Bisnis Kembang Pangan Rumahan yang Kian Berkembang
Masyarakat yang berminat pada bisnis bunga pangan dari tempat tinggal selama PPKM darurat dapat memulainya dengan menanam kembang telang, krisan, kenikir, ginseng jawa, dan marigold. Bunga-bunga itu mudah ditemukan.
Oleh
M Paschalia Judith J
·5 menit baca
Setangkai mungil bunga telang tampak terbaring di atas kue kering berwarna kuning kecoklatan. Warna birunya menjadi primadona. Tak sekadar hiasan, ia siap disantap bersama renyahnya kue.
Kue kering bunga menjadi salah satu dagangan Herbaria yang didirikan Callixtine Dety. ”Bisnis ini lahir di masa pandemi tahun lalu karena mencari-cari aktivitas di rumah. Saya ingin membuat sesuatu yang bisa dijual dan dibagikan. Kebetulan, saya juga hobi mengeringkan bunga,” katanya saat sesi berbagi dalam jaringan berjudul ”Makan Bunga, Apa Rasanya?” yang diadakan Terasmitra, Sabtu (10/7/2021).
Menurut dia, masyarakat yang berminat pada bisnis bunga pangan dari tempat tinggal selama pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) darurat dapat memulainya dengan menanam kembang telang, krisan, kenikir, dan ginseng jawa. Keempat bunga itu relatif mudah ditemukan.
Selain itu, pemilik usaha Griya Greenhouse, Ida Ayu Agung Trisnawati, berpendapat, marigold juga merupakan bunga pangan yang mudah ditanam. Perawatan bunga-bunga itu juga sederhana dari segi penyiraman dan pemupukannya. Dia menyarankan pemula menanam bunga pangan dari bijinya agar dapat dikendalikan cara tanam organiknya sejak dini.
Media tanam yang dapat digunakan terdiri dari tanah yang dicampur kompos, sekam padi, dan humus dedaunan. Untuk beberapa jenis bunga, perlu diperhatikan kebutuhan air dan sinar mataharinya. Penyiraman tidak boleh berlebih agar akar tidak cepat membusuk. Bagi pemula, bunga dapat dipupuk dengan menyiramkan air cucian beras.
Agar kuncup-kuncup bunga bermekaran, dia menyarankan pemetikan secara rutin. Bunga dipetik dengan gunting beserta tangkainya, kira-kira di bawah helain daun setelah kelopak bunga. Semakin dekat pemotongan tangkai ke permukaan tanah, tanaman makin cepat menghasilkan bunga.
Pendiri PT IJO Kreasi Indonesia Eve Edible Flowers, Eva L A Madarona, menambahkan, pemotongan tangkai mesti hati-hati dan jangan sampai mengangkat akar. Apabila ingin serius terjun ke bisnis bunga pangan, dia menyarankan untuk menyiapkan lahan seluas minimal 1 meter x 2 meter untuk dibangun instalasi hidroponik. Modalnya berkisar Rp 5 juta-Rp 6 juta.
Selain itu, lanjutnya, menjadi penjual antara (reseller) merupakan opsi lain menggarap bisnis bunga pangan. Langkah ini penting untuk membangun jaringan pasar. Sembari menjadi penjual antara, pemula dapat memulai menanam bunga pangan di pekarangan secara mandiri.
Dia menggarisbawahi, kembang pangan merupakan jenis tanaman bunga yang tidak mengandung racun dan dirawat tanpa menggunakan pestisida. Penanamannya mesti organik. ”Oleh sebab itu, saya membangun kepercayaan dengan konsumen. Caranya, dengan menunjukkan kebun yang saya buat di lantai tiga rumah saya. Saya merawatnya secara organik,” tuturnya.
Mengeringkan telang
Kembang telang seolah menjadi pesohor di antara barisan bunga pangan. Agar tahan lama, pendiri Asri Organik Akhmad Affan Fakhrudin menyajikan bunga itu dalam bentuk telang kering, tisane, dan sirup telang.
Dalam mengeringkan telang, dia menyarankan agar setiap bunga yang dipetik diberi jarak antar satu sama lain di atas wadah. ”Agar tidak muncul jamur, sebaiknya tidak memetik saat hujan atau kadar air tanaman sedang tinggi. Begitu kering, masukkan telang ke wadah kedap udara bersama silica gel,” katanya.
Proses pengeringan telang, menurut Eva, membutuhkan sinar matahari. Sirkulasi udara saat pengeringan juga mesti dijaga demi menekan risiko kontaminasi.
Elly Wisanti, salah satu peserta sesi berbagi, membuat pengering surya (solar dryer) untuk mengeringkan telang. Pengering itu tersusun atas beberapa rak kayu yang turut menjadi wadah jejeran telang yang dipetik.
Dia membuat pengering surya itu sebagai salah satu aktivitas di rumah. ”Pengering ini memanfaatkan matahari dan harganya tidak terlalu mahal. Setelah dikeringkan, warna telang tetap biru dan batangnya hijau. Teksturnya renyah seperti keripik,” ucapnya.
Memasak bunga
Apabila ingin memanggang bunga bersama kue, Eva menyarankan untuk mengatur suhu oven tak terlalu tinggi atau sekitar 130 derajat celsius. Dengan demikian, warna bunga tetap bertahan dan tak berubah.
Supaya lebih awet, dia kerap mengkristalkan bunga dengan gula. Untuk pengiriman jarak jauh, dia mengemas bunga dalam wadah plastik tertutup yang di dalamnya dialasi tisu yang telah dibasahi air. Tangkai bunga mesti menyentuh alas tisu itu. Bunga pangan hasil karyanya telah beredar di sebuah swalayan di Jakarta serta diekspor ke Singapura dan Malaysia.
Bunga pangan itu dapat dikreasikan sebagai hiasan kue atau topping yang berwarna-warni. Beragam kembang pangan juga bisa berharmoni dalam puding yang mengilap. Saking cantiknya, komentar tak tega menyantap muncul kala foto hidangan-hidangan itu unjuk gigi di layar gawai.
Untuk kemasan yang dikirim, Ida menyarankan bunga pangan tak dicuci sama sekali setelah dipanen agar tidak cepat busuk. ”Bunga pangan juga bisa langsung dimakan fresh (langsung dimakan setelah dipetik), misalnya untuk bahan salad. Namun, konsumen harus memastikan diri tidak memiliki alergi terhadap bunga yang dimakan,” katanya.
Selain menjadi hiasan kue atau salad, Affan menilai, Indonesia kaya akan bunga pangan yang biasanya disantap sebagai sayur. Dia mencontohkan bunga pepaya, bunga labu, manggar atau bunga kelapa, jantung pisang, dan bunga kecombrang. Olahannya dapat berupa pecel, lalap, digoreng dengan tepung, sambal, hingga tumisan.
Di pekarangannya, dia menanam bunga telang, torenia, jantung pisang, turi, ginseng jawa, kenikir, dan kembang air mata pengantin. Dia pun memboyong bunga-bunga itu ke dapur dan mengkreasikannya menjadi bakwan, telur dadar, dan salad gulung.
Selama PPKM darurat, menjajaki bisnis bunga pangan dapat menjadi pilihan aktivitas. Kalaupun belum menghasilkan untung, warna-warni kembang yang ditanam siap menghiasi dapur dan hidangan di atas piring, bahkan hari-hari pemiliknya. Tak ada salahnya bukan untuk mencoba? (JUD)