Pastikan Ketersediaan Stok Sapi Jantan untuk Idul Adha
Alarm depopulasi sapi ternak potong nasional membayangi ketersediaan pasokan untuk Idul Adha. Ada tendensi pemotongan sapi betina. Depopulasi tersebut merupakan akibat penurunan populasi di Australia.
Oleh
M Paschalia Judith J
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Menjelang Idul Adha, pemerintah sebaiknya menjamin pasokan sapi jantan siap potong untuk kurban sekaligus mengedukasi masyarakat untuk beralih ke kambing dan domba. Di tengah potensi depopulasi sapi nasional, pemotongan sapi betina produktif harus dicegah.
Anggota Dewan Pakar Pengurus Besar Ikatan Sarjana Peternakan Indonesia (ISPI) sekaligus Dewan Pakar Yayasan Cattle Buffalo Club Indonesia, Rochadi Tawaf, mengkhawatirkan adanya depopulasi sapi nasional yang diperparah dengan tendensi pemotongan sapi betina produktif.
“BUMD (badan usaha milik daerah) di wilayah konsumsi mesti didorong bekerja sama dengan daerah produsen sapi potong, seperti Jawa Timur dan Nusa Tenggara Barat. Pastikan (kecukupan pasokan) sapi jantan yang diperuntukkan untuk kurban Idul Adha nanti,” tuturnya saat dihubungi, Minggu (13/6/2021).
Dari segi nilai ekonomi, Rochadi menyebutkan harga sapi betina siap potong cenderung lebih murah dibandingkan sapi jantan. Meskipun kuantitas daging betina lebih sedikit dibanding sapi jantan, jeroan sapi betina cenderung lebih banyak dibanding sapi jantan.
Harga sapi betina siap potong cenderung lebih murah dibandingkan sapi jantan.
Selain itu, Rochadi mengemukakan, pemerintah perlu mengedukasi masyarakat agar permintaan kurban turut beralih dari sapi ke kambing dan domba. Stok kambing dan domba di Indonesia dinilai lebih cukup untuk memenuhi kebutuhan Idul Adha nanti. Dalam menjalankan strategi ini, pemerintah sebaiknya menggandeng tokoh-tokoh agama di berbagai daerah.
Sebelumnya, Ketua Umum Komunitas Sapi Indonesia Pusat Budiono mengatakan, stok sapi siap potong untuk Idul Adha tergolong sulit dan akan menjadi tantangan bagi masyarakat yang ingin berkurban. “Harga sapi lokal mahal, padahal stoknya sedikit. Menjelang Idul Adha, harga daging sapi timbang hidup akan naik sekitar Rp 4.000 - Rp 5.000 per kilogram. Harga di Jakarta sudah naik Rp 5.000 per kilogram bobot hidup,” tuturnya dalam webinar bertajuk “Rantai Pasokan Sapi Menjelang Idul Adha 1442 H” yang diadakan Yayasan Cattle Buffalo Club Indonesia.
Situasi sulit tersebut berdampak pada tendensi pemotongan sapi betina. Berdasarkan pengamatan di lapangan, Budiono menyebutkan, banyak sapi betina di Jawa Timur dipotong dan ada sapi yang dipotong yang tergolong produktif. Ia memperkirakan, pengurangan populasi sapi betina di daerah itu telah mencapai 50 persen.
Apalagi, imbuh Budiono, harga sapi betina lebih murah sekitar Rp 3.000-Rp 5.000 per kilogram dibanding sapi jantan. “Memang memberikan untung dalam waktu singkat. Namun, hal ini (pemotongan sapi betina) membahayakan populasi sapi nasional dalam jangka panjang,” katanya.
Pengamat Pertanian Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia (AEPI) Khudori menyatakan, situasi populasi sapi Indonesia saat ini dipengaruhi oleh Australia. Dia memperkirakan, populasi sapi di Australia turun 20 persen. Padahal, mayoritas impor sapi bakalan Indonesia berasal dari negara tersebut.
Populasi sapi di Australia turun 20 persen. Padahal, mayoritas impor sapi bakalan Indonesia berasal dari negara tersebut.
Sebagai langkah antisipasi jangka pendek, Khudori menyarankan pemerintah segera mengimpor sapi bakalan dari negara bebas penyakit mulut dan kuku untuk mengisi kekurangan dari Australia. Dia mencontohkan, Brazil, Meksiko, dan Belgia adalah negara yang dapat menjadi sumber impor selain Australia.
Mengutip data Gabungan Pelaku Usaha Peternakan Sapi Potong Indonesia, Peneliti Utama Pusat Penelitian dan Pengembangan (Litbang) Peternakan Badan Litbang Pertanian Kementerian Pertanian, Tjeppy Daradjatun Soedjana, menunjukkan realisasi impor sapi bakalan sepanjang Januari-Mei 2021 mencapai 154.109 ekor. Angka ini lebih rendah dibandingkan periode Januari-Mei tahun 2019 dan 2020 yang masing-masing sebanyak 213.559 ekor dan 166.946 ekor.
Data Badan Pusat Statistik menunjukkan, populasi sapi potong di Indonesia pada 2020 mencapai 17,46 juta ekor atau lebih tinggi dibanding 2018 dan 2019 yang masing-masing sebesar 16,43 juta ekor dan 16,93 juta ekor.
Di sisi lain, Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan Oke Nurwan mengharapkan, permintaan masyarakat terhadap sapi untuk kurban pulih. Pada Idul Adha tahun lalu, terjadi penurunan permintaan akibat pembatasan sosial berskala besar.