Kemenhub Dorong Peningkatan Sumber Daya Kemaritiman
Kementerian Perhubungan membuka program studi strata-2 (pascasarjana) terapan di Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran Jakarta. Proyek percontohan pertama program studi ini memulai kegiatan perkuliahan pada Agustus 2021.
JAKARTA, KOMPAS — Untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia di bidang kemaritiman, Kementerian Perhubungan membuka program studi strata-2 (pascasarjana) terapan di Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran, Jakarta. Proyek percontohan pertama program studi ini mulai dibuka pendaftarannya sejak awal Mei hingga Juli 2021 dan perkuliahan dimulai pada Agustus 2021.
Pembukaan program studi (prodi) magister terapan di bidang pelayaran ini akan dijadikan proyek percontohan bagi sekolah tinggi di sektor lainnya, yakni darat, udara, dan perkeretaapian, yang berada di bawah pengelolaan Badan Sumber Daya Manusia Perhubungan (BPSDMP) Kemenhub.
Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 001/D/O/2021 tentang Izin Pembukaan Program Studi Magister Terapan di STIP Jakarta, ada dua prodi yang dibuka, yaitu prodi Pemasaran, Inovasi dan Teknologi Program Magister Terapan (M.Tr.M) dan Teknik Keselamatan dan Resiko Program Magister Terapan (M.Tr.T). Kedua prodi tersebut ditempuh selama empat semester dengan masing-masing total sebanyak 48 dan 49 satuan kredit semester.
Ketua STIP Jakarta Amiruddin, di Jakarta, Rabu (2/6/2021), menjelaskan, keunikan atau keunggulan prodi teknik keselamatan dan risiko ini di antaranya pengembangan dan pengamalan penerapan ilmu pengetahuan ataupun teknologi melalui penalaran dan penelitian ilmiah. Keunggulan lainnya adalah berkenaan dengan penerapan keilmuan bidang teknik atau rekayasa keselamatan dan risiko terhadap kasus-kasus yang berkembang, serta bidang kajian keahlian yang spesifik dalam penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Pertimbangan usulan pembukaan prodi baru ini adalah menyiapkan kompetensi sumber daya manusia, khususnya di bidang vokasi, yang sangat dibutuhkan dunia kerja sesuai standar Organisasi Maritim Internasional.
Baca Juga: Izin Tidak Keluar, Industri Galangan Kapal Resah
Sementara keunikan atau keunggulan prodi pemasaran, inovasi, dan teknologi terdiri dari riset kelayakan pasar maritim, manajemen biaya dan perencanaan pemasaran maritim, strategi bisnis maritim, pemasaran produk dan inovasi, serta pemasaran digital.
Amiruddin menambahkan, pertimbangan usulan pembukaan prodi baru ini adalah menyiapkan kompetensi sumber daya manusia, khususnya di bidang vokasi, yang sangat dibutuhkan dunia kerja sesuai standar Organisasi Maritim Internasional (IMO). Dengan penambahan prodi baru, termasuk peningkatan jenjang pendidikan S-2, hal ini merupakan salah satu syarat supaya pendidikan tinggi di lingkungan Kemenhub dapat terdaftar sebagai anggota International Association of Maritime Universities. Pertimbangan lainnya adalah kesiapan dokumen, dosen dan fasilitas utama, serta penunjang untuk mendukung penyelenggaraan program studi baru ini.
Sehari sebelumnya, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi yang secara resmi membuka program pendidikan S-2 terapan STIP Jakarta mengatakan, ”Program magister terapan di bidang pelayaran ini adalah yang pertama di Indonesia. Keberadaan prodi ini diharapkan semakin meningkatkan kualitas SDM maritim Indonesia.”
Widyaswara Ahli Utama Kemenhub Sugihardjo mengharapkan, pembukaan prodi magister terapan di sektor pelayaran ini dapat memenuhi kebutuhan pasar kerja di sektor pelayaran, baik domestik maupun internasional.
”Visi dari dibukanya program ini adalah menjadikan program studi magister terapan bertaraf internasional yang menghasilkan sumber daya manusia perhubungan profesional,” kata Sugihardjo.
Pembukaan prodi magister terapan di sektor pelayaran ini dapat memenuhi kebutuhan pasar kerja di sektor pelayaran, baik domestik maupun internasional.
Baca Juga: Strategi Kemaritiman Tidak Terfokus Satu Sektor
Sugihardjo menambahkan, dibukanya dua prodi magister terapan di STIP Jakarta akan memberikan kesempatan kepada dosen dan pegawai di sektor transportasi laut untuk melanjutkan jenjang pendidikan S-2 yang linier dengan latar belakang pendidikan dan tugas kedinasannya.
