Indonesia-Meksiko Tanda Tangani Nota Kerja Sama Imbal Dagang
Indonesia-Meksiko memperkuat kerja sama perdagangan berskema imbal dagang. Selain Meksiko, Indonesia juga tengah menjajaki skema itu dengan Turki, Rusia, Afghanistan, Jerman, Belanda, Perancis, Filipina, India, dan Iran.
Oleh
Hendriyo Widi
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Indonesia dan Meksiko telah menandatangani nota kesepahaman kerja sama perdagangan berskema imbal dagang bisnis untuk bisnis. Sebagai proyek percontohan kerja sama itu, Indonesia akan mengekspor pupuk urea, pupuk batubara, arang batok kelapa, dan ragam rempah-rempah, yaitu kayu manis, pala, dan lada, sedangkan Meksiko menawarkan biji wijen dan minyak nabati kanola dan biji bunga matahari.
Nota kesepahaman bisnis untuk bisnis (MoU B-to-B) tersebut ditandatangani oleh Direktur Utama PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (Persero) atau PPI Nina Sulistyowati dan Direktur Cluster de l+D y TICs Myrhge del Carmen Spross Barcenas, Jumat (2/7/2021) malam. PT PPI akan bertindak sebagai badan pelaksana imbal dagang di Indonesia dan Cluster de l+D y TICs sebagai badan pelaksana imbal dagang di Meksiko.
Penandatanganan tersebut difasilitasi Direktorat Fasilitasi Ekspor dan Impor Direktorat Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan bekerja sama dengan Indonesian Trade Promotion Center (ITPC) dan Kedutaan Besar RI untuk Meksiko. Sementara dari Pemerintah Meksiko diwakili oleh Direktur Perdagangan Luar Negeri Lizzette Calderon.
Nina Sulistyowati mengatakan, kerja sama perdagangan berskema imbal dagang B-to-B ini berpotensi meningkatkan ekspor Indonesia ke Meksiko. Kerja sama ini memang masih langkah awal yang akan diikuti dengan penyusunan kontrak kerja sama terkait dengan nilai transaksi dan teknis pelaksanaan imbal dagang.
”Kami berharap dalam waktu dekat, transaksi riil dapat segera diwujudkan,” ujarnya dalam siaran pers di Jakarta, Jumat (3/7/2021).
Kerja sama perdagangan berskema imbal dagang B-to-B ini berpotensi untuk meningkatkan ekspor Indonesia ke Meksiko. Kami berharap dalam waktu dekat, transaksi riil dapat segera diwujudkan.
Kementerian Perdagangan mencatat, total perdagangan nonmigas Indonesia-Meksiko pada 2020 mencapai 1,13 miliar dollar AS. Ekspor Indonesia ke Meksiko mencapai 861 juta dollar AS, sementara impor Indonesia dari Meksiko sebesar 269 juta dollar AS.
Adapun pada Januari-April 2021, total perdagangan nonmigas kedua negara senilai 477 juta dollar AS. Dari nilai tersebut, total nilai ekspor Indonesia mencapai 381 juta dollar AS dan impor 96 juta dollar AS.
Komoditas ekspor unggulan Indonesia ke Meksiko pada tahun 2020 antara lain kendaraan dan bagiannya, mesin dan peralatan listrik, alas kaki, karet dan barang dari karet, serta pupuk. Adapun komoditas yang diimpor Indonesia dari Meksiko antara lain mesin dan peralatan listrik, mesin dan pesawat mekanik, kendaraan dan bagiannya, tembaga, serta perangkat optik.
Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan Indrasari Wisnu Wardhana mengemukakan, pemerintah akan terus berupaya membuat terobosan baru untuk membuka peluang ekspor guna membantu pemulihan perekonomian nasional. MoU imbal dagang tersebut diharapkan menjadi tonggak peningkatan kerja sama perdagangan Indonesia-Meksiko ke depan.
”Selain meningkatkan hubungan dan kerja sama bilateral, MoU ini juga diharapkan dapat mendorong perdagangan dalam rantai nilai global,” katanya.
Sementara itu, Direktur Fasilitasi Ekspor dan Impor Kementerian Perdagangan Marthin menambahkan, pemerintah sedang menggencarkan kerja sama imbal dagang B-to-B sebagai upaya membuat terobosan baru di bidang kerja sama perdagangan luar negeri. Selama ini, imbal dagang identik dengan pembelian alat pertahanan dan keamanan oleh Kementerian Pertahanan. Namun, Kementerian Perdagangan mencoba mengembangkannya di berbagai komoditas sektor perdagangan lainnya.
Selain Meksiko, terdapat sembilan negara yang menyambut baik inisiatif Indonesia itu, yaitu Turki, Rusia, Afghanistan, Jerman, Belanda, Perancis, Filipina, India, dan Iran.
Sejak awal tahun ini, Kementerian Perdagangan menjajaki secara intensif skema imbal dagang B-to-B dengan 35 negara di dunia. Selain Meksiko, terdapat sembilan negara yang menyambut baik inisiatif Indonesia itu, yaitu Turki, Rusia, Afghanistan, Jerman, Belanda, Perancis, Filipina, India, dan Iran.
”Kesembilan negara tersebut memberi respons positif untuk melanjutkan pembahasan secara teknis,” ujar Marthin.