Terowongan Penghubung Istiqlal dengan Katedral Ditargetkan Tuntas Agustus 2021
Penghubung bernama Terowongan Silaturahmi tengah dibangun dan diharapkan selesai Agustus 2021. Terowongan yang menghubungkan dua rumah ibadah, Katedral Jakarta dan Masjid Istiqlal, itu diharapkan jadi simbol kerukunan.
Oleh
BM Lukita Grahadyarini
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat menargetkan pembangunan Terowongan Silaturahmi yang menghubungkan Masjid Istiqlal dengan Katedral Jakarta tuntas pada Agustus 2021. Terowongan itu diharapkan menjadi ikon toleransi antarumat beragama.
Proses pembangunan terowongan penghubung dua rumah ibadah sekaligus bangunan cagar budaya itu kini sudah mencapai 61 persen. Pembangunan terowongan dimulai pada 15 Desember 2020 dengan anggaran Rp 37,3 miliar dan dikerjakan oleh kontraktor PT Waskita Karya (Persero) Tbk, manajemen konstruksi PT Virama Karya (Persero), dan perencana PT Yodya Karya (Persero).
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono mengemukakan, desain terowongan bawah tanah itu dipilih karena faktor keamanan dan keselamatan. Semula, ada alternatif lain yang disiapkan, yakni jembatan penyeberangan. Namun, konstruksinya terlalu curam. ”Kita pilih terowongan yang lebih aman,” kata Basuki, secara tertulis, Senin (31/5/2021).
Selain sebagai ikon toleransi antarumat beragama, terowongan itu diharapkan memudahkan akses jemaah antarbangunan rumah ibadah untuk memenuhi kebutuhan ruang parkir tanpa mengganggu arus lalu lintas saat ini.
Terowongan Silaturahmi dibangun dengan panjang 28,3 meter, ketinggian 3 meter, dan lebar 4,1 meter. Adapun luas area terowongan 136 meter persegi dengan total luas shelter dan terowongan 226 meter persegi. Jarak terdekat pintu masuk terowongan dengan Katedral, yakni 32 meter, guna memastikan keamanan struktur Katedral. Sementara itu, jarak terdekat terowongan dengan gerbang Masjid Istiqlal adalah 16 meter.
Direktur Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Diana Kusumastuti mengemukakan, persyaratan teknis keandalan bangunan yang meliputi aspek keselamatan, kesehatan, kenyamanan, dan kemudahan menjadi prioritas. Pengerjaan konstruksi mengutamakan aspek keselamatan agar tidak menimbulkan kerusakan terhadap bangunan yang ada saat ini. Hal ini karena pembangunan Terowongan Silaturahmi berdekatan dengan Masjid Istiqlal dan Katederal Jakarta yang merupakan bangunan cagar budaya kebanggaan Indonesia.
”Keselamatan konstruksi menjadi fokus utama yang harus diterapkan di lapangan. Harus ada pengawasan dan metode khusus dengan memerhatikan keamanan dan keselamatan, baik untuk pembangunan Terowongan Silaturahmi maupun bangunan Masjid Istiqlal dan Katederal,” kata Diana.
Pintu terowongan dibangun dengan eksterior menggunakan material transparan agar keelokan desain Masjid Istiqlal dan Katedral Jakarta yang merupakan bangunan cagar budaya tidak terhalang. Sementara interior menggunakan material marmer yang dilengkapi railing stainless sebagai simbol jabat tangan. Selain tangga, terowongan juga dilengkapi dengan lift difabel untuk menunjang fungsi sebagai bangunan publik.
Tol Cimanggis-Cibitung
Pembangunan Tol Cimanggis-Cibitung yang merupakan salah satu ruas pada jaringan Tol Lingkar Luar Jakarta (Jakarta Outer Ring Road/JORR) 2 ditargetkan selesai Juni 2022. Pembangunan Tol JORR 2 diharapkan memperlancar arus lalu lintas di Jabodetabek yang melintasi empat kabupaten/kota, yaitu Kota Depok, Kota Bekasi, Kabupaten Bogor, dan Kabupaten Bekasi.
Sekretaris Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Triono Junoasmono mengatakan, saat ini pembebasan lahan jalan Tol Cimanggis-Cibitung mencapai 86,52 persen, sedangkan pelaksanaan konstruksinya telah mencapai 78,80 persen. Pembebasan lahan tengah diselesaikan dalam waktu dekat sehingga pengerjaan ruas tol itu diharapkan tuntas pada Juni 2022.
”Jalan tol ini sangat bermanfaat, khususnya untuk mengurangi atau mempercepat waktu tempuh. Jika sebelumnya jalan nasional yang tertumpu di sana, nantinya akan terbagi antara jalan tol dan jalan nasional,” ujar Triono.
Menteri Basuki mengatakan, kehadiran tol yang terhubung dengan kawasan-kawasan produktif akan menekan biaya logistik dan meningkatkan daya saing investasi.
Jalan Tol Cimanggis-Cibitung yang dikerjakan PT Cimanggis Cibitung Tollways ini memiliki total panjang 26,2 kilometer, terbagi menjadi dua seksi, yaitu Seksi 1 ruas Junction Cimanggis-On/Off Ramp Jatikarya/Transyogi (3,17 km) yang telah beroperasi sejak 26 Oktober 2020 dan Seksi 2 Ruas On/Off Ramp Jatikarya-Junction Cibitung (23 km).
Pelaksanaan konstruksi Seksi 2 terdiri dari Segmen Jatikarya-Cikeas (3,38 km) yang ditargetkan rampung pada Desember 2021 dan Segmen Cikeas-Cibitung (19,63 km) pada Juni 2022.
Wakil Ketua Komisi V Ridwan Bae mengingatkan, pembangunan ruas tol harus memperhatikan mutu serta pemeliharaan yang tepat agar masyarakat dapat menikmati manfaatnya. ”Ketersediaan infrastruktur yang baik merupakan mesin utama pembangunan, memacu pertumbuhan ekonomi, distribusi logistik serta pemerataan hasil pembangunan demi kesejahteraan masyarakat,” ujarnya, dalam siaran pers.