Sosialisasi keselamatan
Terkait program pendidikan tersebut, Kemenhub memberikan pendidikan dan pelatihan keterampilan keselamatan pelayaran dan penerbitan sertifikasi kapal (pas kecil) secara gratis kepada ratusan masyarakat pemilik kapal tradisional di Kepulauan Seribu, Selasa (1/6/2021). Program ini merupakan hasil kerja sama antara Direktorat Perkapalan dan Kepelautan Ditjen Perhubungan Laut dan STIP Jakarta.
”Bertepatan dengan Hari Lahir Pancasila, salah satu bentuk pengamalan Pancasila yang ingin dilakukan Kemenhub adalah memberikan pelatihan, sertifikasi kapal, buku pelaut, jaket pelampung, dan masker secara gratis kepada masyarakat,” kata Budi Karya dalam kegiatan Sosialisasi Keselamatan Pelayaran di Kepulauan Seribu.
Kegiatan diklat dan sertifikasi kapal dilakukan agar masyarakat di Kepulauan Seribu yang sehari-harinya beraktivitas di laut memahami tentang keselamatan pelayaran dan memiliki keterampilan serta kecakapan saat melaut.
”Kalau dulu, untuk dapat sertifikat kapal, mahal dan sulit. Sekarang ini sudah mudah. Apabila masyarakat ada yang menemukan atau merasakan dipersulit oleh petugas, bisa laporkan ke saya,” kata Budi.
Budi mengungkapkan, walaupun pemilik kapal tradisional ini telah memiliki keahlian alami dalam melaut, tetap saja harus dibekali dengan diklat khusus tentang keselamatan pelayaran untuk mengurangi risiko kecelakaan di laut.
Sebanyak 495 pemilik kapal tradisional di Kepulauan Seribu akan mengikuti Program Pendidikan dan Pelatihan Basic Safety Training (BST) Kapal Ikan dan Kapal Layar Motor (BST KLM) atau latihan dasar keselamatan untuk kapal layar motor, serta diklat keterampilan pelaut 30 mil/60 mil khusus untuk nelayan atau (SKK 30 mil/60 mil).
”Mereka yang telah mengikuti diklat ini akan mendapatkan sertifikat yang dapat dimanfaatkan untuk bekerja di atas kapal,” ujar Budi.
Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran mengamanatkan pengawakan kapal merupakan salah satu faktor kelaiklautan kapal. Untuk menjamin keselamatan pelayaran sebagai penunjang kelancaran lalu lintas kapal di laut, diperlukan awak kapal yang memiliki keahlian, kemampuan, dan terampil. Oleh karenanya, setiap kapal yang akan berlayar harus diawaki dengan awak kapal yang cukup dan cakap untuk melakukan tugasnya di atas kapal.
Kemenhub melalui Ditjen Perhubungan Laut wajib untuk melakukan pengawasan dan pembinaan secara terus-menerus, baik dari segi perlindungan, kesejahteraan, pengetahuan, disiplin, maupun penempatannya/formasi susunan perwiranya di atas kapal agar terwujud keselamatan pelayaran. Sementara itu, penerbitan pas kecil secara gratis bagi kapal tradisional, khususnya di bawah 7 GT, dilakukan terhadap 238 kapal tradisional di Kepulauan Seribu.
Pas kecil merupakan dokumen penting yang dapat digunakan sebagai dokumen kepemilikan kapal di bawah 7 GT, surat tanda kebangsaan kapal, dokumen kelengkapan berlayar, keamanan melakukan pelayaran, jaminan kredit usaha, serta memberikan kemudahan pendataan jika terjadi bahaya di laut atau saat berlayar.
Setiap kapal yang akan berlayar harus diawaki dengan awak kapal yang cukup dan cakap untuk melakukan tugasnya di atas kapal.
Untuk mendapatkan pas kecil, para pemilik kapal harus memeriksakan kapalnya kepada tim Ditjen Perhubungan Laut (Kantor Pusat atau UPT) untuk dilakukan pengukuran. Pemeriksaan telah dilakukan oleh tim Ditjen Perhubungan Laut pada 29-30 Mei 2021 di sejumlah pulau di Kepulauan Seribu, yakni Pulau Pari, Untung Jawa, Lancang, Pramuka, Kelapa dan Tidung.
Selain memberikan diklat dan penerbitan sertifikasi kapal secara gratis, Menhub juga menyerahkan bantuan alat keselamatan pelayaran berupa jaket keselamatan dan masker keselamatan yang dibagikan secara gratis kepada masyarakat nelayan Kepulauan Seribu.
Turut hadir dalam kegiatan tersebut, Dirjen Perhubungan Laut Agus H Purnomo beserta para direktur di lingkungan Ditjen Perhubungan Laut, Kadisnav Kelas I Tanjung Priok, Kepala Kantor Kesyahbandaran Tanjung Priok, dan Kepala Otoritas Pelabuhan Tanjung Priok.
Baca Juga: KKP Tangkap Lima Kapal Vietnam Pencuri Cumi-cumi di Laut Natuna