Pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah yang sudah berjualan di platform digital, seperti lokapasar, mempunyai kesempatan luas melayani permintaan pasar dari luar negeri.
Oleh
Mediana
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Hingga Mei 2021, tercatat ada 5,3 juta usaha mikro, kecil, dan menengah atau UMKM yang menjual produk mereka secara daring. Dari jumlah itu diharapkan ada yang bisa melayani permintaan dari pasar luar negeri.
Ketua Umum Asosiasi E-Commerce Indonesia (idEA) Bima Laga di sela-sela webinar ”Memacu Ekspor Melalui Marketplace”, Rabu (2/6/2021), di Jakarta, mengatakan, 5,3 juta UMKM yang menggunakan fasilitas internet untuk berjualan produk atau on-boarding digital berasal dari data binaan program Bangga Buatan Indonesia (BBI). Melalui program BBI, pemerintah dan asosiasi memantau berkelanjutan bisnis mereka.
”Kami manfaatkan program BBI untuk kurasi produk dan memberikan pelatihan berkelanjutan kepada mereka. Sebab, pascasukses on-boarding digital, perjalanan UMKM masih panjang. Jika mereka on-boarding digital di lokapasar, misalnya, mereka berarti harus berani memanfaatkan fitur-fitur yang ditawarkan pengelola platform,” ujar Bima.
Piawai memanfaatkan fitur platform digital disertai konsistensi mutu dan kuantitas barang menjadi kunci utama UMKM bisa melebarkan bisnis ke pasar luar negeri. Bima menyebutkan sudah ada beberapa lokapasar yang memfasilitasi UMKM untuk melayani pembelian dari luar negeri. Misalnya, Shopee yang beberapa tahun terakhir memiliki layanan mewadahi UMKM agar bisa ekspor.
Piawai memanfaatkan fitur platform digital disertai konsistensi mutu dan kuantitas barang menjadi kunci utama UMKM bisa melebarkan bisnis ke pasar luar negeri.
Keputusan platform lokapasar mewadahi UMKM untuk ekspor diserahkan ke masing-masing strategi bisnis perusahaan. Hanya saja, idEA mendorong agar, sebelum keputusan itu diambil, pengelola platform lokapasar sudah memiliki mitra di negara tujuan.
Asosiasi seperti idEA juga membantu bernegosiasi dengan asosiasi sejenis atau semacam Kamar Dagang dan Industri (Kadin) negara lain. Pemerintah Indonesia bisa membantu mencarikan pasar bagi UMKM, misalnya melalui perjanjian bilateral ataupun multilateral.
Pemerintah bisa berperan mengonsolidasikan hulu-hilir rantai produksi barang. Sebab, selama ini industri material dan pengolahan barang sering kali terpisah. Kebutuhan perangkat untuk mendukung produksi pun kerap kali susah diperoleh di dalam negeri.
Sebelumnya, Kementerian Koperasi dan UKM mendorong lahirnya 500.000 eksportir baru. Eksportir baru yang dimaksud bisa berlatar belakang pelaku dari UMKM.
”Dengan target pemerintah seperti itu, kami optimistis 10 persen dari target bisa berasal dari UMKM yang sudah berjualan di lokapasar. Program pelatihan dan pembinaan BBI bisa dioptimalkan agar tujuan itu tercapai,” kata Bima.
Pemerintah Indonesia bisa membantu mencarikan pasar bagi UMKM, misalnya melalui perjanjian bilateral ataupun multilateral.
Head of Public Policy and Government Relations Shopee Indonesia Radityo Triatmojo, yang hadir saat bersamaan, menyebutkan, terdapat 200.000-an UMKM menjadi mitra Shopee dan di antaranya sudah melayani permintaan ekspor. Semua produk yang dijual berasal dari industri dalam negeri.
”Kami melarang mitra UMKM yang mau ekspor melalui platform Shopee, tetapi produk yang dijual buatan luar negeri,” kata Radityo.
Per Februari 2021, Radityo menyebut ada 1,5 juta produk UMKM lokal diekspor lewat platform Shopee. Kategori produk yang paling diminati setiap negara tujuan ekspor berbeda-beda. Sebagai gambaran, produk pakaian Muslim pria dan wanita buatan UMKM Indonesia banyak diburu konsumen dari Malaysia, Singapura, dan Thailand. Produk aksesoris telepon seluler buatan UMKM Indonesia laris di pasar Vietnam.
Aksesoris otomotif berupa knalpot balap (racing) buatan UMKM di Purbalingga, Jawa Tengah, laku keras di pasar Vietnam dan Thailand. Adapun produk interior berukuran kecil, seperti meja, banyak dicari konsumen Filipina dan Vietnam.
Dari sisi harga, Radityo melanjutkan, rata-rata nilai barang yang berhasil dijual UMKM Indonesia untuk ekspor baru 20-30 dollar AS. Kalaupun ada nilai barang di atas 100 dollar AS, pelaku UMKM biasanya dikenai ketentuan regulasi ekspor tambahan.
Produk pakaian Muslim pria dan wanita buatan UMKM Indonesia banyak diburu konsumen dari Malaysia, Singapura, dan Thailand. Produk aksesoris telepon seluler buatan UMKM Indonesia laris di pasar Vietnam.
”Sejauh ini, mitra UMKM yang mau ekspor, kami sediakan fasilitas gudang sampai pengurusan dokumen. Tantangan kami adalah barang UMKM retur ataupun harus karantina,” katanya. Shopee berusaha menyosialisasikan kepada mitra UMKM mengenai kebijakan ekspor sampai jenis serta persyaratan barang yang dilarang masuk ke negara tertentu.
Kepala Sekolah Ekspor Handito Joewono berpendapat, keberadaan lokapasar dan platform e-dagang lainnya bisa menguatkan kembali industri ritel Indonesia. Sebab, belakangan ini terjadi fenomena sejumlah gerai ritel fisik tutup. Sementara saat bersamaan, transaksi ritel barang secara daring terus meningkat.
Sebelumnya, dalam siaran pers, Senin (31/5/2021), Direktur Perundingan ASEAN Kementerian Perdagangan (Kemendag) Antonius Yudi Triantoro menyampaikan, berdasarkan hasil riset Google, Temasek, Bain & Company, pada 2020, nilai transaksi e-dagang Indonesia tertinggi di Asia Tenggara, yakni mencapai 32 miliar dollar AS.
Kemendag juga turut mendorong UMKM Indonesia memperluas pasar ke luar negeri, seperti kawasan ASEAN yang berpenduduk lebih dari 650 juta jiwa atau 8,5 persen dari total penduduk dunia. UMKM Indonesia bisa berpartisipasi dalam ”ASEAN Online Sale Day” yang merupakan kegiatan rutin bertepatan dengan peringatan hari lahir ASEAN.