Pandemi Bikin Pembayaran dengan Kartu Tanpa Sentuh Makin Diminati
Pandemi mendorong nasabah melakukan pembayaran dengan kartu sekali tap (”contactless”) atau tanpa menyentuh mesin EDC. Alasannya, nasabah menyukai kemudahan dan berupaya mengurangi risiko tertular Covid-19.
Oleh
Benediktus Krisna Yogatama
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pembayaran nontunai menggunakan kartu kredit Visa tanpa sentuh (contactless) makin diminati sejak pandemi. Selain dimudahkan karena tak perlu membawa uang tunai, nasabah merasa lebih aman dari potensi penularan Covid-19.
Demikian hasil survei Visa Consumer Payment Attitudes yang dipaparkan dalam webinar bertajuk ”Lebih Nyaman Nontunai dengan Visa Contactless”, Kamis (24/6/2021). Hadir dalam acara itu Head of Strategy & Bussiness Planning PT Visa Worldwide Indonesia Handikin Setiawan, Head of Corporate Communications PT Visa Worldwide Indonesia Widyananto Sutanto, Direktur Consumer Banking PT Bank Mega Tbk Lay Diza Larentie, Marketing Communications Manager Tous les Jours Indonesia Zulia Duharani, dan content creator Fellexandro Ruby.
Survei dilakukan dengan 1.000 responden pria dan wanita berumur 18-65 tahun dan berpendapatan bulanan minimal Rp 3 juta. Survei digelar pada Agustus-September 2020.
Berdasarkan hasil survei, sebanyak 69 persen responden mengatakan mereka membawa semakin sedikit uang tunai dan lebih sering menggunakan kartu pembayaran contactless. Adapun yang dimaksud kartu contactless adalah kartu pembayaran tanpa perlu menyentuh atau memasukkan PIN (personal identification number) di mesin EDC (electronic data capture). Nasabah hanya perlu sekali tap di mesin tanpa membuat tangannya bersentuhan dengan mesin.
Sebelum pandemi, dalam 10 transaksi rata-rata nasabah menggunakan kartu contactless untuk pembayaran sekitar 5,6 kali. Sementara saat ini meningkat menjadi 7,2 kali.
Alasan nasabah menyukai pembayaran contactless, antara lain, lebih nyaman karena tidak perlu membawa uang tunai (dijawab 67 persen responden), mudah digunakan (61 persen), dan aman dari risiko penularan virus (60 persen).
”Pandemi mengubah cara nasabah dalam melakukan pembayaran. Nasabah ingin yang simpel, mudah, dan aman untuk mencegah penularan virus Covid-19,” ujar Widyananto.
Secara global, lanjut Widyananto, transaksi Visa contactless atau tap-to-pay pada Maret 2021 tumbuh lebih dari 30 persen secara tahunan (year on year/yoy). Kawasan Asia Pasifik memimpin adopsi pembayaran contactless, terindikasi dari total transaksi kartu Visa yang dilakukan secara tatap muka, lebih dari 50 persen menggunakan kartu contactless atau metode tap to pay.
Di sejumlah negara, seperti Australia, Singapura, Selandia Baru, dan Taiwan, porsi pembayaran contactless mencapai lebih dari 75 persen dari total transaksi kartu Visa yang dilakukan secara tatap muka. Adapun di Indonesia, lanjut Widyananto, juga terjadi tren yang kurang lebih sama seperti negara-negara itu.
Lay Diza mengatakan, Bank Mega telah merilis kartu kredit Visa contactless sebelum pandemi. Permintaan nasabah untuk menggunakan kartu ini semakin meningkat setelah pandemi. Ini salah satunya disebabkan banyaknya promo diskon yang diberikan toko apabila nasabah melakukan pembayaran menggunakan kartu contactless.
Hal senada juga dikemukan Zulia. Pihaknya juga memberikan diskon 10 persen untuk seluruh barang yang dibayar menggunakan kartu contactless.
Keamanan
Handikin menjelaskan, nasabah tidak perlu khawatir terjadi kebocoran atau pembobolan kartu. Hal ini disebabkan kartu tersebut sudah dilengkapi dengan berbagai lapis fitur keamanan.
Ia menjelaskan, transaksi hanya bisa dilakukan apabila sudah ada inisiasi pembayaran oleh toko. Artinya, kalau nasabah tidak sengaja melakukan tap pada mesin EDC, selama tidak ada inisiasi dari toko, pembayaran tidak bisa dilakukan.
”Pembayaran baru bisa dilakukan setelah ada inisiasi dari toko,” ujar Handikin.
Selain itu, pembayaran juga hanya bisa dilakukan dengan menempelkan kartu pada mesin EDC dengan jarak paling jauh 4 cm. Apabila lebih jauh dari itu, transaksi tidak bisa diproses.
Keamanan diperketat dengan ditambahkannya cip pada kartu yang bisa memberikan kode unik setiap transaksi. ”Hal ini untuk menghindari pemalsuan dan pencurian identitas,” ujar Handikin.