Vaksinasi yang semakin gencar menjadi kunci pemulihan ekonomi nasional. Sektor perdagangan ritel yang terdiri dari jutaan pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah perlu diprioritaskan, terutama di daerah-daerah terpencil.
Oleh
Stefanus Osa Triyatna
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Vaksinasi yang semakin gencar menjadi kunci pemulihan ekonomi nasional. Sektor perdagangan ritel yang terdiri dari jutaan pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah perlu diprioritaskan untuk menerima vaksin Covid-19. Vaksinasi di sektor ritel dapat menciptakan rasa aman bagi masyarakat yang ingin berbelanja.
Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengungkapkan pentingnya vaksinasi bagi para pedagang sebagaimana yang diselenggarakan Himpunan Peritel dan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia (Hippindo) dengan Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi Usaha Kecil dan Menengah Provinsi DKI Jakarta, Senin (7/6/2021), di Jakarta.
Menurut Teten, pelaku usaha tidak hanya berada di kota besar seperti Jakarta, tetapi juga terdapat di berbagai daerah. Oleh karena itu, pihaknya siap menyediakan tempat sebagai sentra vaksinasi bagi pelaku UMKM di daerah. Dukungan dari Hippindo diharapkan dapat membantu usaha pemerintah mengatasi pandemi Covid-19.
”Kelompok UMKM menjadi prioritas penerima vaksin. Apabila pelaksanaan vaksinasi sukses dan diikuti protokol kesehatan, masyarakat menengah ke atas tidak menahan belanja lagi sehingga konsumsi masyarakat akan meningkat,” ujar Teten.
Dukungan dari Hippindo diharapkan dapat membantu usaha pemerintah mengatasi pandemi Covid-19.
Teten menjelaskan, sejalan dengan hasil lembaga riset dunia, ekonomi global diprediksi akan kembali tumbuh ke arah positif di kisaran 4,2-5,2 persen pada tahun 2021. Asumsinya adalah penularan Covid-19 dapat dicegah melalui vaksinasi yang bisa meningkatkan pergerakan manusia sehingga berujung pada pulihnya konsumsi rumah tangga.
Hal ini didukung dengan data Badan Pusat Statistik yang menunjukkan pertumbuhan ekonomi triwulan I-2021 masih terkontraksi negatif sebesar 0,74 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Meski demikian, kondisi ini sudah lebih baik dibandingkan triwulan IV-2020 yang negatif 2,19 persen dari sebelumnya.
Menurut Teten, pemerintah terus mendorong pemulihan ekonomi nasional melalui sektor UMKM. Alokasi pembiayaan UMKM akan terus ditingkatkan menjadi 30 persen pada tahun 2024. Tahun ini, pengucuran kredit usaha rakyat (KUR) dialokasikan sebesar Rp 253 triliun. Tahun lalu, pengucuran KUR mencapai Rp 190 triliun. Bunga KUR hingga akhir tahun pun ditetapkan sebesar 3 persen.
Ketua Umum Hippindo Budihardjo Iduansjah mengatakan, sebelum pandemi Covid-19 melanda, volume perdagangan ritel bisa mencapai sekitar Rp 600 triliun per tahun. Begitu pandemi menerjang dan sektor UMKM terkena dampaknya secara meluas, perdagangan ritel anjlok lebih dari 50 persen.
Tahun ini, pengucuran kredit usaha rakyat dialokasikan sebesar Rp 253 triliun.
”Diharapkan vaksinasi setidaknya bisa memulihkan kembali situasi perdagangan ritel sekitar 80 persen. Untuk mencapai pemulihan 100 persen, agaknya masih memerlukan waktu. Di samping itu, protokol kesehatan pun harus ditumbuhkan oleh pedagang dan masyarakat,” tutur Budihardjo.
Dari program vaksinasi ini, Hippindo menargetkan penerima vaksin sebanyak 150.000 orang. Dari jumlah tersebut, sekitar 40 persen merupakan anggota Hippindo, sedangkan 60 persen merupakan pekerja lapangan terdiri dari para pemasok (supplier) dan masyarakat umum.
Secara terpisah, Deputi Bidang Usaha Mikro Kemenkop dan UKM Eddy Satriya mengatakan, pemulihan ekonomi nasional saat ini akan kembali didorong pula melalui Bantuan Presiden Produktif bagi Usaha Mikro (BPUM). Tahun 2020, pengucuran BPUM mencapai Rp 11,76 triliun yang diperuntukkan bagi sekitar 9,8 juta UMKM.
”Untuk tahap kedua tahun ini, kami sudah mengusulkan kepada Kementerian Keuangan agar BPUM dibagikan kepada sekitar 3 juta UMKM dengan anggaran sebesar Rp 3,6 triliun. Namun, sejauh ini pengucuran BPUM tahap kedua masih menunggu kepastian Menteri Keuangan. Tenggat sekitar 28 Juni 2021,” jelas Eddy.
Menurut Eddy, banyak UMKM yang mengharapkan bantuan tersebut untuk menghadapi beban yang tidak mudah di masa pandemi ini. Terlebih lagi, pandemi tak kunjung tuntas, terutama di daerah-daerah yang memiliki keterbatasan penanganan medis terkait penyebaran Covid-19.