Pilihan Tersulit bagi Sektor UMKM apabila PSBB Diterapkan
Kebijakan pemerintah dalam menekan penyebaran Covid-19 membuat pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah berada dalam pilihan tersulit. Tak sedikit UMKM gulung tikar. Dari tak mampu sewa kios hingga mem-PHK karyawan.
Oleh
Stefanus Osa Triyatna
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Kebijakan pemerintah dalam menekan penyebaran Covid-19, seperti pembatasan sosial berskala besar, membuat pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah berada dalam pilihan tersulit. Walaupun telah diuji menghadapi pandemi selama lebih dari satu tahun, sejumlah pilihan terburuk akan dihindari pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah atau UMKM sekuat mungkin.
Pengalaman menghadapi pandemi Covid-19 menunjukkan, tak sedikit pelaku UMKM yang gulung tikar. Dari tak mampu lagi menyewa kios atau gerai, mengurangi jam kerja karyawan, merumahkan karyawan, hingga terpaksa melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) turut mewarnai UMKM.
Memang, mereka yang berhasil bertahan lebih disebabkan memiliki kemampuan adaptasi, kreatif, dan inovatif. Cepat menangkap peluang usaha baru meskipun peralihan usahanya hanya bersifat sementara untuk bertahan hidup. Namun, usaha barunya tetap terus diuji dalam kompetisi karena tak sedikit pula UMKM yang beralih ke usaha yang dibutuhkan masyarakat, seperti memproduksi masker, pelindung wajah, alat ataupun produk kesehatan.
Coky Anderson Siagian, pemilik warung ayam bakar See-Jontor, di Jakarta, Selasa (22/6/2021), mengatakan, pengalaman kebijakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) tahun lalu sudah terasa berat. Tentu saja, situasi yang bakal ia hadapi semakin berat jika PSBB kembali diberlakukan oleh pemerintah.
”Sebab, otomatis penjualan akan menurun dan pendapatan semakin tergerus lagi. PSBB bakal membuat semakin banyak orang bekerja dari rumah dan takut keluar rumah. Tapi, memang pilihan sulit. Mau bagaimana lagi, penyebaran Covid-19 sedang meningkat. Kami juga tidak mau ambil risiko,” kata Coky.
Sebagai pelaku UMKM memang tidak boleh putus asa. Paling tidak, kata Coky, dirinya akan kembali mengandalkan penjualan secara daring dan juga pendekatan pertemanan yang selama ini sudah cukup membantu usahanya.
Coky meminta pemerintah tidak sekadar membuat kebijakan pembatasan ataupun denda kepada UMKM, tetapi juga lebih tegas kepada masyarakat yang tidak mematuhi protokol kesehatan. Caranya dengan menerapkan juga denda setinggi-tingginya kepada masyarakat yang melanggar prokes. Kalau pandemi tak teratasi dan PSBB terus diterapkan, semakin banyak lagi pelaku UMKM yang akan bangkrut.
Agus Sudarmono, pemilik usaha aneka produk sambel EsambelinCakMono, mengatakan, ”Siap atau tidak siap terhadap kebijakan pemerintah, UMKM, ya, mau tidak mau siap. UMKM, terutama usaha mikro, itu ibarat ilalang. Hidup di tanah tandus, dibakar pun akan hidup lagi.”
Selama ini, kata Agus, dirinya lebih mempertahankan loyalitas konsumen dengan melakukan inovasi tanpa menghilangkan menu utama berupa produk sambel. Bahkan, strategi pemasaran yang dilakukan tidak sekadar memanfaatkan media sosial, tetapi kontennya pun berisikan keterbukaan cara memproduksinya.
Guna membangun citra menghargai proses, UMKM tak perlu sungkan menunjukkan proses produksi kepada konsumen. Tentu, kebersihan dan higienitas menjadi hal-hal yang masih dicari oleh konsumen.
Secara terpisah, Tri Sukamto, pemilik PT Bimuda Karya Teknik, di Tegal, Jawa Tengah, mengatakan, industri komponen otomotif tak pernah bisa membayangkan kembali jika PSBB diterapkan pemerintah. PSBB yang diterapkan pada industri otomotif besar akan berefek domino pada industri kecil dan menengah (IKM), termasuk di Lingkungan Industri Kecil Takaru, Tegal.
”IKM seperti kami akan terkena imbasnya, seperti tahun lalu. Kami ini sangat bergantung pada industri besar. Kalau industri besarnya tidak berproduksi, kami juga akan terhenti proses produksinya,” kata Tri.
Pandemi membuat usahanya turun drastis hingga sempat tidak ada pemesanan sama sekali. Dari jumlah karyawan dari 25 orang terpaksa dirumahkan sebanyak 12 orang. Bahkan, mereka yang masih dipertahankan saja harus saling pengertian untuk dibagi lagi sif kerjanya dalam sepekan karena sempat tidak ada pemesanan sama sekali.
Ketua Dewan Pembina Persatuan Bengkel UMKM Indonesia (PBUIN) Hermas Prabowo mengatakan, untuk sektor bengkel skala UMKM, pandemi yang berlangsung lebih dari setahun ini sudah menekan pendapatan bengkel dengan tingkat bervariasi antara 15 persen dan 40 persen, tergantung dari klasifikasi usaha bengkel masuk kategori umum atau spesialis.
”Bengkel umum lebih merasakan dampaknya karena perawatan berkala mobil atau motor masih ada yang bisa ditunda,” kata Hermas.
Berbeda dengan bengkel spesialis yang kondisinya sedikit lebih baik meski juga terkena dampak. Terutama untuk bengkel spesialis perbaikan bagian mobil atau sepeda motor yang sifatnya mendesak tentu berisiko lebih parah kerusakannya apabila ditunda perbaikannya.
Dari rata-rata penurunan pendapatan 15-40 persen saat pandemi, porsi penurunan terbesar terjadi pada saat pemberlakuan PSBB. Seperti diketahui, awal pandemi tahun 2020, sebagian besar orang takut atau dibatasi ke luar rumah.
Menurut Hermas, wacana pemberlakuan PSBB kembali tentu dampaknya akan langsung dirasakan bengkel skala UMKM. Dengan PSBB, mobilitas masyarakat akan terbatas, penggunaan mobil ataupun sepeda motor semakin jarang ke luar rumah. Dampaknya, perawatan berkala akan mundur dan makin jarang mobil atau sepeda motor yang memerlukan perbaikan. Bengkel pun menjadi sepi.
Agar pendapatan bengkel UMKM tidak banyak tergerus, PBUIN menyarankan pada pemerintah untuk tidak terlalu memperketat mobilitas mobil pribadi untuk kepentingan keluarga. Misalnya, satu keluarga pergi bersama dalam satu mobil, untuk tujuan belanja, makan bareng keluarga, ataupun jalan-jalan keliling kota asal tetap berada di dalam mobil. Tentu, tetap mengikuti protokol kesehatan yang ketat.
PBUIN juga mengusulkan pemerintah memasukkan pemberian kompensasi berupa bantuan langsung bagi mekanik-mekanik bengkel UMKM yang terkena dampak PSBB. Rata-rata mekanik bengkel UMKM pendapatannya masih rendah dan bergaji di bawah UMR tentu akan sangat merasakan dampaknya.