluster Pangan ini juga perlu menggandeng badan usaha milik daerah (BUMD) dan badan usaha milik desa (BUMDes) untuk menggeliatkan ekonomi daerah. Mereka juga bisa melanjutkan program kerja sama antara petani, PT SHS, dan Food Station, dan BUMN yang bergerak di industri pupuk di daerah-daerah lain.
”Kolaborasi itu bisa menambah stok beras di DKI Jakarta. Pola atau model ini bisa diterapkan di kota-kota besar lain atau di daerah-daerah lain yang biasanya kerap menghadapi lonjakan harga pangan,” katanya.