Presiden berpesan agar pembangunan kereta cepat Jakarta-Bandung dilanjutkan sampai Surabaya. Perusahaan yang membuat dan mengoperasikan kereta cepat Jakarta-Bandung, PT Kereta Cepat Indonesia China, tengah mengkaji ini.
Oleh
BENEDIKTUS KRISNA YOGATAMA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Perusahaan yang membangun dan mengoperasikan kereta cepat Jakarta-Bandung, PT Kereta Cepat Indonesia China, tengah mengkaji kemungkinan pembangunan kereta cepat Jakarta-Surabaya. Mereka menjadikan pengalaman membuat kereta cepat Jakarta-Bandung sebagai pembelajaran.
Sekretaris Perusahaan PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) Mirza Soraya menjelaskan, Presiden Joko Widodo dalam kunjungan kerja di lokasi pembangunan kereta cepat Jakarta-Bandung (KCJB), Selasa (18/5/2021), memberi arahan untuk meneruskan pembangunan kereta cepat sampai Surabaya.
”Beliau berpesan agar ini dilanjutkan sampai Surabaya. Harapannya saat pembangunan KCJB selesai, ada transfer pengetahuan sehingga kita sudah ada pengalaman dan bisa membangun sampai Surabaya,” ujar Mirza, Kamis (3/6/2021).
Mirza menjelaskan, ketika sudah diputuskan pemerintah dan pemegang saham, pihaknya akan membuat studi jalur pembangunan kereta cepat hingga Surabaya tersebut. Menurut dia, pembangunan bisa saja pararel dengan penyelesaian KCJB. Ini semua tergantung dari pemerintah dan pemegang saham. ”Sementara ini kami fokus menyelesaikan KCJB,” katanya.
Pembangunan kereta cepat Jakarta-Surabaya juga perlu kajian mendalam terlebih dahulu mengenai sejauh mana masyarakat membutuhkannya.
Dihubungi secara terpisah, Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Haryadi Sukamdani mengatakan, pembangunan kereta cepat memang idealnya untuk jarak jauh. Sebab, kereta cepat untuk jarak pendek tidak efisien dari segi anggaran dan pembangunan.
Haryadi menambahkan, pembangunan kereta cepat Jakarta-Surabaya juga perlu kajian mendalam terlebih dahulu mengenai sejauh mana masyarakat membutuhkannya. Sebab, saat ini sudah ada berbagai alternatif moda transportasi dari Jakarta menuju Surabaya, seperti pesawat, mobil via jalan tol, hingga kereta api konvensional.
”Jangan sampai muatan yang diharapkan malah tidak tercapai karena kebutuhan penumpangnya tidak sesuai (target),” ucap Haryadi.
Haryadi berpendapat bahwa momentum membangun jalur kereta cepat Jakarta-Surabaya kurang tepat untuk saat ini. Pemerintah sebaiknya lebih dulu berfokus menangani pandemi Covid-19 dan pemulihan ekonomi.
Sampai akhir Mei 2021, pembangunan KCJB sudah mencapai 74 persen. Mirza menjelaskan, tahun ini pihaknya menargetkan penyelesaian konstruksi dan merampungkan pembangunan 13 terowongan. Selain itu, pihaknya juga segera memulai pemasangan peralatan sistem perkeretaapian.
Dengan berbagai proses pembangunan tersebut, KCJB diharapkan bisa beroperasi pada Desember 2022. Adapun uji coba akan dimulai pada November 2022.
Pengoperasian ini sejatinya terlambat dari jadwal semula, yakni pada 2019. Adapun peletakan batu pertama dilakukan pada Januari 2016. Keterlambatan tersebut dikarenakan masalah pembebasan lahan yang tak mudah. Selain itu, pandemi juga menghambat kecepatan pembangunan.
”Saat membuat jalur, kami memakai sudut pandang luas. Ternyata, setelah pembangunan di lapangan, ada fasilitas umum dan fasilitas sosial yang harus dibebaskan. (Itu membuat) kami merelokasi dan membangun ulang,” kata Mirza.
Dengan kecepatan itu, jarak Jakarta-Bandung sejauh 142,3 kilometer dapat ditempuh dengan durasi 36-45 menit.
Apabila sudah beroperasi, kereta cepat Jakarta-Bandung dengan jenis CR400AF ini memiliki kecepatan maksimal 350 kilometer per jam. Dengan kecepatan itu, jarak Jakarta-Bandung sejauh 142,3 kilometer dapat ditempuh dengan durasi 36-45 menit.
Satu rangkaian terdiri atas delapan kereta dengan total kapasitas angkut seluruhnya sebanyak 601 orang. Adapun jumlah keberangkatan dan selisih kedatangan per rangkaian kereta masih dikaji lebih lanjut. Megaproyek ini diperkirakan membutuhkan dana sebesar Rp 70 triliun.