PLN Wilayah NTT Menghadirkan Listrik 24 Jam di Perbatasan Indonesia-Timor Leste
Pelanggan PLN yang berada di perbatasan RI-Timor Leste mulai menikmati listrik selama 24 jam setelah pengoperasian pembangkit listrik tenaga diesel Oepoli di Desa Netemnanu Utara, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur.
Oleh
KORNELIS KEWA AMA
·3 menit baca
KOMPAS/KORNELIS KEWA AMA
PLN Wilayah NTT berhasil meningkatkan layakan listrik 24 jam di Oepoli, Kota Kecamatan Amfoang Timur, Kabupaten Kupang, perbatasan Republik Indonesia-Timor Leste.
KUPANG, KOMPAS — Sebanyak 845 kepala keluarga di perbatasan Indonesia-Timor Leste mulai menikmati listrik selama 24 jam setelah pengoperasian Pembangkit Listrik Tenaga Diesel Oepoli di Desa Netemnanu Utara, Kabupaten Kupang. Kehadiran PLN ini sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat perbatasan.
General Manajer PLN Wilayah Nusa Tenggara Timur Agustimus Jatmiko di Kupang, Rabu (23/6/2021), mengatakan, PLN Wilayah NTT terus berbenah untuk melayani masyarakat yang selama ini belum terjangkau listrik, termasuk masyarakat di wilayah perbatasan RI-Timor Leste.
Mulai Rabu ini, kata Jatmiko, sudah dioperasikan sistem kelistrikan Oepoli yang awalnya 12 jam menjadi 24 jam. Dengan demikian, diharapkan warga di Oepoli, tokoh masyarakat, dan perangkat desa dapat memanfaatkan energi listrik tersebut lebih produktif.
”Kehadiran listrik di perbatasan ini antara lain bertujuan meningkatkan ekonomi masyarakat Oepoli, yang selama dikenal sebagai daerah tertinggal, terjauh, dan terisolir,” ujarnya.
Membangun listrik di perbatasan dengan infrastruktur jalan yang belum terbangun baik butuh kerja keras dan pengorbanan luar biasa dari petugas PLN di lapangan. BUMN ini harus menambah kapasitas pembangkit dengan mendatangkan satu unit mesin berkapasitas 160 kilowatt (kW) dan satu unit trafo dari Kota Kupang dengan waktu tempuh 7 jam untuk perjalanan 180 km.
Tangki BBM bagi PLTD di Oepoli, perbatasan RI-Timor Leste, untuk pelayanan listrik 24 jam bagi warga setempat.
Oepoli sebagai Kota Kecamatan Amfoang Timur, Kabupaten Kupang, berbatasan langsung dengan daerah enclave Distrik Oecussi, Timor Leste. Kawasan ini termasuk daerah tertinggal karena akses ke Oepoli sangat sulit sebab melewati sekitar 300 sungai dan anak sungai, dengan medan yang terjal dan bergunung.
Kehadiran listrik di perbatasan ini antara lain bertujuan meningkatkan ekonomi masyarakat Oepoli, yang selama dikenal sebagai daerah tertinggal, terjauh, dan terisolir.
Berdasarkan data BPS 2017, sebayak 1.205 desa di NTT belum teraliri listrik. Desa-desa ini kebanyakan berada di daerah terpencil dengan kondisi infrastruktur jalan yang belum layak dilalui kendaraan roda empat. Masyarakat di desa itu menggunakan genset yang dibeli dengan dana desa. Sebagian warga mengadakan genset pribadi atau kelompok.
Aktivitas tanpa henti
Andreas Mora, warga Desa Netemnanu, Kecamatan Amfoang Timur, mengatakan, dengan kehadiran listrik selama 24 jam di wilayah itu, anak-anak bisa belajar dengan aman dan tenang pada siang dan malam hari. Orangtua pun bisa membuka usaha pada siang hari, seperti bengkel sepeda motor dan usaha mebel.
”Kami melihat desa tetangga di Timor Leste memiliki listrik selama 24 jam dan sekarang kami pun sudah menikmati hal serupa. Terima kasih kepada pemerintah, terutama PLN Wilayah NTT,” katanya.
Ia berharap seluruh wilayah perbatasan RI-Timor Leste diberi layanan listrik 24 jam. Tidak boleh lagi ada desa atau kecamatan di sepanjang perbatasan yang tidak mendapatkan listrik. Saat ini, kebutuhan listrik di desa-desa pun makin mendesak setelah ponsel dan internet masuk ke wilayah itu.
PLN berjuang menegakkan tiang listrik di Pulau Adonara, April 2021.
Manajer Komunikasi PLN Wilayah NTT Margaretha Yupukoni mengatakan, PLN NTT juga telah membangun kerja sama dengan Rumah Sakit Umum Daerah WZ Yohannes Kupang dan RSUD Ben Mboi di Manggarai berupa pengadaan listrik premium di kedua rumah sakit itu. Kerja sama ini dilakukan oleh Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan (UP3).
Kerja sama itu ditandai dengan penandatanganan surat perjanjian antara kedua pihak. PLN memberikan layakan premium kategori Gold 147.000 volt ampere (VA). Ini merupakan bentuk transformasi PLN yang mengedepankan pelayanan berkualitas kepada seluruh konsumen.
Kehadiran listrik yang lebih andal ini juga diharapkan memberi efek terhadap peningkatan pelayanan kepada pasien. Ke depan, diharapkan RSUD Ben Mboi bisa menaikkan daya menjadi 555.000 VA sehingga tambahan peralatan di rumah sakit itu tidak terhalang ketersediaan listrik.
Layanan listrik premium serupa berlaku bagi RSUD WZ Yohannes Kupang. Telah dilakukan penandatanganan surat perjanjian jual beli tenaga listrik oleh Direktur RSUD Yohannes Kupang Mindo Sinaga dengan Manajer PLN Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan Kupang Arif Rohmatin, Senin (19/6/2021).
Selain itu PLN juga telah membangun kerja sama dengan sejumlah pelanggan listrik potensial, seperti Dermaga KRI Lantamal VII Kupang dengan daya 690.000 VA dan Fakultas Pertanian Universitas Timor dengan kebutuhan daya 345 kVA.
Rumah Sakit Umum Daerah Yohannes Kupang, Mei 2020, bekerja sama dengan PLN untuk pengadaan listrik premium bagi peningkatan pelayanan di rumah sakit itu.