Membeli produk reksa dana itu tak ubahnya seperti membuat satu portofolio investasi tersendiri.
Oleh
Prita Hapsari Ghozie
·4 menit baca
Jika masih banyak masyarakat yang ragu untuk mulai berinvestasi di pasar modal, dalam hal ini saham, sebenarnya tidak perlu dipaksakan. Selain dengan membeli saham, masyarakat juga bisa berinvestasi di pasar modal melalui reksa dana. Apa dan mengapa reksa dana jadi pilihan? Mari kita bahas.
Saya sangat beruntung telah mengenal ragam jenis investasi reksa dana sejak di bangku SMA karena diarahkan oleh ayah saya, Iwan Pontjowinoto, pelopor reksa dana di Indonesia. Bagi semua investor pemula, reksa dana adalah produk pasar modal yang sangat mudah untuk dipahami dan dibeli.
Menurut UU Nomor 8 Tahun 1995 tentang pasar modal, reksa dana adalah wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio efek oleh Manajer Investasi. Pada praktiknya, uang yang terhimpun bisa dibelikan berbagai jenis aset, seperti saham, deposito, pasar uang, dan obligasi. Dengan demikian, membeli produk reksa dana itu seperti membuat satu portofolio investasi tersendiri.
Membeli produk reksa dana itu seperti membuat satu portofolio investasi tersendiri.
Berdasarkan alokasi uang yang dikelola, maka sebuah reksa dana dapat berjenis reksa dana pasar uang, reksa dana pendapatan tetap, reksa dana campuran, dan reksa dana saham.
Terdapat juga produk Exchange Traded Fund (ETF) yang unit penyertaannya diperdagangkan di Bursa Efek. Meskipun ETF pada dasarnya adalah reksa dana, produk ini diperdagangkan seperti saham-saham yang ada di bursa efek. ETF merupakan penggabungan antara unsur reksa dana dalam hal pengelolaan dana dengan mekanisme saham dalam hal transaksi jual ataupun beli.
Produk reksa dana diterbitkan dan dikelola oleh perusahaan manajer investasi yang telah memperoleh izin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan. Namun, seiring dengan perkembangan industri, Anda bisa membeli produk reksa dana melalui beberapa jalur distribusi, yaitu perusahaan sekuritas hingga platform online yang memperoleh izin sebagai agen penjual efek reksa dana.
Pahami, produk yang Anda beli tetap sama, yaitu reksa dana. Namun, yang berbeda adalah tempat pembeliannya. Ibarat membeli beras bisa langsung ke pasar grosir, supermarket, atau belanja online. Tentu saja berasnya sama, yang berbeda adalah tambahan biaya pembelian dan kemudahan yang ditawarkan.
Lantas, bagaimana memilih reksa dana yang tepat untuk setiap orang? Ini merupakan ilmu yang berbeda lagi. Secara umum, profil risiko investor pasti menjadi faktor penentu. Namun, ada panduan yang dapat diikuti setiap investor pemula saat berminat untuk menjadi seorang investor reksa dana.
Pertama, kenali terlebih dahulu tujuan dalam berinvestasi. Setiap calon investor sebaiknya mengetahui kapan dan untuk apa tujuan dana yang diinvestasikan. Panduan umum, semakin pendek jangka waktu berinvestasi, maka sebaiknya memilih reksa dana yang berisiko rendah.
Setiap calon investor sebaiknya mengetahui kapan dan untuk apa tujuan dana yang diinvestasikan.
Berdasarkan jenis reksa dana, produk yang memiliki risiko terendah hingga tertinggi adalah reksa dana pasar uang, pendapatan tetap, campuran, dan saham. Secara umum, untuk tujuan investasi hingga dua tahun ke depan, bisa dipilih reksa dana pasar uang.
Untuk tujuan hingga lima tahun ke depan, pilihlah reksa dana pendapatan tetap. Untuk tujuan hingga delapan tahun ke depan, dapat dipilih reksa dana campuran dan di atasnya dapat memilih reksa dana saham. Jika ragu, pelajari kembali berbagai informasi mengenai reksa dana yang diinginkan dalam dokumen fund fact sheet.
Kedua, pahami strategi berinvestasi. Produk reksa dana tergolong cukup likuid karena dapat dibeli setiap saat dan dapat dicairkan setiap saat. Meski begitu, pahami bahwa saat pencairan, dibutuhkan waktu beberapa hari hingga dana masuk ke rekening setiap pemilik reksa dana. Cara termudah adalah melakukan pembelian reksa dana secara berkala, misal setiap bulan, dengan teknik debit otomatis dari rekening gaji. Cara ini menciptakan disiplin untuk menyisihkan penghasilan di awal dan memastikan investasi terjadi.
Cara termudah adalah melakukan pembelian reksa dana secara berkala, misal setiap bulan, dengan teknik debit otomatis dari rekening gaji. Cara ini menciptakan disiplin untuk menyisihkan penghasilan di awal dan memastikan investasi terjadi.
Ketiga, memilih pengelola reksa dana alias manajer investasinya. Setelah mengetahui jenis reksa dana yang sesuai untuk kebutuhan investasi calon investor, pertimbangan berikutnya adalah memilih reksa dana dari manajer investasi yang mana.
Secara umum, saya sarankan membeli dari manajer investasi yang bereputasi baik, punya kinerja investasi yang secara konsisten lebih tinggi daripada rata-rata pasar, dan memungut biaya lebih kecil. Besaran biaya akan mengurangi potensi keuntungan calon investor, itu sebabnya pahami produk yang akan dibeli melalui prospektus calon investor.
Terakhir, saya juga menggunakan parameter kemudahan akses dan administrasi atas pembelian produk reksa dana sebagai salah satu panduan memilih. Di zaman digital, kemudahan pembelian sudah menjadi opsi wajib.
Investor juga membutuhkan sistem informasi yang dapat diakses secara online sehingga dapat dengan mudah memantau perkembangan investasi reksa dananya. Masih ragu juga? Saya sarankan mulai dari kecil sambil belajar. Setiap bulan, setorkan dana, misalnya Rp 10.000, untuk pembelian reksa dana. Pahami reksa dana dengan mempelajari perkembangan investasinya dan yang terpenting mulai dari sekarang.