Presiden: Perekonomian Sekitar Bandara Soedirman Perlu Ditumbuhkan
Bandara baru Purbalingga. Presiden Joko Widodo berharap Bandara Jenderal Besar Soedirman, Purbalingga, dapat memberikan kontribusi dalam mempercepat pertumbuhan ekonomi serta meningkatkan aksesibilitas masyarakat.
Oleh
Stefanus Osa Triyatna
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Presiden Joko Widodo berharap kehadiran Bandar Udara Jenderal Besar Soedirman, Purbalingga, Jawa Tengah, dapat memberikan kontribusi dalam mempercepat pertumbuhan ekonomi serta meningkatkan aksesibilitas masyarakat di wilayah Provinsi Jawa Tengah, khususnya bagian barat dan selatan.
”Kita mengharapkan bandara ini akan memberikan kontribusi menumbuhkan ekonomi, tidak hanya di Kabupaten Purbalingga, tetapi juga di Banyumas, Cilacap, Banjarnegara, Wonosobo, dan juga daerah sekitarnya, termasuk Kebumen. Kita mengharapkan mobilitas orang, mobilitas barang, dan mobilitas logistik akan lebih baik sehingga akhirnya akan memberikan kontribusi pertumbuhan ekonomi pada wilayah di Jawa Tengah bagian selatan ini,” tutur Presiden Jokowi saat meninjau perkembangan pembangunan Bandara Jenderal Besar Soedirman di Kabupaten Purbalingga, Jumat (11/6/2021).
Dalam kunjungannya, Kepala Negara didampingi Ibu Negara Ny. Iriana Joko Widodo dengan menggunakan Pesawat Khusus ATR 72-600. Rombongan Presiden tiba di bandara tersebut sekitar pukul 08.35.
Presiden mengatakan, ”Pagi hari ini, saya mengunjungi Kabupaten Purbalingga untuk melihat perkembangan pembangunan Bandar Udara Jenderal Besar Soedirman yang runway-nya telah selesai dibangun sepanjang 1.600 meter dan lebar 30 meter.”
Selain memiliki landas pacu, bandara tersebut juga memiliki apron seluas 100 meter x 76 meter dan taxiway sepanjang 70 m x 13 m. Dengan kapasitas tersebut, bandara dapat digunakan untuk melayani penerbangan pesawat jenis twin propeller, seperti ATR 72-600.
”Meskipun terminalnya belum selesai, minggu yang lalu telah mulai dilakukan penerbangan dari Jakarta ke Purbalingga, kemudian dari Purbalingga ke Surabaya oleh Citilink. Kita melihat juga penumpangnya lebih dari 70 persen, alhamdulillah,” ujar Presiden.
Menurut Presiden, pengoperasian bandara tanpa menunggu pembangunan terminal selesai menjadikannya lebih produktif dibandingkan jika harus menunggu terminal selesai dahulu. Cara-cara seperti itu juga diharapkan bisa diikuti oleh bandara-bandara lain yang kini masih dalam proses pembangunan.
”Ini bagus, saya senang meskipun terminalnya masih terminal darurat, belum selesai, tetapi airport-nya sudah dipakai. Saya kira ini akan lebih produktif seperti itu daripada kita menunggu terminal harus selesai, baru dilakukan penerbangan. Saya kira cara-cara cepat seperti ini yang akan terus kita lakukan terhadap juga airport yang lain yang dalam proses dibangun,” ujar Presiden.
Direktur Utama PT Angkasa Pura II Muhammad Awaluddin mengatakan, Bandara Jenderal Besar Soedirman sudah memulai operasinya per 1 Juni 2021. Kemudian operasional penerbangan komersial perdana dimulai pada 3 Juni 2021.
Direncanakan, pembangunan bandara akan dikembangkan dengan penambahan fasilitas panjang landas pacu menjadi 2.200 meter. Dengan kondisi tersebut, nantinya pesawat yang lebih besar, seperti Airbus 320 dan Boeing 737-800 ataupun 737-900, sudah bisa mendarat di Bandara Jenderal Besar Soedirman.
”Kapasitas terminal pun akan kemudian berganti, yang sekarang masih dalam posisi terminal temporer menjadi permanen. Kami akan mengembangkannya. Insya Allah akan selesai dengan luasan 1.300 meter persegi pada awal 2023,” ujar Awaluddin.
Turut hadir mendampingi Presiden dan Ibu Negara dalam peninjauan Bandara Jenderal Besar Soedirman itu, antara lain, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, dan Bupati Purbalingga Dyah Hayuning Pratiwi.
Sebelumnya, Awaluddin menuturkan, ”Di Pulau Jawa, trafik penerbangan lebih banyak di wilayah utara. Lokasi Bandara Jenderal Besar Soedirman yang lebih ke selatan dapat mendorong pertumbuhan trafik di selatan.”
AP II mendorong adanya rute penerbangan di wilayah selatan yang transit di setiap kota, dari barat hingga timur Jawa. Misalnya, rute dari Bandara Halim Perdanakusuma (Jakarta)-Bandara Husein Sastranegara (Bandung)-Bandara Jenderal Besar Soedirman [Purbalingga]-Bandara Banyuwangi. Rute yang seperti sebuah ’tol udara’ ini memungkinkan, apalagi semua bandara tersebut dikelola oleh AP II.
Adapun untuk penerbangan sebaliknya dapat melalui wilayah utara, misalnya, rute Banyuwangi-Surabaya-Semarang-Bandung-Jakarta.