Kapal ternak berkapasitas 500 sapi mulai dapat dimanfaatkan warga Dompu, Nusa Tenggara Barat. Pemanfaatan kapal tol laut ini semakin mempermudah warga dalam mengirim hasil komoditas unggulannya dengan biaya efisien.
Oleh
Stefanus Osa Triyatna
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Kapal ternak berkapasitas 500 sapi mulai dapat dimanfaatkan warga Dompu, Nusa Tenggara Barat. Pengiriman sapi kini semakin dipermudah dengan penjadwalan rutin melalui kapal Tol Laut melalui Pelabuhan Calabai, NTB.
Langkah strategis berupa sarana transportasi yang diharapkan mampu mendorong swasembada daging sapi itu dilakukan Kementerian Perhubungan. Kapal ternak ini kelak akan dapat dinikmati oleh masyarakat Kabupaten Dompu dan sekitarnya.
Pelepasan perdana angkutan khusus ternak oleh Bupati Dompu Kader Jaelani, Senin (21/6/2021), tersebut merupakan bentuk optimalisasi konektivitas tol laut. Seremonial pelepasan perdana kapal ternak tersebut dihadiri oleh Wakil Bupati Dompu Syahrul Parsan dan sejumlah anggota Forum Komunikasi Pimpinan Daerah seperti Ketua DPRD Dompu Andi Bachtiar, dan sejumlah pejabat lainnya. Dompu merupakan salah satu kabupaten yang berada di bagian tengah Pulau Sumbawa.
Kepala Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan (UPP) Kelas III Calabai Hani Mamengko mengatakan, pihaknya akan terus menjalin sinergi dan koordinasi dengan pemerintah daerah setempat serta pemangku kepentingan terkait lainnya untuk memanfaatkan kehadiran kapal ternak tersebut.
”Kami menyambut peluang pengiriman hewan ternak sapi melalui jadwal rutin kapal tol laut melalui Pelabuhan Calabai. Kapal ternak tentu memiliki banyak keunggulan dan manfaat, terutama dari segi biaya atau ongkos yang murah karena ada subsidi dari pemerintah,” ujar Hani.
Diharapkan, kualitas daging yang berasal dari daerah tersebut menjadi meningkat dan terjaga lebih baik lagi. Untuk meminimalisasi biaya pengiriman hewan ternak ke depan, pihak UPP Calabai akan bekerja sama dengan perusahaan yang dapat mengirim daging sapi beku melalui kontainer.
Kemenhub sebagai regulator menginginkan semua pihak menyiapkan produk-produk untuk muatan balik, terutama dari daerah, sehingga kapal kembali ke pelabuhan awal, seperti Surabaya ataupun Jakarta tidak dalam keadaan kosong. Bahkan, untuk mendorong pemanfaatan kapal tol laut, stimulus berupa potongan biaya angkut sebesar 50 persen dari biaya muatan berangkat pun disediakan oleh Kemenhub. Stimulus ini tidak hanya menjadi penyeimbang sistem pembiayaan logistik, tetapi juga mendorong geliat pertumbuhan ekonomi di daerah terpencil, tertinggal, terdepan, dan perbatasan (T3P).
Kemenhub melalui Direktorat Jenderal Perhubungan Laut mengapresiasi Pemerintah Kabupaten Dompu yang telah mencanangkan dan menyukseskan peresmian tol laut khusus pengangkutan ternak di Pelabuhan Calabai.
”Banyak tahapan yang telah dilewati dengan berbagai persoalan, kami mengapresiasi Pemerintah Kabupaten Dompu atas jerih payah sehingga terlaksana kegiatan pengiriman ternak,” kata Hani.
Ke depannya, berbagai komoditas lain dari daerah tersebut diharapkan dapat juga diangkut melalui kapal tol laut. Pengangkutan komoditas jagung dapat dilakukan melalui kontainer, begitu pula hasil bumi lainnya, seperti jambu mete.
Kader Jaelani menyatakan berkat aspirasi masyarakat dan upaya dari sejumlah pihak, akhirnya Kabupaten Dompu bisa melaksanakan pelepasan kapal tol laut khusus pengangkutan ternak di Pelabuhan Calabai.
Kader menjelaskan, kapal pengangkut mampu membawa hingga 500 sapi dalam satu kali perjalanan sesuai penugasan Kemenhub. Itu artinya, potensi perekonomian di Kabupaten Dompu sangat menjanjikan, terutama kegiatan usaha peternak sapi sebagai komuditas utama.
”Kita mesti memanfaatkan semaksimal mungkin laut ini untuk tidak hanya mengirim sapi hidup, tetapi juga dalam bentuk daging sehingga keuntungannya akan lebih banyak,” ujar Kader.
Sementara itu, Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi NTB Khaerul Ihwan berharap agar adanya tol laut tersebut mampu dimanfaatkan secara maksimal untuk meningkatkan pendapatan masyarakat dan daerah. Selain untuk mengangkut ternak, kapal tol laut yang datang dari daerah lain sebisa mungkin dimanfaatkan untuk mengirim komoditas lain karena terkadang kondisi kapal itu kosong.
”Mudah-mudahan ini akan bermanfaat bagi kita dalam mewujudkan perekonomian di Kabupaten Dompu,” kata Khaerul.