Wika Raih Rp 105,1 Miliar Laba Bersih pada Triwulan I-2021
PT Wijaya Karya (Persero) Tbk berupaya menjaga kinerja tetap positif meski pendapatan dan laba bersih masih tertekan. Sepanjang triwulan I-2021, perseroan mencatat laba bersih Rp 105,1 miliar.
Oleh
Mukhamad Kurniawan
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — PT Wijaya Karya (Persero) Tbk atau Wika meraih Rp 105,1 miliar laba bersih pada triwulan I-2021. Perseroan berupaya menjaga kinerja tetap positif meski pendapatan dan laba bersih di triwulan pertama tahun ini lebih rendah dibandingkan tahun lalu.
Sesuai laporan keuangan perusahaan, pendapatan bersih Wika pada triwulan I-2021 tercatat Rp 3,92 triliun, turun 6,4 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang mencapai Rp 4,19 triliun. Sementara laba bersih turun 31 persen dibandingkan tahun lalu yang tercatat Rp 152,3 miliar.
Hingga April 2021, Perseroan telah memperoleh kontrak baru sebesar Rp 5,54 triliun. Kontrak baru itu menambah order book menjadi Rp 77,13 triliun.
Kontrak baru terbesar berasal dari sektor infrastruktur, di antaranya proyek pembangunan sistem penyediaan air minum (SPAM) Jatiluhur, pembangunan infrastruktur di kawasan Mandalika, serta rumah dinas TNI AD di 35 titik seluruh Indonesia.
Selain itu, kontrak baru turut disumbangkan oleh sektor industri, energi dan industrial plant, serta properti.
Direktur Utama PT Wijaya Karya (Persero) Tbk Agung Budi Waskito, dalam keterangan pers, Minggu (30/5/2021), menyampaikan bahwa capaian tersebut menjadi bekal perusahaan untuk menjaga produksi Wika ke depan. Manajemen telah merumuskan sejumlah strategi untuk menjaga keberlanjutan usaha Perseroan.
”Kami percaya bahwa kunci untuk menjaga perusahaan tetap berada pada posisi positif adalah dengan memastikan kondisi kesehatan setiap karyawannya agar tetap produktif. Perusahaan juga fokus pada kondisi likuiditas keuangan melalui monitoring cash flow secara berkala dan penerapan efisiensi di semua lini,” lanjut Agung Budi Waskito.
Agung berharap, dengan implementasi strategi tersebut, Wika akan mampu menjadi perusahaan konstruksi terdepan yang berkontribusi dalam pembangunan infrastruktur Tanah Air pada era normal baru.
Pandemi Covid-19 berdampak pada kinerja sejumlah badan usaha milik negara (BUMN) karya. Pandemi menghentikan kegiatan konstruksi dan pembangunan proyek dan membuat perseroan karya menderita kerugian signifikan. Mereka dibayangi beban utang yang tinggi. Sementara capaian pendapatan dan laba bersih selama 2020 anjlok akibat pandemi.
PT Waskita Karya (Persero) Tbk, misalnya, mencatat kerugian bersih Rp 7,38 triliun. Sebelumnya, pada 2019, perseroan masih mencatat laba bersih Rp 938,14 miliar (Kompas, 21 April 2021).
Adapun PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (Wika) mengalami penurunan penjualan 39 persen, dari Rp 27,2 triliun pada 2019 menjadi Rp 16,53 triliun pada 2020. Dengan pendapatan yang anjlok itu, laba bersih yang dibukukan perseroan pun menurun tajam 88 persen, dari Rp 2,63 triliun pada 2019 menjadi Rp 322 miliar pada 2020.