Bisnis Daring Otomotif Kian Menarik, Carro Raih Pendanaan 360 Juta Dollar AS
Bisnis layanan daring jual beli kendaraan beserta kebutuhan pendukungnya tetap memikat pemodal ventura untuk berinvestasi.
Oleh
Mediana
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Perusahaan rintisan berbasis teknologi bidang laman pemasaran kendaraan beserta kebutuhan pendukungnya, Carro, memperoleh suntikan investasi 360 juta dollar AS dalam putaran pendanaan seri C. Pemimpin pendanaan ini adalah SoftBank Vision Fund diikuti sejumlah perusahaan modal ventura di Indonesia, seperti EV Growth.
Putaran pendanaan tersebut, diklaim investornya, menjadikan Carro sebagai perusahaan rintisan berbasis teknologi bervaluasi lebih dari 1 miliar dollar AS atau unicorn. Khusus di bidang otomotif, Carro menjadi unicorn pertama di Asia Tenggara.
SoftBank Group pertama kali menyuntikkan pendanaan ke Carro pada 2016 melalui SoftBank Ventures Asia, perusahaan modal ventura yang merupakan anak usaha dari SoftBank. Managing Partner di SoftBank Investment Advisers Greg Moon dalam pernyataan resmi, Selasa (15/6/2021), di Jakarta, menilai Carro berhasil memberikan pengalaman pembelian dan penjualan tanpa batas bagi konsumen dan dealer mobil. Carro juga memanfaatkan teknologi kecerdasan buatan untuk memudahkan pemrosesan transparansi layanan jual beli.
Di Singapura, Carro jadi pelopor pembelian mobil secara daring tanpa kontak fisik. Di negara sasaran lainnya, seperti Indonesia, Carro menawarkan asuransi mobil berbasis perilaku dan penggunaan.
Sebelumnya, pada akhir Mei 2021, Carro membuka Carro Automall Point di BSD, Tangerang Selatan, Banten. Carro Automall Point merupakan showroom jual beli kendaraan bekas yang dikemas secara digital interaktif. Ketika calon konsumen telah menemukan mobil pilihan, mereka diberikan opsi untuk melakukan test drive on the spot atau menjadwalkan test drive di rumah. Selain itu, konsumen juga dapat memilih berbagai opsi pembayaran secara daring, termasuk melalui lokapasar Tokopedia.
Mobil bekas yang dijual melalui platform Carro tetap harus melalui perbaikan, pengecekan, dan detailing dari Carro. Ini bertujuan untuk memastikan mobil bekas telah direkondisi dengan baik sehingga terlihat dan terasa seperti baru. Carro telah bekerja sama dengan lebih dari 40 bengkel yang tersebar di berbagai wilayah Indonesia.
Selain BSD Tangerang Selatan, Carro Automall Point berencana dibuka di beberapa kota besar, seperti Yogyakarta, Palembang, dan Semarang. Permintaan jual beli mobil bekas datang dari Jawa dan luar Jawa.
Pendiri dan CEO Carro Aaron Tan mengemukakan bahwa investasi terbaru itu akan digunakan memperluas layanan di pasar Indonesia, Thailand, Malaysia, dan Singapura. Keempat negara ini mencatatkan pertumbuhan kinerja terbaik selama 2020.
”Kami juga akan meningkatkan portofolio layanan keuangan dengan memperluas di luar pembiayaan pinjaman in-house, serta mempercepat pengembangan teknologi kecerdasan buatan,” katanya.
Aset terbesar
Co-Founder dan Managing Partner East Ventures Willson Cuaca, secara terpisah, mengatakan, jual beli kendaraan termasuk perangkat pendukungnya di Indonesia melalui platform daring mempunyai potensi yang besar untuk tumbuh. Kendaraan merupakan aset pribadi terbesar selain rumah. Makanya, banyak perusahaan teknologi ataupun merek kendaraan terus serius menggarap potensi itu.
”Life cycle kendaraan itu panjang, mulai dari bengkel, komponen, asuransi, layanan pembelian, sampai rental,” ujarnya.
Pengalaman negara lain, selama pandemi Covid-19 ada kecenderungan pembelian kendaraan untuk kebutuhan pribadi, khususnya bekas. Alasan utamanya adalah mengejar kenyamanan beraktivitas.
Hal-hal seperti itu yang melatarbelakangi pemodal ventura tetap mau berinvestasi. East Ventures kini mengendalikan seluruh dana kelolaan EV Growth. EV Growth merupakan perusahaan modal ventura patungan antara East Ventures dengan Sinar Mas Digital Venture dan ZVC (dulu bernama Yahoo Japan Capital).
Pemasaran Roda 4 PT Suzuki Indomobil Sales (SIS) Donny Saputra saat dihubungi terpisah menceritakan, sejak 2014 telah bermunculan perusahaan rintisan (start up) berbasis teknologi di bidang agregator kendaraan. Disebut agregator karena cara kerja mereka umumnya pengumpul informasi jual beli kendaraan. Sebagai contoh, OLX Autos, Mobil123.com, dan Carsome. Fenomena ini menggeser cara kerja agregator konvensional, seperti iklan baris jual beli kendaraan di media massa yang populer sekitar tahun 2005.
Menurut dia, dalam perkembangannya, sejalan dengan tren internet, orang membutuhkan kemudahan akses informasi untuk membeli kendaraan. Secara demografi, 80 persen pembeli mobil baru adalah warga yang baru pertama kali ingin mempunyai mobil. Sebanyak 90-95 persen pembeli mobil bekas karena harga kendaraan roda empat ini terjangkau. Masing-masing membutuhkan informasi, mulai dari fitur, harga akuisisi, biaya operasional, sampai harga jual kembali. Di luar start up bidang agregator informasi kendaraan, para agen pemegang merek (APM) kendaraan juga mempunyai aplikasi yang memiliki cara kerja mirip mereka.
”Digitalisasi memudahkan konsumen mengakses informasi dan meningkatkan kenyamanan bertransaksi kendaraan,” ujarnya.
Donny menambahkan, sebelum dan sesudah pandemi Covid-19, karakteristik jual beli mobil sama dengan properti hunian tempat tinggal, yakni butuh konsultasi dan pencarian informasi yang panjang. Tahun demi tahun, kebiasaan calon konsumen membeli mobil, baik baru maupun bekas, dengan didahului mengakses informasi di aplikasi semakin terbentuk.
”Namun, kalau transaksi daring mobil baru ataupun bekas belum membesar. Artinya, masih banyak konsumen cari informasi dan konsultasi secara daring lalu transaksi luring setelah cek kendaraan,” kata Donny.