PT KAI Diminta Menggelar Tes Acak di Stasiun Utama KRL
Penyebaran Covid-19 semakin merajalela. PT Kereta Api Indonesia diminta menggelar tes secara acak kepada penumpang kereta rel listrik Jabodetabek di sejumlah stasiun utama. Tahan bepergian menjadi pilihan saat ini.
Oleh
Stefanus Osa Triyatna
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi meminta PT Kereta Api Indonesia menggelar tes secara acak kepada penumpang kereta rel listrik Jabodetabek di sejumlah stasiun utama. Hal ini dinilai perlu dilakukan mengingat kasus penyebaran Covid-19 terus meningkat di wilayah Jakarta dan sekitarnya.
Budi mengatakan, kereta rel listrik (KRL) merupakan salah satu moda transportasi favorit masyarakat. Karena itulah perlu perhatian khusus sebagai bagian upaya untuk bersama-sama menekan penyebaran Covid-19.
”Saya mendapat laporan bahwa jumlah pergerakan penumpang KRL per hari cenderung meningkat, yaitu sekitar 400.000-500.000 penumpang per hari. Walaupun pada masa normal bisa di atas satu juta penumpang, tetapi ini harus kita sikapi, mengingat saat ini terjadi peningkatan kasus Covid-19. Karena itu, kami menugaskan PT KAI untuk melakukan pemeriksaan acak di stasiun utama, seperti di Gambir, Senen, Manggarai, dan stasiun utama lainnya di lintas Bekasi, Bogor, dan Tangerang,” ujar Budi saat berkunjung ke Stasiun Jatinegara dan Stasiun Bekasi Timur, Jakarta, Sabtu (19/6/2021).
Budi menjelaskan, tes secara acak ini perlu dilakukan untuk memberi peringatan kepada masyarakat tentang terjadinya peningkatan kasus Covid-19. Masyarakat diharapkan tidak melakukan perjalanan, jika memang tidak ada keperluan mendesak.
Jumlah pergerakan penumpang KRL cenderung meningkat, yaitu sekitar 400.000-500.000 penumpang per hari. Walaupun pada masa normal bisa di atas satu juta penumpang, tetapi ini harus kita sikapi, mengingat saat ini terjadi peningkatan kasus Covid-19.
”Kami mengimbau kepada masyarakat, kalau kondisi tidak begitu fit dan merasa sakit, agar menghindari perjalanan dan juga pergerakan yang tidak perlu,” ujar Budi.
Budi menambahkan, Ditjen Perhubungan Darat akan menyediakan bus-bus di sejumlah titik stasiun sebagai alternatif angkutan umum agar kondisi penumpang kereta tidak berdesakan.
Sementara itu, Direktur Utama PT KAI Didiek Hartantyo menyatakan kesiapannya untuk melaksanakan tes acak di beberapa stasiun utama. Pihaknya juga telah berupaya menerapkan protokol kesehatan secara ketat terhadap penumpang KRL, seperti mewajibkan penumpang memakai masker, mencuci tangan, memberi tanda tempat duduk dan tempat berdiri agar penumpang dapat menjaga jarak, serta membatasi kapasitas penumpang hanya 74 orang dalam setiap gerbong kereta.
Tempat isolasi
Seusai meninjau Stasiun Bekasi Timur, Menhub sempat mengunjungi Sekolah Tinggi Transportasi Darat/Perguruan Tinggi Transportasi Darat Indonesia (STTD-PTDI) di Bekasi, Jawa Barat. Untuk sementara, gedung asrama sekolah akan dijadikan tempat isolasi mandiri para pegawai Kemenhub yang terpapar Covid-19. Gedung asrama STTD-PTDI memiliki empat lantai yang dapat menampung 188 orang.
”Kalau ada masyarakat sekitar yang terpapar Covid-19 juga bisa dibawa ke sini,” tutur Menhub.
Budi menjelaskan, upaya ini dilakukan untuk membantu memfasilitasi penderita Covid-19 di tengah tingginya tingkat keterisian tempat tidur (Bed Occupancy Rate/BOR) di sejumlah rumah sakit dan tempat isolasi Covid-19. Di tempat ini, mereka akan diberikan pelayanan yang baik dan akan disediakan dokter untuk merawat, jika ada kondisi pasien yang memburuk.