Wisatawan Nusantara Andalan Pemulihan
Wisatawan domestik diandalkan sebagai penopang pemulihan sektor pariwisata yang terpuruk akibat pandemi Covid-19. Program bekerja dari Bali jadi salah satu cara memulihkan kinerja industri pariwisata dan ekonomi kreatif.
JAKARTA, KOMPAS — Kunjungan wisatawan domestik diandalkan untuk menggeliatkan kembali sektor pariwisata nasional, khususnya di perhotelan. Pelaku jasa usaha bidang ini diharapkan ikut berkreasi untuk memulihkan tingkat okupansi kamar yang merosot tajam. Pemerintah berkomitmen membantu pemulihan.
Berdasarkan laporan Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah kunjungan wisatawan mancanegara pada April 2021 mencapai 127.500 orang. Angka itu turun 2,61 persen dibandingkan Maret 2021 yang mencapai 130.900 orang dan turun 19,33 persen apabila dibandingkan April 2020 yang mencapai 158.100 orang.
Secara kumulatif sepanjang Januari-April 2021, jumlah kunjungan wisatawan mancanegara mencapai 511.440 kunjungan atau merosot 81,78 persen jika dibandingkan periode yang sama tahun 2020 yang berjumlah 2,81 juta kunjungan.
Tingkat penghunian kamar (TPK) pada April 2021 rata-rata 34,63 persen atau meningkat 21,96 poin dibandingkan TPK bulan yang sama tahun 2020 yang tercatat 12,67 persen. Jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya, Maret 2021, TPK April 2021 mengalami penurunan 1,44 poin.
Sementara rata-rata lama menginap tamu asing dan Indonesia di hotel klasifikasi bintang selama April 2021 tercatat 1,72 hari atau terjadi penurunan sebesar 0,21 poin jika dibandingkan dengan keadaan April 2020.
Baca juga : Bali Perlu Lirik Sektor Lain di Luar Pariwisata
Penerbangan penumpang domestik per April 2021 mencapai 2,79 juta orang, naik 233 persen dibandingkan April 2020. Jika dibandingkan Maret 2021, penerbangan domestik April 2021 mengalami kenaikan 5,62 persen. Sementara penerbangan penumpang internasional per April 2021 tercatat 0,044 juta orang atau naik 67,31 persen dibandingkan April 2020. Jika dibandingkan Maret 2021, penerbangan penumpang internasional April 2021 naik 6,88 persen.
Jumlah penumpang kereta per April 2021 mencapai 14,86 juta orang atau naik 151,97 persen dibandingkan April 2020 yang mencapai 5,90 juta orang. Jika dibandingkan Maret 2021, jumlah penumpang kereta per April 2021 naik 4,06 persen.
Adapun jumlah penumpang angkutan laut per April 2021 mencapai 1,34 juta orang atau naik 138,69 persen dibandingkan April 2020 yang sebesar 0,56 juta orang. Jika dibandingkan Maret 2021, penumpang angkutan laut per April 2021 naik 4,23 persen.
Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Setianto, Rabu (2/6/2021), di Jakarta mengatakan, di tengah pandemi Covid-19 yang masih berlangsung, kunjungan wisatawan nusantara akan tetap jadi andalan. Hal itu tergambar dari hasil TPK hotel berbintang secara khusus ataupun jumlah penumpang domestik di tiga moda angkutan publik secara umum.
”Pembatasan pintu masuk negara masih berlangsung. Kondisi pandemi Covid-19 dipahami oleh wisatawan mancanegara,” ujarnya.
Di tengah pandemi Covid-19 yang masih berlangsung, kunjungan wisatawan nusantara akan tetap jadi andalan.
Baca juga : Penerapan Standar ”CHSE” Naikkan Daya Saing Pariwisata Indonesia
Bekerja dari Bali
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga S Uno secara terpisah mengatakan, kebijakan bekerja dari Bali (work from Bali) adalah salah satu cara untuk memulihkan kerja industri pariwisata dan ekonomi kreatif. Dengan adanya kebijakan itu, pemerintah berharap tingkat okupansi penginapan di Bali bisa kembali pulih. Aktivitas perdagangan ataupun produksi barang dan jasa ekonomi kreatif kembali bergeliat.
Mengutip data BPS terkait perkembangan pariwisata Bali pada Februari 2021, TPK hotel berbintang di Bali hanya mencapai 8,99 persen. Rata-rata lama menginap pada Februari 2021 untuk hotel bintang hanya 2,67 hari atau minus 0,83 poin dibandingkan bulan sebelumnya dan untuk hotel nonbintang 1,89 hari atau naik 0,13 poin dibandingkan bulan sebelumnya.
Sampai saat ini, dia menjelaskan bahwa kebijakan bekerja dari Bali yang dilakukan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi masih dalam tahap koordinasi lintas kementerian/lembaga terkait. Dia berharap, finalisasi bisa selesai pada triwulan III-2021.
