Kalbe Farma Targetkan Pertumbuhan Penjualan 7-9 Persen Tahun Ini
Perusahaan farmasi PT Kalbe Farma Tbk merevisi target pertumbuhan penjualan tahun 2021 dari 5-6 persen menjadi 7-9 persen.
Oleh
Benediktus Krisna Yogatama
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Perusahaan farmasi PT Kalbe Farma Tbk merevisi target pertumbuhan penjualan tahun 2021 dari kisaran 5- 6 persen menjadi 7-9 persen. Optimisme ini didasarkan pada kinerja perseroan yang positif selama triwulan I-2021 dan semakin membaiknya kondisi perekonomian Indonesia.
”Pada triwulan pertama tahun lalu, secara teknis pandemi belum sepenuhnya masuk ke Indonesia. Jadi, kinerja perseroan masih bisa dibilang normal. Tetapi ternyata kinerja triwulan pertama tahun ini lebih baik dari tahun lalu,” kata Direktur Keuangan Kalbe Farma Bernardus Karmin Winata dalam acara Coorporate Meet Up Kompas-Kalbe secara daring pada Kamis (17/6/2021)..
Menurut Bernardus, pada 2020, Kalbe Farma mencatat penjualan neto sebesar Rp 23,11 triliun, meningkat 2,12 persen dibandingkan dengan 2019. Adapun pada triwulan I-2021, penjualan bersih mencapai Rp 6,01 triliun, tumbuh 3,8 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Untuk mencapai target pertumbuhan tahun 2021, Kalbe mengembangkan sejumlah produk farmasi baru dan juga vaksin Covid-19.
Riset
Presiden Direktur Kalbe Farma Vidjongtius menambahkan, pihaknya tahun ini juga mengalokasikan dana riset cukup besar untuk pengembangan vaksin Covid-19 dan berbagai jenis obat lainnya. Ini dilakukan untuk menjawab kebutuhan publik akan inovasi obat-obatan di kala pandemi.
”Keadaan pandemi ini membuat publik memerlukan banyak inovasi dan solusi dari industri farmasi. Berangkat dari itu, kami mengalokasikan dana yang besar untuk riset dan pengembangan berbagai jenis obat-obatan dan vaksin Covid-19,” ujarnya.
Vidjongtius menjelaskan, pengembangan vaksin Covid-19 yang dilakukan Kalbe Farma merupakan buah kerja sama dengan perusahaan farmasi Korea Selatan, Genexine. Saat ini pengembangan vaksin sudah dalam tahap pelaksanaan uji klinis. Apabila seluruh proses lancar dan memenuhi syarat yang ditentukan otoritas kesehatan, lanjut Vidjongtius, vaksin diperkirakan bisa diinjeksikan kepada publik sekitar triwulan keempat tahun ini.
”Kami total mempersiapkan 10 juta dosis vaksin Covid-19. Rinciannya akan dibagikan 5 juta dosis pada tahun ini dan 5 juta dosis lainnya pada tahun depan,” ujarnya.
Selain vaksin, pihaknya juga tengah melakukan riset dan pengembangan dari berbagai jenis obat lainnya seperti obat herbal. Kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga kesehatan, meningkat pesat selama pandemi.
Tak hanya itu, pihaknya juga sudah mengembangkan bahan baku industri farmasi. Hal ini bertujuan untuk mengurangi impor bahan baku yang selama ini membebani industri farmasi nasional.
”Kami juga ingin mendorong kemandirian industri farmasi supaya bahan baku ini tidak terus-menerus impor karena saat ini sekitar 90 persen bahan baku farmasi masih bergantung pada impor,” ujar Vidjongtius.
Bernardus menambahkan, setiap pengembangan satu jenis produk memerlukan dana riset sekitar 10 juta dollar AS atau sekitar Rp 143 miliar.