logo Kompas.id
EkonomiTak Cukup Patriot Energi
Iklan

Tak Cukup Patriot Energi

Mewujudkan rasio elektrifikasi 100 persen di Indonesia bukan pekerjaan yang mudah dengan kondisi geografis berupa kepulauan. Pemanfaatan sumber energi terbarukan lokal menjadi peluang untuk melistriki wilayah terpencil.

Oleh
ARIS PRASETYO
· 3 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/_0YMHSFiZ2aiyLqdsPUrrmI8Cqo=/1024x576/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2021%2F03%2Fc3bf742a-9e90-47a2-80f3-086d7987dcae_jpg.jpg
Kompas/Wawan H Prabowo

Potret dari udara padang savana yang menyelimuti perbukitan di kawasan Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur, Senin (1/2/2021). Alam Sumba yang khas membuatnya berpotensi untuk dibangun taman energi terbarukan yang meliputi pembangkit listrik tenaga mikrohidro (PLTMH), pembangkit listrik tenaga bayu (PLTB), pembangkit listrik tenaga surya (PLTS), dan pembangkit listrik tenaga biomassa (PLT biomassa).

Rasio elektrifikasi di daerah terpencil di Nusantara masih menjadi pekerjaan rumah hingga kini. Sampai triwulan I-2021, rasio elektrifikasi nasional mencapai 99,28 persen dan rasio elektrifikasi di perdesaan 99,59 persen. Pemberdayaan yang berkelanjutan adalah hal yang paling dibutuhkan untuk melistriki wilayah-wilayah terpencil itu.

Indonesia yang terdiri atas ribuan pulau menjadi tantangan tersendiri dalam urusan penyediaan energi. Ongkos logistik menjadi mahal. Lantaran terbagi menjadi ribuan pulau, belum semua wilayah di Nusantara terhubung dengan jaringan listrik PLN. Penyediaan listrik secara swadaya umumnya berupa mesin genset berbahan bakar minyak.

Editor:
Aris Prasetyo
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000