Target yang termasuk ke dalam perumusan bekerja dari Bali sekitar 25 persen aparatur sipil negara yang sesuai bidangnya. Itu berarti ada sekitar 25 persen hunian hotel yang akan terisi di wilayah Nusa Dua ketika program ini diluncurkan.
Kawasan Nusa Dua dipilih karena daerah tersebut telah ditetapkan sebagai zona hijau. Manajemen protokol kesehatan Covid-19 berlangsung ketat. Infrastruktur telekomunikasi juga lancar.
”Tidak tertutup kemungkinan daerah-daerah pariwisata lainnya juga diberlakukan kebijakan serupa, seperti work from Lombok atau work from Labuan Bajo,” ujar Sandiaga.
Baca juga : Pariwisata Bali Digencarkan
Sandiaga berharap seluruh destinasi pariwisata tetap setia dengan protokol kesehatan Covid-19 dan mengantongi sertifikasi kebersihan, kesehatan, keamanan, dan kelestarian lingkungan (CHSE). Dengan demikian, wisatawan nusantara yang berkunjung pun merasa aman dan nyaman.
Strategi lain untuk membantu pemulihan industri pariwisata, tambahnya, melalui hibah dana pariwisata Rp 3,7 triliun yang dikucurkan tahun 2021. Selain itu, ada program bantuan insentif pemerintah Rp 60 miliar yang akan dikucurkan tahun ini. Sebanyak 13 jenis usaha pariwisata, seperti perhotelan, bisa ikut mengajukan. Pendaftaran program dibuka 4 Juni-4 Juli 2021.
Selain menggenjot kunjungan wisatawan nusantara, Kemenparekraf/Baparekraf menyebut pembahasan pembukaan kembali koridor bagi wisatawan mancanegara atau travel corridor arrangement untuk pelaksanaan travel bubble tetap berlanjut.
”Sesuai jadwal, yaitu Juli 2021 (pelaksanaan travel bubble). Detail regulasi ada di Kementerian Luar Negeri dan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia. Kami siap dengan regulasi menutup destinasi beserta jasa usaha pariwisata ketika ada lonjakan kasus Covid-19,” tutur Sandiaga.
RedDoorz
Secara terpisah, pada hari yang sama, RedDoorz selaku platform digital multimerek akomodasi dan perhotelan meresmikan Hotel Sunerra yang berlokasi di kawasan Jababeka, Cikarang, Bekasi, Jawa Barat. Hotel ini menyediakan area bermain anak, kolam renang, restoran berkelas, hingga co-working space.
Para tamu juga bisa mengadakan acara untuk kapasitas maksimal 450 orang di ruang ballroom dan mengadakan rapat di ruang meeting room yang tersedia, serta tetap bekerja di co-working space.
Hotel Sunerra menawarkan lima tipe kamar. Harga kamar yang ditawarkan mulai dari Rp 350.000 per malam. Pemilihan lokasi di Cikarang dinilai sangat strategis karena pasar properti di kawasan itu masih tumbuh positif. Di sekitar hotel sudah terdapat fasilitas gaya hidup yang lengkap, seperti restoran.
Baca juga : Bayang-bayang Industri Pariwisata yang Makin Tak Menentu
Kebanyakan survei menunjukkan warga Indonesia tetap ingin bepergian selama pandemi Covid-19, tetapi mereka tidak ingin ke lokasi yang jauh.
Vice President of Operations RedDoorz Adil Mubarak mengklaim, selama masa pandemi Covid-19, tingkat okupansi kamar RedDoorz berkisar 40-50 persen. Tingkat okupansi seperti ini jauh di atas rata-rata pasar.
”Sebagai perusahaan teknologi digital di bidang jasa dan perhotelan, kami mengandalkan teknologi untuk semua layanan RedDoorz, bahkan sejak pemesanan kamar. Dengan mahadata yang dikelola, kami bisa lebih cepat memberikan layanan akomodasi sesuai kebutuhan dan kebiasaan konsumen,” ujarnya.
Di Hotel Sunerra pun peran teknologi digital diandalkan. Pemesanan sampai konsumen mendapatkan kunci kamar diproses secara daring.
Aidil mengatakan, kebanyakan survei menunjukkan warga Indonesia tetap ingin bepergian selama pandemi Covid-19, tetapi mereka tidak ingin ke lokasi yang jauh. Apalagi, mereka harus mengeluarkan biaya untuk naik pesawat. Mereka cenderung menyukai perjalanan darat. Mereka memahami situasi pandemi.
Berangkat dari fenomena itu, ditambah kepiawaian RedDoorz di bidang teknologi digital, Aidil optimistis Hotel Sunerra akan diminati pasar. Dia menyebut, akhir tahun 2021, Hotel Sunerra bisa berekspansi di Yogyakarta dan Bali.
”Akhir pekan kini menjadi waktu yang ditunggu oleh warga (wisatawan nusantara) untuk bepergian ke hotel. Dengan kata lain, mereka melakukan staycation di hotel. Fasilitas Hotel Sunerra sudah mendukung gaya hidup baru seperti itu,” tuturnya.
Baca juga : Wisatawan Domestik Jadi Penopang Industri Pariwisata