Pendapatan Premi Bruto Allianz Life Indonesia Tumbuh di Tengah Pandemi
Di saat perusahaan lain dari berbagai sektor terkontraksi akibat pandemi, Allianz Life Indonesia mencatat pertumbuhan pendapatan premi pada 2020 sebesar 27,8 persen. Inovasi digital dan produk menjadi salah satu kunci.
Oleh
Benediktus Krisna Yogatama
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pendapatan premi bruto Allianz Life Indonesia sepanjang 2020 mencapai Rp 16,9 triliun atau tumbuh 27,8 persen dibandingkan dengan 2019. Meningkatnya kesadaran berasuransi kala pandemi Covid-19, ditambah inovasi digital dan produk, menjadi kunci keberhasilan perusahaan mencatat kinerja yang positif.
Capaian itu terasa anomali dibandingkan dengan pendapatan premi industri asuransi jiwa pada 2020, yang menurut data Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) turun 2,19 persen dibandingkan dengan 2019.
Country Manager & President Director Allianz Life Indonesia Joos Louwerier menuturkan, kinerja yang positif itu merupakan hasil dari inovasi digital yang telah lama mereka siapkan. Sebanyak 96 persen menggunakan pengumpulan atau submisi kontrak menerapkan metode elektronik (e-submission), 51 persen dari penyampaian polis juga menggunakan elektronik (e-policy), dan 84 persen dari pencairan klaim dengan sistem digital.
Kinerja yang positif itu merupakan hasil dari inovasi digital yang telah lama disiapkan. (Joos Louwerier)
”Antisipasi peralihan digital ini sudah kami siapkan sejak lama. Saat pandemi melanda dan segalanya seperti digital, kami telah siap sehingga bisa bergerak cepat dan lincah,” ujar Joos dalam telekonferensi pers tentang kinerja keuangan Allianz Life Indonesia 2020 dan triwulan I-2021, Rabu (2/6/2021).
Kinerja yang positif itu salah satunya didorong oleh meningkatnya kesadaran masyarakat untuk berasuransi di kala pandemi. ”Kondisi pandemi ini membuat kesadaran dan kebutuhan masyarakat akan proteksi ini,” ujar Joos.
Menurut laporan ”Industry Megashift 2021 after Pandemics”, yang dikutip Joos, kesadaran akan pentingnya asuransi meningkat menjadi 78,7 persen dan kesadaran untuk mengalokasikan dana darurat yang lebih besar meningkat menjadi 74,1 persen.
Chief Marketing Officer Allianz Life Indonesia Karin Zulkarnaen mengemukakan, tidak hanya inovasi digital, sepanjang 2020 pihaknya juga melakukan inovasi produk dan pelayanan. Allianz mengeluarkan produk unit link yang dipasarkan bersama bank mitra yang bekerja sama. Selain itu, produk yang dipasarkan disesuaikan dengan kebutuhan nasabah.
Karin menambahkan, pihaknya juga bekerja sama dengan Halodoc, sebuah aplikasi digital layanan kesehatan, dalam berinovasi memberikan pelayanan. ”Nasabah kami bisa langsung berkonsultasi dengan dokter dari Halodoc. Layanan ini sangat diminati konsumen kami,” ucap Karin.
Tenaga pemasaran dari generasi milenial, lanjut Karin, juga memudahkan pemasaran di era digital saat ini. Metode ini berhasil membuat nasabah generasi milenial Allianz bertambah. ”Beberapa tahun lalu rata-rata nasabah kami itu berusia 30 tahun ke atas. Sekarang sudah bergeser di usia 20-an,” kata Karin.
Pendapatan premi yang meningkat juga diikuti oleh peningkatan pencairan klaim. Pada 2020 pencairan klaim sebesar Rp 11,2 triliun atau meningkat 43,11 persen dari 2019.
Tenaga pemasaran dari generasi milenial juga memudahkan pemasaran di era digital saat ini.
Chief Financial Officer Allianz Life Indonesia Cui Cui mengatakan, dari total klaim tersebut, sekitar 5 persen klaim berkaitan dengan Covid-19. Adapun total klaim 2020 itu berasal dari 192.000 klaim. Hingga 2020 Allianz Life Indonesia memiliki 657.000 nasabah atau kontrak dengan total jumlah yang tertanggung sebanyak 8,3 juta orang.
”Risiko berdasarkan modal atau risk based capital (RBC) Allianz Life Indonesia berada pada level 472 persen. Capaian ini nyaris empat kali lipat di atas ambang batas minimal RBC yang sebesar 120 persen,” ujar Cui.
Triwulan pertama
Kinerja yang positif itu berlanjut hingga tahun ini. Pada triwulan pertama, perusahaan asuransi jiwa asal Jerman tersebut mencatat pendapatan premi bruto sebesar Rp 6,41 triliun. Di periode yang sama pencairan klaim sebesar Rp 4,6 triliun.
Secara terpisah, Deputi Komisioner Manajemen Strategis dan Logistik Otoritas Jasa Keuangan Anto Prabowo mengatakan, sampai dengan April 2021, industri asuransi jiwa mencatat pendapatan premi sebesar Rp 14,2 triliun. Adapun RBC industri asuransi jiwa dan asuransi umum masing-masing tercatat sebesar 639 persen dan 344 persen, jauh di atas ambang batas ketentuan sebesar 120 persen.